Setelah menjauh dari kantin entah sejak kapan kini Arfie yang menarik tangan Saka, genggaman tangan yang kuat tak bisa di lepas oleh Saka dan langkah yang terkesan buru-buru seolah tak ingin di ganggu.
Masuk ke dalam klub Fatigue Reliever yang hanya ada mereka berdua saja, membuka pintu di salah satu ruangan yang biasanya di gunakan untuk bersantai. Arfie mengunci pintu sebelum mendekat pada lelaki imut yang terlihat bingung dengan keadaan.
Arfie duduk di salah satu kursi yang tersedia "Duduk".
Segera Saka duduk di kursi samping Arfie "Apa yang ingin kau katakan?".
"Kenapa kau melakukan itu?".
"Melakukan itu?, apa yang ku lakukan sampai Arfie terlihat kecewa seperti ini?".
"Apa yang ku lakukan?".
Memejamkan mata menahan emosi "Apa kau tidak memikirkan ku?".
"Eh?, kalau bertanya begitu tentunya aku memikirkan mu" sungguhan.
"Aku pikir aku melakukan kesalahan dan kau marah pada ku sampai kau menghindari ku".
Arfie membulatkan mata dan rasa yang terbakar dalam dirinya seolah-olah padam dengan kalimat yang di lontarkan Saka.
"Apa kau sungguh memikirkan ku?" Tersipu.
"Hm?, aku sungguh memikirkan mu. Apa kau marah pada ku?" Wajahnya yang penuh harap agar Arfie tidak marah nampak sangat menggemaskan.
"Bagaimana kalau aku marah?".
Mencubit kecil kain lengan Arfie "Kenapa kau marah?, jangan marah pada ku. Maafkan aku".
Arfie merasa frustasi dengan debaran aneh yang di rasa dalam hati "Kenapa kau memegang ku seperti itu?, apa kau jijik pada ku?".
"Ti-tidak!. Bukan begitu kau salah paham" kaget.
"Kalau begitu jangan memegang ku seperti barang menjijikkan begitu".
"Apa Arfie tidak suka jika di sentuh seperti ini?. Ku pikir dia akan terganggu dengan sentuhan orang berkasta rendah seperti ku".
Memegang lengan Arfie dengan kedua tangan "Arfie, maafkan aku. Aku sungguh memikirkan mu, jangan marah ya".
Telinga, wajah, dan leher belakang Arfie memerah "Kalau aku tidak memaafkan mu bagaimana?".
"Jangan, kau orang yang sangat baik. Kalau kau tidak memaafkan ku aku akan kehilangan teman baik seperti mu, meskipun kau seorang pangeran kau memperlakukan ku dengan baik menggunakan tangan mu sendiri, padahal kau bisa menyuruh para pelayan mu".
"Arfie maafkan aku, aku ti-tidak tahu kesalahan ku. Aku tidak ingin hubungan kita jauh, ka-kau sangat memperhatikan ku. Aku sangat senang menghabiskan waktu dengan mu dan ¥@πg |@ππ¥@, aku merasa kalau kita jauh aku tidak akan bisa memaafkan diri ku" (¥@πg |@ππ¥@ : yang lainnya {Arfie tidak dengar}).
"Aku tidak ingin kehilangan orang yang berlaku baik dan tulus kepada ku seperti dulu".
"Aku memaafkan mu" berkata pelan (memaafkan karena luluh).
"Benarkah?, terima kasih banyak Arfie" sangat bahagia.
"Tapi aku masih marah pada mu".
"Apa yang harus ku lakukan supaya kau tidak marah lagi?".
"Ayo kita pergi membeli pakaian yang akan kita pakai di pesta ulang tahun Dennan".
"Baiklah, bagaimana kalau besok?".
"Iya, besok hari libur jadi kita bisa memilih dengan baik".
"Apakah aku harus menjemput mu lagi?".
"Tidak, kau pergi langsung saja ke tempatnya".
YOU ARE READING
Diary Book
Teen FictionKapan kau akan melihat kearah ku?, apakah aku seperti benda mati di mata mu?, tidak bisakah aku mendapatkan cinta mu?. Sedikit saja, ku mohon cintailah aku. -----------------------16 April 2038--------------------- Pada malam sebelum upacara pernika...