○●○●○●○●○●
Pagi, 07.17
12-MIPS-B
Terletak dipojok sedikit jauh dari keramaian bukanlah tempat yang bagus, tapi untungnya mereka selalu terhindar dari laporan guru guru disekeliling kelas mereka.
Seperti waktu ini, mereka berkeliaran diluar kelas walaupun bel masuk sudah berbunyi sejak 17 menit yang lalu.
Kelas yang semula nya gaduh kini kembali tenang setelah kedatangan wali kelas mereka, Bu Winata.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru, sepertinya sebagai murid juga tau kalau ada anak pindahan. " Bu Winata menyapa murid murid nya.
"Pagi bu. " Mendengar jawaban mereka, sang guru tersebut segera menyuruh Diya memperkenalkan diri.
"Hello everyone, kenalin aku Diyana Karina. Biasa dipanggil Diya, atau senyamannya juga gapapa. Semoga kita akrab, and mohon bantuannya semua. " Diya memperkenalkan diri dengan seramah ramahnya.
"Great, perkenalkan yang bagus. Ada yang minat bertanya? " Bu Winata bertanya.
Tak lama kemudian seseorang mengangkat tangannya bermaksud bertanya.
"Iya, Dion? Mau tanya apa? " Dion, anak berseragam tak rapi itu mengacungkan tangannya.
"Udah punya pacar belum? " Pertanyaan tak masuk naluri itu keluar dari mulut Dion.
Diya menatap Dion ngeri, lalu membalasnya dengan gelengan memang itu kenyataannya.
Bu Winata hanya menggeleng pelan melihat kelakuan anak didiknya itu, muak sekali melihat kelakuan nya yang diluar Nurul itu.
"Kalo pertanyaan yang lainnya kayak Dion mending jangan, takutnya Diya gak nyaman sama kita. Nak kamu duduknya disamping Safara ya? Kenal kan yang mana orangnya? " Bu Winata bertanya dan dibalas anggukan oleh Diya.
Setelah Diya duduk dibangkunya Bu Winata segera pamit untuk melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda tadi.
Salah satu anak disana menyapa Diya, "Halo Diya. Kenalin nama aku Cantika Devina Mahalini, panggil aja Cantika. " Cantika mengulurkan tangannya.
"Hai juga, panggil aja Diya. " Diya membalas jabatan Cantika.
"Oh iya, ini temen aku namanya Melvin. Orangnya emang agak english-english gitu, maklum aja keturunan keluarganya. " Cantika berbisik sambil memperkenalkan orang disampingnya.
"Btw ya, kalo boleh tau alasan kamu pindah itu gara-gara apa sih? " Cantika mode cerewet.
"Pekerjaan orang tua, dinas diluar negeri emang gitu. " Bohong Diya.
"Berarti sama dong kayak Melvin, papa Melvin juga gitu. Iya gak Vin? " Cantika menyenggol lengan Melvin.
Merasa terpanggil, Melvin menoleh dengan tatapan bertanya. "Kenapa? " Tanya nya.
"Gapapa, cuma bahas alasan Diya pindah. " Mendengar itu Melvin hanya mengangguk lalu menghadap kedepan lagi.
"Udah deh Can, mending lu ngadep depan ketimbang ngoceh disini. " Fara berucap ketus.
Cantika hanya menurut saja tanpa mau menanggapi, toh kelakuan Fara juga setiap hari begitu.
"Judes banget lu, gak sakit hati emangnya? " Diya mendekat untuk berbisik.
"Udah biasa itu mah, mending lu liat pojokan deh. Diperhatiin mulu noh sama Dion, kelihatannya sih kepincut sama lu. " Fara menunjuk arah Dion dengan dagunya.
Mendengar itu Diya mengalihkan pandangan melihat apa yang ditunjuk oleh Fara, dan benar saja. Dion menatap kearah mereka, lebih tepatnya pada Diya.
"Serius tuh orang bakal jadi lawan gwa? " Bisik Diya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...