34- Friendly

28 6 0
                                    

Kukira sifat aslimu hanya untukku, tapi aku hanya salah satunya. Kamu terlalu ramah untukku yang gampang cemburuan.

.

.

●○●○●○●○●

Sore, 15.37

Dirumah ini menjadi saksi bisu lemahnya Diya, nyatanya saat ini dia hanya mampu mengulum senyum tertekan saat melihat kelakuan anak setan nya.

Diya sedang memegangi kepalanya yang berdenyut, dia pusing karena melihat kelakuan 3 orang didepan nya itu.

Niat awalnya sih keliatan nya baik, tapi lama kelamaan kok malah begini. Mungkin Diya bisa mundur dari posisi ini, terlalu rumit. Emangnya orang tua mereka ngidam apa sih dulunya?

Tentu saja mereka bocil kematian, Salsa yang tersenyum dengan rambut urakan. Cia yang wajahnya penuh dengan stiker. Vano? Memang paling ajaib, entah dari mana dia mendapat spidol permanen sampai membuat tangannya penuh coretan.

"Vano, sana kekamar mandi minta kak Fara sabun cuci muka siapa tau bisa ilang. " Suruh Diya sambil bernafas pasrah.

Vano segera meluncur pergi sambil membawa bukunya, padahal udah SMA tapi kelakuan masih kayak anak TK.

"Kak! Kuncirin rambut Sasa dong. " Panggil nya sambil menatap Diya polos.

"Jangan dulu ya kakak pusing, minta kak Laila sana. " Diya menunjuk keberadaan Laila yang sedang membereskan dapur.

Merasa terpanggil Laila mendelik menatap Diya yang mengkambing hitamkan namanya.

"Apaan nama gwa dibawa-bawa?! " Laila tak terima.

Salsa dan Cia langsung berlari tunggang langgang meninggalkan Diya yang tersenyum merdeka. Alis Diya terangkat saat melihat sesuatu yang aneh dibuku Vano.

"Kakak cantik, bantuin Cia ngucir rambut dong. " Cia bergelayut manja sambil tersenyum menatap Laila dengan wajah penuh stiker.

"Amit amit gwa punya adek kayak lu pada. " Laila sebenarnya ogah ogahan, tapi mau bagaimana lagi.

Tangannya terulur untuk membentuk rambut Cia sedemikian rupa, entah baik atau buruk kita serahkan saja pada Laila.

"Lah? Terus Sasa gimana kak? " Salsa menunjuk dirinya sendiri.

"Haduh, Hesa! Hes! " Panggil Diya saat melihat Mahesa sedang berlalu disana, kesempatan emas ini namanya kan Diya bisa kabur sekarang.

"Apaan kak? " Mahesa mendekat.

"Nih bantuin Sasa, kakak ada urusan diluar. Tolong ya? " Pinta Diya tanpa meminta persetujuan Mahesa.

Mahesa menatap kepergian Diya dengan raut muka bingung. "Anjirrr? Lah gwa harus ngapain ini cok? " Dia bergumam lirih.

Lalu dia mengalihkan pandangan nya pada Salsa yang sedang mengedipkan matanya polos, mungkin ada hubungannya dengan bokem yang satu ini.

🌷🌷🌷🌷

Kamar Fara.

Dari balik pintu yang tak terkunci Diya berjalan mendekat, tangannya terulur untuk menyentuhnya tapi dia urungkan. Mungkin orangnya sibuk? Tapi Diya menepis semua itu. Bodo amat lah orangnya mau geger gimana.

Tokk

Tokk

Sopan sekali kau nak, setelah mengetuk pintu langsung masuk tanpa permisi.

"Far. " Dari balik pintu menampilkan Diya disana.

"Hmmm? " Fara berdehem tanpa menoleh, dia terlalu sibuk dengan laptop didepan nya.

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang