09- Menutup Mata

59 9 0
                                    

Nangis itu hal wajar, nangis itu normal buat semua orang.
Istirahat kalo perlu, jangan dipaksain.

.

.

○●○●○●○●○●

Malam, 20.30

Kaizo berjalan pergi hendak mengambil kunci motornya. Namun kejadian itu dihalangi oleh Fara yang bertanya bingung.

"Mau kemana lu? " Tanya Fara penuh selidik.

"Keluar bentar nyari angin. " Jawab Kaizo seadanya.

"Udah malem, gak baik buat kesehatan. " Balas Fara.

"Gwa tau, tapi gwa punya urusan diluar sana. " Nekat Kaizo.

Seusai menggapai kuncinya Kaizo berjalan menuju pintu, tapi tiba-tiba terhenti karena ucapan Fara.

"Jangan selesain masalah dengan balapan Kai. " Kaizo segera menoleh.

"Gwa gak balapan. Tenang aja, gwa bakal baik-baik aja kok. " Jawab Kaizo sebelum benar-benar menghilang.

"Tapi tetep aja perasaan gwa gak enak. " Gumam Fara.

"Perasaan apa kak? " Muncul Diaz tiba-tiba.

Fara menjawabnya dengan kekehan sambil mengangkat bahunya pelan.

"Kakak gapapa kok, mungkin kecapean. " Fara tersenyum palsu.

Diaz membalasnya dengan senyuman ringan, jemari nya bergerak untuk menggapai jari Fara.

"Bang Kaizo bakalan baik-baik aja kok kak, santai aja kak. " Diaz seolah tau isi pikiran Fara.

"Makasih Di, sekarang kakak mau masak dulu. Kaizo belum makan malem biar nanti tinggal makan, apa mau dimasakin juga? " Tawar Fara mencoba menghilangkan keresahannya.

"Boleh kak, mau dibantu sekalian? " Diaz mengajukan diri.

Mendengar itu Fara mengangguk setuju, lumayan ada yang mau membantu setidaknya Diaz tidak akan mengacau kan?

"Boleh dong kak Sasa ikut. " Salsa mencegat jalan Fara, dibelakangnya ada Cia teman sehidup semati nya.

"Gausah nanti repot, mending bujuk sih Mahesa orangnya masih ngambek tuh dari kemaren. " Fara menatap Cia.

Yang ditatap hanya cengengesan tak tau saja Mahesa sekarang dendam dengan dirinya.

"Lagian siapa suruh tidurnya kayak orang mati, kan cocok tuh jadi bahan kerjaan Cia. " Celetuk Cia mengundang tawa Salsa.

"Lu gabut banget sih. " Diaz mengomentari Cia.

"Habisnya hobi bang Mahesa unik banget sih. " Salsa mengimbuhi.

"Bujuk sana nanti gak dikasih uang jajan loh. " Ancam Laila datang dari arah ruang tamu.

"Dari mana lu? Jam segini baru pulang. " Fara mengintrogasi Laila dan Diya.

Diya terkikik pelan, Fara terlihat seperti emak-emak dimata nya. "Hehe, habis dari taman kota nyari makan. Nih titipan Vano, nanti kasih orangnya ya. " Diya menyerahkan seplastik makanan pada Cia agar diserahkan pada Vano.

"Makasih kak, kalo gitu Cia gak jadi gangguin kak Fara deh. " Senang Cia berlalu pergi bersama Salsa.

"Emang ngeselin mereka berdua. " Geram Fara.

"Sabar Far, gwa punya berita penting tentang Nara. " Bisik Laila.

"Jadi lu pada habis nyari Nara? " Tanya Fara diangguki keduanya.

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang