29- Jendela Kamar

28 6 0
                                    

Jangan tersenyum saat kamu bahagia, tapi tersenyum agar kamu selalu bahagia.

.

.

●○●○●○●○●○●○

Rumah sakit, 16.27

Setelah dua hari pertemuan Diya dan Dion, mereka sepakat untuk menjenguk Nara tanpa sepengetahuan yang lain. Hanya Fara dan Diya yang pergi, takutnya kalo ngajak Laila malah pada curiga.

Mereka berjalan memasuki kamar Nara, pemandangan pertama yang mereka lihat adalah Kaizo yang sedang merapikan nakas disamping brankar Nara.

Fara berlari masuk tanpa mengucap salam atau apa, hal itu sontak membuat Kaizo terkejut karena merasa diserang.

"Babi lu, masuk gak salam gak apa main nylonong doang, kalo gwa jantungan gimana? " Kesal Kaizo setelah melihat Fara.

Bukannya menjawab Fara malah menangis, Kaizo yang melihat itu langsung panik mengira dia yang membuat Fara menangis.

Kaizo langsung memeluk Fara, bukannya berhenti nangisnya makin jadi. Diya yang baru datang langsung panik karena ngeliat pemandangan didepan nya.

"Ini kenapa?! " Panik Diya.

"Gatau, hwaaa. " Jawab Kaizo malah ingin ikut menangis.

"Ehh tenang yaa, aduh ini gimana lagi. " Diya semakin panik karena keduanya berpelukan sambil menangis.

"Ya allah, kuatkan hambamu. " Gumam Diya pasrah.

Berakhirlah Diya menenangkan Kaizo dan Fara, emang beban ya gini. Lain kali Diya gak mau ajak Fara pergi kerumah sakit deh kalo gini kejadiannya.

"Kenapa lu malah ikutan nangis coyyy? " Tanya Fara sambil mendorong bahu Kaizo.

"Gara-gara lu sih, nangis duluan. Gwa kan ikutan kalo gini. " Kaizo menjawab sambil mengusap sisa air matanya.

"G-gwa nangisin Nara cok, bu-bukan ngajakin l-lu colab. " Fara berucap sesegukan.

"Gwa juga gak tau anjing, gwa kira lu nangis gara-gara gwa marahin. " Umpat Kaizo.

"Alah bodo amat, emang lu berdua beban. " Lerai Diya dengan bersedekap kesal.

Fara tak menghiraukan Diya dan langsung berjalan mendekati Nara yang sedang terbaring lemah dengan alat medis ditubuhnya.

Sampai didepan Nara, Fara langsung menyambar tangannya yang dingin. Dengan perasaan bergetar Fara bersuara.

"Narabiru lu Hiks, lu sebenernya ngapain sih? Kok sampe begini? Hiks. " Fara bertanya sesegukan.

"Balapan Far, gwa juga kurang tau kok bisa dia ikut balapan lagi. " Jelas Kaizo sambil menepuk bahu Fara menenangkan.

"Padahal dia habis nangis sendiri loh, mana kagak sadar diri lagi. " Decak Diya menatap Kaizo yang seolah-olah bisa saja.

"Diem lu. " Suruh Kaizo. "Lama kelamaan lu malah mirip Mahesa Kai. " Jawab Diya setelah melihat gerak-gerik dan gelagat Kaizo yang mirip saudaranya itu.

Kaizo hanya terkekeh, "Emang kita sodara anjay, makanya mirip. " Simpul Kaizo.

"Bener juga lu. " Setuju Diya.

"Kai, Nara sebenernya sakit apa? " Panggil Fara membuat Diya dan Kaizo menoleh.

"Kenapa Far? " Kaizo balik bertanya.

Fara menunjukkan helaian rambut Nara yang berada ditangan nya. "Kenapa rambutnya banyak yang rontok? " Mendengar itu Kaizo terdiam, apa yang harus dia katakan?

STAR OF ZERO [ Star-Zero ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang