Aku mencintaimu, hari ini, sampai 365 hari kedepannya. Jika lebih dari itu, berarti aku beruntung.
.
.
●○●○●○●○●○
Ruang Tamu, 17.09
Mahesa, anak setan yang hobi nyari keributan. Sedang mengendap endap menatap Fara dari pojokan rumah. Dilihatnya Fara melamun, momen pas buat Mahesa beraksi.
Mahesa datang dari belakang Fara sambil berlari, dirinya sebenarnya gabut makannya gangguin Fara is number one.
Datang tak diundang, pulangnya bawa makanan adalah prinsip Mahesa. Kapanpun dan dimanapun, termasuk dipengajian.
Mahesa mengejutkan Fara dengan kedatangannya yang tiba-tiba. "Kak, udah 2 hari bang Kaizo gak mampir kesini. " Mahesa merangkul Fara yang lebih pendek dari nya.
"Lepas bego! Gak kuat gwa. " Fara menepis Mahesa.
Mahesa meluruhkan bahunya lemas. "Alah kak, jawab napa. Bang Kaizo kenapa kok gak mampir lagi, sok sibuk? Emang bang Kaizo ngapain lagi kak? " Mahesa bertanya.
Fara menggedikkan bahu tak tau. "Ada urusan palingan, gwa juga kurang tau. " Fara menyimpulkan.
"Sejak kejadian kita ngambil berkas itu? Gak mungkin masalah sepele kak, bang Kai itu selalu ngomong sama kita. " Benar, Fara hampir lupa.
"Apa jangan jangan kak Nara ngambek sama kita? " Tanya Mahesa setelah berpikir sejenak.
"Mana mungkin cok! " Tepis Fara tak setuju.
"Ya juga ya, maapken Hesa ya kak Hesa salah ngomongnya. " Mahesa kembali menarik ucapannya tadi.
Fara dibuat melongo melihat kelakuan Mahesa yang diluar prediksi bmkg.
"Nara? Terakhir kita liat Nara dua hari lalu kan? " Tanya Fara mengingat ingat.
Mahesa mengangguk membenarkan perkataan Fara. "Yup, emangnya kenapa kak? " Guratan aneh muncul diwajah Fara hingga membuat Mahesa bertanya.
"Sampe sekarang, Nara belum keliatan kan? Atau lu pernah liat disekolah? " Tanya Fara bertubi-tubi.
Mahesa kini menggeleng, benar kata Fara. Nara hampir tak terlihat dimanapun, dihubungi pun tak bisa.
"Mbak Nara ikutan hilang berarti kak? Anjim! Mbak gwa!! " Mahesa hampir menangis.
"Mulut lu mau gwa sumpel pake kaki kuda? HAH?! " Fara mengancam.
"Tapikan mbak Nara hilang kak!!! " Mahesa acuh dengan suaranya semakin keras, membuat Fara emosi sendiri.
"Shutt! Tuh mulut ditutup bentar napa! Gwa nyari Nara, lu tanyain Diya. Cepetan! " Suruh Fara sambil membekap mulut Mahesa yang ingin nyerocos lagi.
"Sekarang? " Sempat-sempatnya Mahesa bertanya.
Fara berdecak kesal, bodoh! Pake nanya segala nih anak. "Ckk, tahun depan! YA SEKARANG MAHESA!! " Teriak Fara menggelar memenuhi ruangan.
"Fara! " Suara Laila terdengar tak karuan dari arah mana.
"Weyy! Maafken! " Balas Fara ikut berteriak.
"Lu sih kak. " Mahesa menyenggol Fara lalu berlari pergi mencari Diya.
Fara meringis, lengan nya yang paripurna harus dinodai oleh Mahesa yang penuh dosa.
🌷🌷🌷🌷
Disisi lain, rumah sakit.
Kaizo, dia duduk disalah satu bangku disana sambil menggenggam tangan Nara yang terbaring diatas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...