Laki-laki juga boleh menangis, mereka juga punya hak didunia ini untuk menangis dan bahagia.
.
.
○●○●○●○●○●
Kantin sekolah, 08.26
Trio FiLaMi ini sedang berada di kantin menikmati makanan mereka, kemana yang lain? Dikelas masih pelajaran, mereka bandel nekat karena lapar yang membabi buta.
Tentang kelas, anak-anak kelas mereka juga 80% mengunjungi kantin. Senang sekali jam kos pas menjelang istirahat, serasa kantin sendiri.
Meskipun banyak yang kekantin mereka tetap memilih yang dipojokan, sekalian gibah tanpa takut ketahuan.
"Sebenarnya gwa pernah denger, katanya anak kelas 11 sama 12 itu ada ketua gang yang diakui sebagai ratu sekolah. " Laily memulai percakapan.
"Ratu sekolah? Hooh terus? " Suruh Fia.
"Alay banget pake ada ratu sekolah segala. " Julid Mira sambil berdecih.
"Gwa juga pengen ngakak sih aslinya. Mereka itu sebagian kan hobi Bully adkel, secara anak baru kayak kita kan gak bakalan peduli. " Lanjut Laily.
"Jangan bilang Jian juga korbannya? " Mira menyimpulkan sambil menyuapkan makanan kemulutnya.
Laily tersenyum, ada juga yang mengerti basa-basi nya. "Bener, kata kak Diya kita harus bantuin tapi dalam diam. "
"Maksudnya? " Fia bingung.
"Kastara gak boleh tau kalo kita sekolah disini, takutnya mereka malah buang Jian ketempat yang susah dijangkau. " Mira yang menjawab.
"Korut? Ya kalik, jauh bener. " Laily tertawa.
"Palingan, keluarga aneh. " Mira ikut tertawa.
"Lai bagi kerupuk. " Fia meminta kerupuk.
"Males, beli aja sono. " Laily menyembunyikan kerupuknya.
"Gwa mager jalan, lu aja deh Mir. " Fia menyenggol lengan Mira.
Mira melirik Fia sekilas tanpa minat, lalu kembali memasukkan makanan kemulutnya.
Fia pasrah lalu berdiri pergi untuk mengambil kerupuk yang ada. Menuju batas tak terhingga, sampailah dia di detik-detik terakhir dekat meja kantin.
Namun, pagi ini Fia sial lagi setelah bangun kesiangan, mungkin efek masih ngantuk. Bukannya mendapat kerupuk, Fia malah mendapat hikmah.
Brukk
Fia terjatuh dan berguling guling- namun tak merasakan sakit ditubuhnya.
Rupanya ada tangan yang bertengger dipinggang nya, menggapai sebelum Fia mencium lantai.
"Lu gapapa? " Seseorang itu membantu Fia berdiri tegak.
"Gwa gapapa, Sorry banget. " Fia tak enak.
"Ehh, gwa yang salah. Sorry ya gwa gak fokus jalannya. " Orang itu menjelaskan.
"It's okay, lagian gwa juga baik-baik aja. " Fia berkata sejujurnya.
"Duh gwa malah jadi gak enak, kenalin gwa Viandra Segara Saputra. Panggil aja Vian, atau terserah deh apapun yang penting lu nyaman. " Vian mengulurkan tangan.
"Gwa Fia Alana Liyana, Fia aja deh biar kayak yang lain. " Fia balas menjabat.
Setelah melepas jabatan tersebut Vian Kembali berceletuk. "Kayaknya gwa pernah liat lu, tapi dimana. "
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...