13- Perjodohan

60 8 0
                                    

Terlalu menyakitkan jika hanya aku yang menganggapmu spesial, sementara kamu menganggapku sama ratanya dengan yang lain.

.

.

○●○●○●○●○●

Flashback.

Siang, 11.47

Pernikahan adalah waktu yang ditunggu tunggu oleh seluruh orang didunia ini. Sesuatu yang sangat dinantikan karena memiliki seseorang yang kita cintai dengan seutuhnya.

Siang ini menjadi saksi akan ikatan kedua sejoli ini, namun kebahagiaan tak terlihat diantara keduanya.

Hanya senyum paksaan yang nampak dimuka mereka, selebihnya perasaan tertekan. Pernikahan ini, bukan harapan keduanya.

Hari-hari yang diharapkan kelak mendapat jodoh yang diinginkan harus kandas di pertengahan jalan, sangat berbanding terbalik dengan kenyataannya.

Diatas panggung alatar, keduanya nampak canggung tak ada seorang pun yang ingin mengawali pembicaraan.

Selesai menyalami tamu yang datang, keduanya duduk bersebelahan dengan pakaian berwarna senada.

"Lu ya namanya Laily? " Laki-laki itu mengawali.

"Lu tau nama gwa dari mana? " Bukannya jawaban, Laily malah balik menodongkan pertanyaan.

"Orang tua lu. Emangnya lu gak tau nama gwa? " Tunjuknya pada diri sendiri.

Laily menggeleng yakin. "Enggak terlalu peduli juga sih, cuma sebagai formalitas. Jadi, siapa nama lu? " Laily bertanya.

"Mau tau aja? Apa mau tau banget nih? " Orang itu mengajak Laily bercanda.

Bukan hanya kesal, Laily tanpa basa-basi langsung memukul orang itu dengan penuh dendam.

"Kelamaan kalo ngomong. " Laily bersedekap dalam mode senggol bacok itu.

"Sabar anjir, sakit banget lagi. " Ucapnya sambil mengelus lengan nya yang mati rasa akibat pukulan Laily.

"Kenalin nama gwa Aldiansyah Bumi Febriano, gwa anak tunggal. Lu bisa panggil gwa Aldi atau panggil sayang juga boleh. " Aldi menjabat tangan orang disampingnya.

"Bacot, yang penting lu tau batasan kita. " Laily melepas paksa jabatan Aldi.

Bukannya marah, Aldi malah terkekeh kecil. "Gwa suami lu Laily, lu harus nurut sama gwa. "

**

Laily position.

Bener juga, gwa kok lupa kalo ongol ongol disamping gwa ini udah jadi suami gwa, sekitar 37 menit yang lalu.

Gwa hembusin nafas, kasar. Kasar banget, nyampe orang mikir stok oksigen tinggal dikit buat gwa. Habis itu gwa kepikiran buat ngenalin diri gwa dengan cara yang lebih elite, kasian juga anak orang.

"Maaf ya, nama gwa Laily Ryunanda Mentari. Panggil aja Laily! gak usah aneh-aneh. " Gwa mencoba sebaik mungkin, aslinya sih emang baik dan tidak sombong.

Kedengarannya sih agak kasar, tapi bodo. Biarin aja tuh bocah ilfiel sama gwa, biar gak ganggu-ganggu gwa. Palingan juga tuh orang udah punya cewek, jangan ngomong 3 orang.

Tapi bentar, kenapa nih bocah ketawa? Emangnya selucu itu nama gwa? Enak banget ngejek ngejek nama gwa, emang dia pikir papa gwa kasih namanya sembarangan?

"Nama lu mirip matahari. " Yaelah, bloon juga nih orang.

"Emang artinya matahari dodol. " Masyaallah gini nih ciri-ciri orang waktu kecil kebanyakan makan micin, tololnya kebawa sampe gedenya.

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang