Part 17

30 6 0
                                    

---------------------1 Mei 2028----------------------

Lautan manusia yang berdatangan memenuhi seluruh area gedung olahraga renang, kompetisi yang di nantikan semua orang. Siswa maupun siswi dari sekolah lain juga ikut hadir untuk mendukung idola mereka.

Stand makanan juga berjajar rapi menyediakan berbagai macam makanan, Lica benar-benar menjadikan kompetisi hari ini sebagai ladang bisnis. Ketua olahraga renang Dennan memang tidak di ragukan dari mana mereka mendapatkan uang.

Masih ada beberapa waktu sebelum pertandingan di mulai dan bangku penonton mulai di penuhi orang. Bahkan ada beberapa gadis yang memakai seragam sama dan pom pom, baju bagian depan terpampang huruf yang besar, bila di satukan K-E-L-L-I-N-E.

Ada juga yang membawa spanduk Denka, Arfie, bahkan Zedd. Mereka para fans yang membentuk kelompok pendukung, papan pengumuman bertuliskan selamat datang bergerak dari kanan ke kiri. Para peserta juga terlihat bersiap di ruang ganti peserta.

Ketiga lelaki pemilik fan terbesar keluar bersamaan membuat jeritan memenuhi seluruh tempat memekakkan telinga, wajah para gadis maupun lelaki yang mencintai ketampanan mereka memerah seperti tomat.

Bagaimana tidak, tubuh ketiganya begitu kekar dengan otot yang membentuk garis perut serta dada bidang bisep yang terlihat kokoh. Tak tertinggal otot kaki yang terlihat tangguh itu membuat para fan tambah histeris.

"Yo~ kalian bertiga. Kalian membuat gedung bergemuruh ya." Lion menghampiri dengan kaos dan celana pendek serta peluit yang tergantung di lehernya.

"Tsk, mereka berisik." Denka acuh. Bahkan kedua orang di belakangnya jauh lebih acuh.

"Mereka semua berteriak pasti karena melihat tubuh ku, bukankah menurut mu begitu Lion?" Nio terlihat sangat percaya diri dengan bentuk tubuhnya.

"Aku tidak sabar mendengar pekikan histeris Sasa saat melihat ku." Arfie menyeka rambutnya ke belakang dengan senyum penuh kesombongan.

"Adik ku tidak mungkin terlena oleh tubuh mu, karena dia bilang tubuh ku adalah yang terbaik." (100% bohong, Saka belum pernah melihat Denka telanjang dada sejak lulus sekolah dasar)

"Ketua, kami yakin pada mata kami kalau ketua yang terbaik." Renzie datang bersama anggota klub untuk menjadi suporter.

"Aku tidak butuh dukungan kalian. Bawakan saja Sasa itu sudah lebih dari cukup." Dingin.

Terdengar suara sorakan yang menggema saat ketua Unity datang, memang banyak sekali yang mengaguminya jadi hal ini tidak mengherankan. Para siswi sangat histeris bahkan meneriakkan namanya, tatapan dingin yang tajam terarah padanya dari Arfie.

Tak lama kemudian suara teriakan menjadi hening saat sesosok lelaki imut berkulit seputih salju dengan bibir plum merah cherry, tubuhnya begitu ramping dan sangat seksi dengan kaos yang sedikit kebesaran dan celana pendek. Rambut peraknya agak panjang dengan stopwatch tergantung di lehernya.

Kakinya yang jenjang mulus bisa membuat orang yang melihatnya membayangkan betapa halus kulitnya itu, membuat pipi para lelaki di sana merona merah padam. Karena celana yang cukup ketat membuat pantat sintalnya yang berisi sedikit terekspos, untungnya kaos bisa sedikit mengatasi masalah ini.

Tatapan terpesona tak luput dari ke tiga lelaki yang menjadi primadona kompetisi ini, memang Saka terlihat sangat memanjakan mata. Senyum manis yang begitu indah tercetak di bibirnya untuk menyapa mereka yang masih terbengong.

"Apa lip balm milik Lica tidak cocok dengan bibir ku?" (Lica memaksanya memakai lip balm dan sedikit memoles wajahnya sebelum datang)

"Kenapa kalian menatap ku seperti itu? Apa aku terlihat aneh?" Tangan kanannya mengerat pada lengan kiri dan sedikit merasa tak nyaman.

Diary BookWhere stories live. Discover now