03- Perkara Lagu

70 9 0
                                    

Tidak semua orang tau apa yang kita rasakan, jadi mari peluk diri sendiri dan berjuang demi diri sendiri.

.

.

○●○●○●○●○●

Mansion, 20.36

Ruang keluarga tempat semua orang berkumpul, hanya sebagian karena yang lainnya terlalu sibuk atau menunggu waktu lagi.

Bosan, perasaan itu bisa saja melanda semua orang siapapun didunia ini termasuk Mahesa sekalipun.

"Kak, gak bosen apa gimana gitu? " Tanya Mahesa sambil meletakkan kepalanya di atas meja.

"Pake nanya lu, jelas bosen lah. Tapi ketimbang ngomong sama lu, mending gwa mainan handphone. " Fara menjawab acuh dengan tatapan masih fokus pada ponselnya.

"This time i want you. " Datang Fia sambil bernyanyi dengan girang.

"Maybe we can talk. " Laily menyahuti dari atas tangga.

"Kasar banget ngomongnya. " Laila menggeleng heran sambil menatap adiknya dari bawah sana.

"Lagu kak, laguu! " Geram Laily tak terima karena sedari tadi dibilang kasar.

"Lagian milih lagu kayak gitu amat. " Laila berucap seolah-olah dirinya tak bersalah.

"Salah sendiri kena sindrom lagu toxic begitu. " Imbuh nya tak peduli dengan perasaan adiknya yang menggebu-gebu ingin membunuh kakaknya ini.

Segera datang dengan Fia, Laily menatap sang kakak dengan tatapan sengit mengibarkan bendera peperangan.

Tak ingin mendengarkan keributan lebihlanjut, Diya segera melerai. "Heehh, udah dong. Mendingan kita main game. " Usul Diya mendapat respon baik dari yang lain.

Mendengar kata game Cia segera menoleh bersemangat, duduk disana dan menonton tv hanya akan membuatnya bosan.

"Game apa kak? " Cia bertanya penasaran.

"Truth or Dare aja, gimana? " Tawar Fara.

"Okeh, setuju gwa. Sa! Ambilin botol, cepetan! " Suruh Cia karena Salsa masih didapur untuk mengambil makanan.

Beberapa saat kemudian, Salsa datang dengan snack dan botol yang Cia minta tadi.

"Buat apa emang? " Heran Salsa sambil duduk diantara Cia dan Fara.

Menatap Salsa suntuk, Cia terpikirkan sebuah candaan. "Main game, yang salah kepalanya dipukul pake botol. " Cia menjawab malas.

"Ngeri banget mainnya, gak jadi ikut deh gwa. " Salsa bergidik ngeri sambil memeluk tubuhnya sendiri takut dipukul.

"Baby, i'm dancing in the dark, with you between my arms. Anjass! Keren banget suara gwa. " Vano turun sambil membanggakan suaranya.

"Apaan, nyanyi kok udah kayak orang kasmaran aja. " Fia berkata julid.

"Iri banget lu, suka-suka Vano yang tampan ini dong. " Balas Vano tak kalah sebal.

"Idih si najis, narsis banget lu. Emangnya situ seganteng apa sih? " Laily ikut kesal dengan sikap Vano yang terlalu membanggakan dirinya.

"Anjir si Vano, kronis banget kenarsisan nya udah stadium akhir ini. " Bisik Salsa pada Cia, adik kesayangan Vano.

"Baru tau lu? Gwa aja selalu heran sama kelakuan nya Vano. " Cia ikut berbisik setuju.

"Gwa boleh jujur gak sih? Sebenarnya Diaz itu anaknya siapa sih? Kok beda banget dari kelakuan lu yang prik banget gitu. " Imbuh Cia mengundang tawa Salsa.

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang