Jangankan memiliki mu, berbicara denganmu saja sudah membuatku merasa dihargai.
.
.
○●○●○●○●○●
Taman sekolah, 10.23
Salsa, Cia dan lainnya sedang mengerjakan tugas diluar ruangan. Enaknya mereka, jamkos walaupun tetep dikasih tugas.
Cia duduk santai disamping Salsa sambil bersandar dibahunya. Salsa hanya bisa melirik Cia sinis, dasar beban dihidupnya.
"Senangnya dalam hati, kalau berbabu 4, serasa dunia- " Lagu Cia terpaksa berhenti karena tangan Salsa menutup mulutnya.
"Bisa diem gak lu? Tuh congor kayak gak pernah ngungsi. " Kesal Salsa sambil ngedumel.
Cia yang emang hiperaktiv langsung aja noh orang gigit tangan Salsa, gak peduli bekas apa.
"Aww! " Desis Salsa langsung melepas tangannya. "Bau trasi cok. " Cia mengusap hidungnya, baunya masih teringat jelas.
"Enak aje lu, tangan gwa tuh bau menyan bukan trasi. " Nah kan, semakin menjadi.
"Sa, gwa boleh pinjem tangan lu gak? " Dobby menatap Salsa.
"Anjirrr tangan bau menyan begitu mau lu pinjem Do? " Cia menatap Salsa jijik.
Salsa langsung memukul kepala Cia dengan sepenuh hatinya, mungkin Cia akan kapok setelah nya.
Puas menabok Cia, Salsa kembali masuk topik pembicaraan tadi. "Buat apaan anjir? " Salsa memegangi tangan nya sendiri.
"Gapapa, biar cinta gwa gak bertepuk sebelah tangan. " Gombal Dobby membuat Cia tertawa keras.
Salsa hanya melotot menatap Dobby yang cengengesan, Lily mendengar itu hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakuan mereka berdua.
Lantas Salsa menjawab. "Do! Lu mau gwa telen? " Salsa bertanya sambil tersenyum iblis.
"Gak lagi deh gwa punya temen hobi nelen orang. " Cia menggeleng sambil bergidik ngeri.
Dobby yang dibicarakan hanya bisa terkikik geli, emang seneng kali dia bah kalo disuruh godain Salsa.
"Salsa, diem deh lu pusing gwa sumpah. " Frustasi Lily, mengapa ada manusia seperti mereka didunia ini?
"Kenapa lu? Iri? Iya? " Ejek Salsa hingga membuat Lily ingin memukulnya.
"Ini nih namanya kerja kelompok, gwa yang kerja lu nya kelompok. " Lily bergumam, emang dasarnya gak mau ngotak ya gini.
"Tenang aja, gwa bantu. " Yujin merangkul bahu Lily. Lily menoleh tak percaya, apakah ini mimpi buruk? "Sumpah lu mau bantuin gwa? " Pancaran mata Lily berbinar.
"Iyaa, bantu doa tapi. " Yujin cengengesan, dasarnya emang jahil banget.
"Anjing emang. " Cia bertepuk tangan kagum sekaligus bangga.
"Punya temen kok gini amat ya. " Bisik Dobby pada Salsa yang duduk disampingnya.
"Idih? Temen lu kalik bukan gwa ya. " Jawab Salsa mendelik tak terima.
"Nyebelin banget lu. " Dobby mengacak-acak rambut Salsa, mungkin hobinya Dobby bisa diganti mulai sekarang.
Kesabaran Salsa mungkin sudah habis sekarang. "Dobby! Plisss lah! Lu mau gwa bunuh? " Geram Salsa.
"Boleh, bunuh pake cintamu tapi. " Lagi lagi Dobby menggodanya.
"Sumpah lu nyebelin. " Salsa memukul pundak Dobby.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...