Kamu adalah salah satu bagian terindah dalam kisahku, tapi itu berakhir setelah aku mengetahui dengan siapa hati kamu berlabuh.
.
.
○●○●○●○●○●
Mansion, 16.22
Mumpung weekend enaknya ngapain? Ya kepantai lah! Begitu isi pikiran Mahesa, karena hari libur kenapa gak dimanfaatin dengan baik dengan berjemur dibawah sinar mentari, tapi bukan Laily.
Laily, Diyana, Fia, Salsa, Cia, Vano, dan Diaz sedang pergi kepantai. Tentu saja karena paksaan dari Salsa, katanya sih permintaan spesial dari Mahesa.
Akhirnya mau tak mau mereka harus menurutinya, toh belum terlalu sore masih ada waktu banyak untuk mereka bermain disana.
Naasnya Mahesa tadi ketiduran, makanya tak ikut. Padahal itu rencana Mahesa sekitar 2 jam yang lalu terpaksa diurungkan.
Jadinya Mahesa sendirian! Kasihan banget budak kicik ku. Boong deng, sebenernya Laila, Fara dan Kaizo dirumah katanya males ikut panas.
Kaizo hanya menjawab males, Laila sibuk ngerjain pr katanya sekalian jaga rumah. And Fara baru pulang dari- entah dari mana, sendirian.
Kita masuk ke topik asal muasal Mahesa ditinggal dirumah, padahal dia yang pengen kepantai.
**
Flashback On.
Siang ini, 13.10
Mahesa datang dengan tergesa-gesa menghampiri Salsa yang duduk diruang keluarga sendirian menonton kartun dengan camilan ditangan nya.
"Sasa cantik. " Panggil Mahesa merayu Salsa.
"Hmmm? " Dehem Salsa menatap Mahesa sekilas.
"Sasa, mau gak nurutin permintaan bang Mahes? " Mahesa bertanya.
"Emang apa bang? " Tanya Salsa tanpa mau menoleh, kartun nya lebih penting dibanding Mahesa.
"Nanti sore ajak kak Diya ke pantai, bang Mahes lagi pengen nih. Mau yaa? " Bujuk Mahesa.
Salsa hanya mengangguk namun dengan tatapan tak peduli.
"Iya iya ntar Sasa bilangin ke kak Diya. " Setuju Salsa.
Mendengar itu Mahesa tersenyum senang, dia mengepalkan tangannya lalu diangkatnya keudara. "Yes, kalo gitu bang Mahes kekamar dulu ya. Nanti kalo kepantai panggil aja bang Mahes. " Mahesa mengelus kepala Salsa gemas dan senang.
Salsa hanya diam tak heran dengan tingkah laku Mahesa yang diluar Nurul, kalo kata Laily. "Udah biasa, gwa aja udah kebal. "
Waktu berlalu cukup lama, mereka telah bersiap pergi ke pantai. Tinggal menunggu Mahesa.
"Lu panggil Mahesa. " Fia menunjuk Mira.
"Kok gwa? " Mira menunjuk dirinya sendiri.
"Kan lu kembaran nya, sebagai adek yang baik harus nurut omongannya yang tua. Gwa sama lu kan tuaan gwa. " Fia menjelaskan.
"Suruh Laily napa, jangan gwa mulu. " Mira ogah ogahan.
"Gwa yang kena imbasnya, Cia aja noh. " Laily mengoper pada Cia.
"Malahan, emang bener-bener lu pada. " Cia berjalan lesu menuju kamar Mahesa.
Setelah sampai didepan pintu kamar Mahesa Cia segera mengetuknya. Sekali, dua kali, tak terdengar tanda-tanda kehidupan didalam nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...