Part 21

4 1 0
                                    

Suara cicitan burung yang bertengger di dahan pohon memberikan asupan pada anaknya yang menanti Ibunya. Para pekerja mulai mengerjakan tugas mereka seperti biasanya. Silau sinar matahari masuk melalui celah gorden yang masih tertutup.

"Tuan muda ayo segera bangun!" Teriak wanita yang memakai dress coklat polos berlengan pendek, rambutnya rapi dengan polesan make up tipis.

Saka terduduk dengan masih mengumpulkan kesadaran "Tidak biasanya Tuan muda bangun siang. Apa yang Tuan muda lakukan?"

"Membaca komik." Jawabnya dengan mengusap matanya kasar.

"Astaga, jangan mengusapnya terlalu kasar nanti terluka." Yirin menarik tangan Saka yang mengusap matanya.

Saka memperhatikan jepit rambut bermotif kupu-kupu, Yirin menyanggul rambutnya dan penjepit kupu-kupu berekor 2 sebagai hiasannya "Kenapa kau memakai itu?" Tudingnya pada penjepit.

Terkikik pelan "Entahlah, saya hanya ingin memakainya."

"Apa yang terjadi semalam? Semua orang sangat berisik sampai aku tidak bisa tidur dan membaca komik."

"Eung... Semalam kami semua memindahkan barang tidak terpakai." Yirin menyiapkan air mandi untuk Saka.

Saka yang berdiri di depan pintu menatap curiga "Kemana kau akan pergi? Kencan dengan seseorang?" Godanya menyeringai jahil.

"Mana mungkin saya punya waktu untuk memikirkan hal itu!?"

"Hihihihi, lalu kau akan pergi kemana sampai memakai penjepit rambut pemberian ku saat aku masih berumur 8 tahun?"

"Saya memiliki urusan sebentar, saya berniat pergi naik bus Ganyang-Terako."

"Masih sama seperti dulu, Yirin selalu memakai penjepit rambut pemberian ku kemanapun dia pergi selain menjadi pelayan."

"Saat kau pulang, bawakan aku kue strawberry."

"Baiklah."

Yirin yang sudah pergi membuat Saka sendirian di balkon, menyeduh teh di pagi hari dengan memakan buah-buahan yang di kupas Yirin sebelum pergi.

Denka saat ini menerima pelatihan bela diri dari Zeiss karena itu Saka sendiri. Cuaca yang sangat cerah dan hangat membuatnya sangat nyaman menikmati waktu sendiri.

Sampai...

"Kakak malaikat!!" Teriak El yang menggema membuatnya tersedak buah, melihat dari atas balkon El melambaikan tangan di halaman depan.

Dengan sangat terpaksa Saka harus menggerakkan tubuhnya yang sangat ingin bersantai untuk turun ke lantai satu menjumpainya. Mengesalkannya lagi El hanya nyengir bahagia ketika dirinya harus menderita di saat-saat malasnya.

"Kenapa kau kemari?" Mencoba sabar.

"Kakak malaikat, hari ini cuacanya sangat cerah bukan? Ini waktunya kita jalan-jalan. Mulai hari ini aku akan selalu menemani waktu Kakak malaikat yang kesepian di akhir pekan." Jawabnya dengan sangat bahagia.

"Selama ini, aku hidup dengan tenang tanpa gangguan. Apa sekarang sudah tidak ada harapan?"

Menepuk dahinya pelan "Apa kau tidak tahu bahwa aku sibuk?" Menggerutu.

"Eh? Tapi aku bertanya pada pelayan katanya Kakak malaikat sedang memakan buah sendiri."

"Sabar!!! Aku tidak boleh memukulnya."

"Kau ingin mengajak ku kemana?" Bertanya cepat agar El segera pulang.

"Ayo kita pergi ke taman di cuaca seperti ini."

"Tidak mau." Jawab cepat.

"Tapi kenapa?" Tanyanya dengan sedih.

"Karena aku-"

Diary BookWhere stories live. Discover now