24- Misi berhasil

30 7 0
                                    

Mencintaimu adalah keputusan ku, biarkan aku yang menanggung semua akibatnya, termasuk rasa sakitnya.

.

.

○●○●○●○●○●

Masih dengan waktu yang sama.

Mereka berdua sampai dilokasi setelah diangkut Mahesa dan Salsa yang pergi membeli camilan, kalo Salsa ngomong sih lagi ngidam ice cream.

"Kak, ntar kasih gwa kode pake senter ya? " Pinta Vano dan diacungi jempol oleh Fara.

Mereka berdua masuk dengan pelan pelan, melirik kanan kiri, sepi! Berarti aman untuk malam ini.

"Roger! Masuk! " Vano menyalakan walkie talkie keramat nya.

"Apaan sih? " Suara Kaizo terdengar disana.

"Tumben sepi bang? Penjaga nya lu apain? " Tanya Vano bercanda.

"Gwa kagak tau, mending lu ngomong sama Fara aja." Kaizo menyerahkan walkie talkie nya pada Fara.

"Oyy!! WHAT'S UP?! " Teriakan Fara menggema digendang telinga Vano.

"Pembunuhan berencana lu kak! " Vano mengelus telinganya yang berdengung.

Diaz yang melihat teman sepekerjanya yang kayak Vano modelnya jadi sebel sendiri. Diaz merebut paksa walkie talkie dari tangan Vano untuk menghubungi Fara dari sana.

"Kak? Kita masuknya lewat pintu depan apa belakang? " Diaz bertanya.

Vano kembali menarik walkie talkie nya kasar, Diaz hanya bisa pasrah berbuat apapun akan terasa menyebalkan kalo disamping Vano.

"Bentar, menurut peta yang gwa dapet. Lu berdua kan lewat jalan pintas samping, paling deket perkiraan sih lewat depan. Bagian sana gak kekunci soalnya, gak tau kenapa. " Suruh Fara sambil memberikan arahan.

"Jendela nya sebelah kanan ya! " Peringat Fara.

"Oke thanks. " Singkat Vano sambil mengantongi walkie talkie nya.

"Maju. " Suruh Diaz mendorong Vano dengan kasar.

"Anjing! Babi lu Di! " Umpat Vano pada Diaz yang sudah melaju didepan sana.

Diaz hanya diam pura-pura budek, mulut Vano itu memang lemes, Diya saja sampai angkat tangan melihat kelakuan Vano.

Mereka berdua berjalan mengendap endap agar tidak menimbulkan bunyi apapun. Saat mereka sampai didepan jendela, tiba-tiba walkie talkie Vano mengeluarkan bunyi.

"Cok! Salah jendela lu! Kanan bego! Kanan!! " Suara Fara mengumpat.

"Oh? Salah ya? " Vano bergumam. "Heh, salah! " Panggil nya sambil memukul kepala Diaz dari belakang.

Diaz menoleh menatap Vano tajam, enak saja dia memukul kepalanya tak bersalah. Lagian salah sendiri ngasih informasi gak bener.

Mau tak mau Diaz mengubah jalannya untuk mencapai tujuannya, yaitu jendela kamar Dion. Nasib jendela gak dikunci, alasannya sih biar kalo pulang kemaleman gak digembok dari dalem.

Setelah jendela sukses dibuka, mereka segera mengendap masuk. Sebelumnya Vano juga sempat melambai pada cctv yang mati didepan sana, kalau Fara dan Kaizo yang melihatnya pasti akan menganggap hal itu lumrah dikalangan sana, tapi apa kata orang-orang Kastara?

"Gila lu, pake dadah-dadah segala. " Untuk pertama kalinya Vano mendengar Diaz mengumpat.

Syok! Jelas itulah kondisi Vano sekarang. "Lu ngomong kasar Di? Akhirnya lu login. " Bangganya sambil menepuk nepuk pundak Diaz.

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang