Gwa gak pantes buat lu, gwa terlalu rendahan buat lu. Tapi hati gwa gak bisa bohong, kalo gwa nyaman sama lu.
.
.
●○●○●○●○●○
Pagi, 08.16
12-MIPS-A
Nara duduk dengan tenang nya sambil menulis catatan yang diperintahkan gurunya. Tentu saja dengan keadaan rusuh dari orang disampingnya.
"Uyy! " Yena menyenggol lengan Nara.
Nara menghentikan catatan nya dan menatap Yena sekilas. "Hmmm? " Nara berdehem.
"Ra, lu pengen tau rahasia negara gak? " Yena berbisik pada Nara.
"Gak. " Singkat Nara sambil menyembunyikan kepalanya di atas meja.
Yena lalu memasang wajah cemberutnya. "Ckk, lu mah gak seru. Ga, Yoga. " Panggil Yena pada orang didepan nya.
"Apaan? " Yoga menoleh kebelakang.
"Lu udah denger belum gosip hangat adkel? " Yena bertanya.
Yoga hanya menggeleng tak tau. "Belum, emang apaan? "
"Lu tau anak baru, kalo gak salah namanya Laily. " Yena menerka-nerka.
Mendengar nama Laily yang disebutkan, Nara mengangkat kepalanya sedikit untuk melirik Yena dan Yoga yang asik bercerita.
"Laily? Gak tau gwa, palingan Haikal ngerti. Kal, oy! " Yoga menepuk pundak Haikal.
"Laily kan maksud lu? Bentar gwa cari. " Ternyata sedari tadi Haikal menguping pembicaraan mereka.
Setelah mengotak atik ponselnya untuk mencari data diri Laily, Haikal akhirnya mendapatkan jawaban.
"Laily? Anak 11-MIPS-B? Yang dibilang pacaran sama Aldiansyah itu? " Haikal langsung masuk kedalam inti gosip Yena.
"Betul, seratus buat Haikal. " Yena mengangguk setuju.
"Gwa gitu loh. " Ucap Haikal sambil berpose bangga.
"Amit amit deh kalo dipuji. " Heran Yoga.
"Idih sirik banget lu. " Haikal menatap sinis orang disampingnya itu.
"Ngapain emangnya? " Yena berbisik.
"Tuh kan katanya jadian, sejak kapan anjir? " Yoga bertanya pada Haikal.
"Gwa juga kurang tau ya, padahal baru itungan minggu loh mereka pindah. " Setuju Haikal.
Saat mereka diam, ponsel Nara bergetar menandakan pesan masuk. Sontak mereka bertiga mengalihkan pandangan pada Nara.
Nara menghela nafas pelan, lalu bangkit dari kursi nya. Mereka bertiga saling memandang saat melihat Nara melangkah pergi mendekati meja guru.
"Ngapain tuh si Ara? " Yoga bingung, aneh juga dia seenaknya mengganti nama Nara.
"Palingan kekamar mandi. " Haikal mengira ngira.
"Pak, saya izin keperluan ekstra. " Suara lantang Narendra terdengar dari belakang Yena.
"Silahkan nak, tadi Nara juga izin ekstra. " Pak Hendra, guru bahasa indonesia mereka mempersilahkan.
"Ohhhhhhh, Nara ekstra ya. Emangnya ekstra apa? " Yena bertanya pada Yoga.
Yoga hanya menggedikkan bahu tak tau. "Januari, lu lahirnya bulan maret apa agustus? " Yoga berbasa basi.
"Bego emang nih orang. " Yena menggeleng heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanficUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...