Cinta itu tak bisa dipaksakan, tapi setiap orang punya hak untuk mendapatkan cinta.
.
.
○●○●○●○●○●
Mansion, 17.11
Salsa memasuki pekarangan rumah bersama Mahesa yang sehabis menjemput nya. Langkahnya yang lesu menandakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.
"Salsa? Cia mana? " Vano menghadang Salsa dengan pertanyaan.
"Lohh? Bukannya udah balik duluan tuh anak? " Salsa balik bertanya.
Vano menggeleng sekilas. "Kagak, emangnya kemana sih tuh anak? "
"Gwa juga gak tau, tadinya sih pergi- " Salsa menghentikan omongannya.
"Pergi kemana? " Vano penasaran.
Bukannya menjawab Salsa malah bengong mikirin omongannya sendiri.
"Sama Bian! " Pekik Salsa tiba-tiba.
"Aduh, kemana anjir? " Vano putus asa.
Salsa menggedikkan bahu acuh. "Gwa juga kagak tau. "
"Minggir gwa mau mandi dulu, capek banget gwa. " Salsa mengusir Vano dari pintu.
Vano mempersilahkan Salsa masuk. "Anying, kemana lagi tuh bocah. " Ucapnya sambil melirik jam dinding.
Tak lama kemudian datanglah sebuah motor memasuki pekarangan rumah dan berhenti disana. Dilihatnya Cia yang turun memperlihatkan jaket yang bertengger dipinggang nya.
"Dari mana lu? " Jiwa Abang Vano mode on.
"Vano? " Cia tak kalah terkejut.
"Gwa tadi bawa adek lu jalan-jalan, tadi kakinya terkilir makanya gwa yang bawa. " Bian menyela Vano yang hendak bersuara lagi.
"Kok bisa sih nyet lu jatuh segala. " Raut muka khawatir Vano terlihat.
"Tadi gwa lari-larian gara-gara belum ngerjain PR, eh malah nabrak Bian. Jadinya ya gitu kekilir, tapi bukan luka parah kok. " Cia menceritakan kejadiannya sekilas.
"Lain kali jangan lari, ngeyel banget dibilangin. " Vano mengelus kepala Cia.
"Iya dehh, tapi gak janji. " Cia tersenyum kecil.
"Nakal. " Ungkap Bian.
Tak terima diejek Bian, Cia menendang tulang kering Bian dengan kakinya yang kesleo tadi.
"Mamam noh Nakal! " Cia mengejek.
Sang empunya hanya mendesis lirih, sepertinya Bian menyesal telah menolong Cia tadi.
"Unik banget lu pada. " Gumam Vano namun masih bisa didengar oleh Bian.
"No, tadi gwa bawa adek lu ke taman deket bengkel biasanya gwa mangkal. Sekalian tadi gwa ajakin makan, kasian anaknya. " Bian meyakinkan Vano, Cia juga mengangguk setuju.
"Jangan keseringan pulang sore tanpa izin kak Diya. " Peringat Vano, dirinya juga khawatir karena Cia tak bisa dihubungi sedari tadi.
"Oke dehh. " Mendengar itu Vano tersenyum.
"Ayo Bi, masuk dulu. Biar gwa buatin minum atau apa, sekalian makasih udah jagain adek gwa. " Ajak Vano.
"Makasih banget tawaran lu No, tapi nyokap gwa udah nungguin gwa. Ntar deh kapan kapan kalo ada waktu, gwa pasti maen kesini kok. " Tolak Bian dengan halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
Hayran KurguUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...