Semua orang bisa mengatakan cinta, meski dia tidak mempunyai rasa. Maka dari itu sebelum jatuh cinta, pastikan dulu hatinya jatuh pada siapa.
.
.
●○●○●○●○●○
Mansion, 21.47
Malam ini, ketujuh anggota Star-Glow lengkap beserta Nara. Mereka sedang berkumpul membahas masalah lanjutan mengenai Jian.
Untuk masalah Nara yang keluar, mereka memaklumi nya saja karena itu haknya. Untung saja mereka mengerti kalau itu termasuk bagian rencana.
Menurut usulan Fara dan Laila kemarin, lebih baik Jian ikut mereka saja ketimbang lama-lama dipanti.
Setelah Diya selesai menjelaskan, Diya mengajukan pertanyaan bagi orang yang berada didepan nya. "Setuju atau gak? Biar Jian tinggal sama kita? " Diya meminta pendapat.
"Pendapat yang lain gimana? " Fia mewakili bertanya.
"Sasa ngikutin pendapat kalian aja. " Cia mengangguk setuju dengan jawaban Salsa, mereka terlalu kecil untuk ikut urusan orang dewasa.
"Kita bawa Jian, habis itu hilangin data diri nya dan buat yang baru. " Usul Nara.
"Buat baru kayak gimana kak? " Mira bertanya bingung, rencana kali ini lebih rumit dari yang dulu.
"Gwa setuju, tapi semuanya harus dirubah? " Setuju Laily tapi dia juga bingung sendiri.
"Sembunyiin datanya, habis itu retas cctv disana data Jian juga perlu yang asli. " Jawab Nara.
"Gimana berarti Ra? Hack? " Diya bertanya memastikan.
"Berarti kita harus nyelundup kerumah sana? " Tanya Salsa menyimpulkan.
"Bukan harus tapi udah, Diaz sama Vano yang pergi malam ini. " Tunjuk Nara pada Diaz dan Vano yang baru datang dengan pakaian lengkap hitam.
Nara bangun dari tempat duduknya sambil memberikan informasi maklumat, tak lupa juga mengecek kelengkapan alat mereka.
"Udah lengkap? " Tanya Nara sambil memastikan keadaan mereka.
"Udah dong mbak Hesa gitu loh yang nyiapin. " Muncul Mahesa dengan bangganya.
Nara tersenyum singkat menghargai hasil kerja yang Mahesa lakukan.
"Berangkat lima menit lagi, Fara udah nungguin disana bareng Kaizo. Ntar gwa ikut matau kondisi sambil pura-pura bawa Dion balapan. " Terang Nara sambil menggapai jaket nya, yang baru.
"Lu pulang jam berapa Ra? " Diya menahan pergerakan Nara.
"Gwa bakalan balik jam 11 lewat dikit. " Ucap Nara sebelum pergi keluar.
"Gwa tunggu kak. " Laily berkata sedikit serak.
"Kenape lu? " Bingung Fia mendengar nada suara Laily yang berbeda.
Laily menggeleng pelan, tapi tetap tak tenang. "Aldi, gwa rasa tuh anak lagi kenapa-napa. " Setelahnya Laily mencari ponselnya.
"Halah pake ngabarin segala. " Salsa menyenggol Cia dan mereka saling menatap.
"Khawatir tapi gak mau ngaku, ya gak Sa? " Teriak Cia menyindir Laily.
Laily hanya mampu menahan emosi dengan diam sambil mengotak atik ponselnya, panggilan pertama tak diangkat, kedua, sampai ketiga tetap saja tak diangkat.
Perilaku Aldi itu bisa saja membuat Laily gila, buktinya saja Laily sekarang mengacak-acak rambut nya sendiri seperti kerasukan.
'Sebenarnya lu kenapa sih Aldi? ' Batin Laily cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...