16- Ungkapan Bian

59 7 0
                                    

Cinta itu tak bisa dipaksakan, tapi setiap orang punya hak untuk mendapatkan cinta.

.

.

○●○●○●○●○●

Mansion, 17.11

Salsa memasuki pekarangan rumah bersama Mahesa yang sehabis menjemput nya. Langkahnya yang lesu menandakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Salsa? Cia mana? " Vano menghadang Salsa dengan pertanyaan.

"Lohh? Bukannya udah balik duluan tuh anak? " Salsa balik bertanya.

Vano menggeleng sekilas. "Kagak, emangnya kemana sih tuh anak? "

"Gwa juga gak tau, tadinya sih pergi- " Salsa menghentikan omongannya.

"Pergi kemana? " Vano penasaran.

Bukannya menjawab Salsa malah bengong mikirin omongannya sendiri.

"Sama Bian! " Pekik Salsa tiba-tiba.

"Aduh, kemana anjir? " Vano putus asa.

Salsa menggedikkan bahu acuh. "Gwa juga kagak tau. "

"Minggir gwa mau mandi dulu, capek banget gwa. " Salsa mengusir Vano dari pintu.

Vano mempersilahkan Salsa masuk. "Anying, kemana lagi tuh bocah. " Ucapnya sambil melirik jam dinding.

Tak lama kemudian datanglah sebuah motor memasuki pekarangan rumah dan berhenti disana. Dilihatnya Cia yang turun memperlihatkan jaket yang bertengger dipinggang nya.

"Dari mana lu? " Jiwa Abang Vano mode on.

"Vano? " Cia tak kalah terkejut.

"Gwa tadi bawa adek lu jalan-jalan, tadi kakinya terkilir makanya gwa yang bawa. " Bian menyela Vano yang hendak bersuara lagi.

"Kok bisa sih nyet lu jatuh segala. " Raut muka khawatir Vano terlihat.

"Tadi gwa lari-larian gara-gara belum ngerjain PR, eh malah nabrak Bian. Jadinya ya gitu kekilir, tapi bukan luka parah kok. " Cia menceritakan kejadiannya sekilas.

"Lain kali jangan lari, ngeyel banget dibilangin. " Vano mengelus kepala Cia.

"Iya dehh, tapi gak janji. " Cia tersenyum kecil.

"Nakal. " Ungkap Bian.

Tak terima diejek Bian, Cia menendang tulang kering Bian dengan kakinya yang kesleo tadi.

"Mamam noh Nakal! " Cia mengejek.

Sang empunya hanya mendesis lirih, sepertinya Bian menyesal telah menolong Cia tadi.

"Unik banget lu pada. " Gumam Vano namun masih bisa didengar oleh Bian.

"No, tadi gwa bawa adek lu ke taman deket bengkel biasanya gwa mangkal. Sekalian tadi gwa ajakin makan, kasian anaknya. " Bian meyakinkan Vano, Cia juga mengangguk setuju.

"Jangan keseringan pulang sore tanpa izin kak Diya. " Peringat Vano, dirinya juga khawatir karena Cia tak bisa dihubungi sedari tadi.

"Oke dehh. " Mendengar itu Vano tersenyum.

"Ayo Bi, masuk dulu. Biar gwa buatin minum atau apa, sekalian makasih udah jagain adek gwa. " Ajak Vano.

"Makasih banget tawaran lu No, tapi nyokap gwa udah nungguin gwa. Ntar deh kapan kapan kalo ada waktu, gwa pasti maen kesini kok. " Tolak Bian dengan halus.

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang