SELAMAT MEMBACA!!
Semoga doa yang selalu kamu minta dengan ikhlas, dibalas dengan rasa tenang yang tanpa batas.. 🌷💗
Jangan lupa vote!!
Kedua bola mata yang cantik nan indah itu, perlahan membuka. Zahra mengerjabkan matanya, menatap disekelilingnya. Begitu asing tempatnya.
Seperti gudang? Ia tidak tau dimana dirinya berada sekarang.
"Gue dimana?" gumam Zahra.
Yang Zahra ingat, ia tadi dibawa dengan lelaki berjubah hitam itu.
"Elzizan.. T-tolongin gue.. Gue takuuuttt.."
"TOLONGGGGG!!"
Zahra terus memberontak. Ia baru sadar bahwa kedua tangannya diikat dengan kuat.
"LEPASIN GUE!!"
"TOLONGGGG!!"
Tenggorokan Zahra mulai terasa kering karna berteriak terus menerus. Ia harus, ia ingin minum.
Air matanya jatuh lolos tanpa izin darinya. Zahra ingin keluar dari tempat ini. Ia menunduk dalam dengan matanya yang sayu.
Tiba-tiba..
Terdengar tepukan tangan riuh dari luar yang semakin terdengar jelas. Zahra mendongak, ingin tau siapa yang datang.
Lelaki bertopeng?
Lelaki bertopeng itu berdiri diambang pintu seraya berdekap dada.
"SIAPA, LO!?" pekik Zahra.
"Sstt.. Jangan teriak-teriak, sayang.." sahut lelaki bertopeng itu. Ia mulai berjalan mendekati Zahra yang duduk dikursi terlihat usang itu.
"LEPASIN GUE, SIALAN!"
Lelaki itu tertawa. "Mau dilepasin, hm?"
Terdengar isak tangis dari Zahra.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada daun telinga Zahra membuatnya ketakutan.
Lelaki itu menyeringai melihat ketakutan diwajah Zahra. "Cerai 'in suami, lo." bisik lelaki itu.
Zahra menggeleng cepat, tangisannya semakin pecah membanjiri pipinya. "Gak mau!"
"Fine, kalau lo gakmau, ya lo tetep disini. Gak akan gue lepasin." ucap lelaki itu, lalu tertawa jahat.
"Lo sebenernya siapa, sih!? Kenapa lo lakuin ini ke gue! Gue ada salah apa sama, lo!?" teriak Zahra histeris.
"Salah lo banyak! Lo harusnya nikah sama gue, Zahranasyiffa Inaya. Bukan sama Dosen Tua itu!"
Zahra tertawa kecil. "Jadi, cuma karna itu?"
"Cuma, kata, lo?"
"Cewek di dunia ini banyak! Lo gak harus nikah sama gue. Gue yakin, banyak cewek yang mau sama lo!"
Lelaki itu terkekeh mendengarnya. Jika memang benar apa kata Zahra banyak perempuan yang mau dengannya, mengapa sampai sekarang tidak ada satu pun yang mau dengan dirinya?
"Ya, berarti lo bukan laki-laki yang baik!!" ucap Zahra, ntah kenapa seolah ia mendengar ucapan dalam batin lelaki itu barusan.
"Maksud lo apa ngomong gitu!?" sentak lelaki itu.
Seketika, nyali Zahra menjadi menciut. "N-nggak, gue salah ngomong tadi.." perempuan itu menunduk dalam.
"Ra, gue kurang effort apa sama lo? Tiap pagi, gue selalu kirim bunga plus cokelat dikolong meja lo. Lo gak melihat perjuangan gue sama sekali.. Gue suka sama lo dari awal pertama lo ospek. Lo gak sadar akan hal itu, Ra?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Husband
Genç KurguBaca aja. Jangan nunggu cerita ini rame, hehe. Karna itu.. assudahlah..