Tanpamu orang itu bahagia, dan tanpa dia dirimu menderita.
.
.
○●○●○●○●○●○●
Pagi, 06.08
Pagi hari bukanlah hal yang menyenangkan bagi Diya, karena tidurnya yang kurang dia merasa kekurangan energi. Ehh malah ketambahan bacotan Laily yang diluar Nurul.
"Kak, hari ini kan disuruh bawa bekal yang lezat bergizi, nah nasi goreng itu kan udah enak nih. Kenapa yang dibawa harus bergizi, kan sama-sama nasi? " Laily bertanya polos sambil menatap Diya yang sedang menyiapkan piring.
Diya hanya mampu menghela nafas panjang, adiknya itu terlalu bego. Lalu Mahesa datang dan langsung menyambar pertanyaan Laily.
"Gini ya Laily, orang kalo kelamaan dikutub Utara ya ini nih bentukannya. " Mahesa menghujat secara halus.
"Ini nih orang pekok kalo dikasih nyawa ya gini jadinya. " Tunjuk Fia dengan kesal.
"Heh cok, 4 sehat 5 sekarat. Lu mah cocoknya bawa menyan. " Fara ikut emosi.
"Maksudnya bergizi itu bawa sayur, buah, pokoknya mengandung protein lah, sama minuman yang sehat. " Jelas Diya menahan sabar.
"Amit amit deh lu. " Fia menggeleng heran.
"Lu juga Fi? " Tanya Mahesa dan Fia menjawab dengan mengangguk.
"Bawa bekal hari ini kak, enaknya bawa apa? " Fia meminta pendapat.
"Bawa pacar, kan lu baru punya. " Sindir Laily, Fia hanya melotot was was.
Fia langsung menarik tangan Laily sambil mendelik curiga. "Dari mana lu tau cok? " Tanya nya.
"Gwa gitu loh, mantan Hacker. Gitu doang gak tau, pacarnya Vian! " Jawab nya memelan diakhir.
"Shutt, tuh mulut gak bisa diem apa gimana sih? " Bisik Fia menunjuk Laily tak santai.
"Apa?! Fia punya pacar? Heh! Bagong! Lu tuh baru kemaren ganti popok, udah punya pacar segala. " Kaget Fara mengomel sambil menghujat.
"Andaikan lu bukan kakak gwa kak, udah pasti lu gwa bacok. " Gumam Fia menahan sakit dihatinya, emang alay orangnya dari dulu.
Mahesa mengelus dadanya ikut tersakiti, padahal bukan dia yang dihujat. "Astagfirullah kata-kata lu terlalu nylekit kak Fara, emang lu sendiri udah punya? " Dramatis Mahesa sambil bertanya balik.
"Diem lu curut! Lu juga jomblo bego! " Peringat Fara menunjuk Kaizo yang tak sadar diri.
"Kali ini gwa gak bisa bantu lu Fi, gwa juga kena mental. " Bisik Mahesa pada Fia dengan perasaan pasrah.
Lalu dengan segera Mahesa meninggalkan mereka, Diya hanya menatap bingung konflik pagi sudah dimulai.
Fia meneguk ludah nya kasar, takut dibantai karena tatapan Fara yang nggak santai kayak normal, bisanya ngajak berdendang.
"Udah deh Far, kemaren adek lu yang Cia juga gitu tapi lu gak marah. " Sela Laila menuruni tangga rumah.
Diya lalu mengambil alih suara. "Udah lah biarin aja, yang penting masalah percintaan nya gak dimasukin kesini. " Ucapnya sambil menatap Fia.
Tapi percayalah Diya juga kesal gara-gara umur segitu kan waktunya seneng seneng, ketimbang pacaran mending diulangin buat belajar. Tapi kalo keputusan mereka mah, Diya bisa apa?
"Pokok pikirannya, kalo patah hati larinya jangan kesini. " Sindir Laily, pengalaman sebelumnya emang gitu Fia patah hati dan dampak ke Laily paling banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
Fiksi PenggemarUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...