Part 18

11 2 1
                                    

Musik bermelodi tenang agak pelan terdengar, botol-botol berisi alkohol berjajar rapi di rak belakang bartender tua yang melap gelas. Bau alkohol menyeruak, bar kecil agak sempit dengan kesan sederhana dan hanya terdapat sedikit pengunjung yang dapat di hitung menggunakan jari tangan.

Seorang pria yang memakai jaket coklat berpadu abu-abu dan memakai topi menyembunyikan wajahnya sembari meminum segelas alkohol, dari balik topi yang menutupinya matanya bergerak mengawasi sekitar.

Suara lonceng yang berbunyi sebab pintu terbuka menampakkan pelanggan lain, mendudukkan diri di sebelah lelaki yang memakai topi.

"Apa yang ingin Anda minum?" Bartender tua yang terlihat elegan menawarkan dengan ramah.

"Tolong berikan cocktail." Katanya dengan tenang, rambutnya yang klimis tertata rapi ke belakang.

Melonggarkan dasi hitam "Ku dengar ada toko yang enak di Utara kota." (Kode rahasia informasi {Target berada di Utara kota})

"Benarkah? Apa yang enak dari toko itu?" (Kode rahasia informasi {Apa yang mereka lakukan?})

Memberikan selembar kertas dan mulai mencoret-coret di atasnya "Kue berkrim stroberi, biasanya orang-orang lebih suka di bungkus dan memberikannya kepada orang tersayang." (Kode rahasia informasi {Kertas di ibaratkan baju polos dan spidol merah di maksudkan darah, kue berkrim stroberi adalah bentuk pengalihan. Di bungkus di masukkan di dalam kotak dan memberikannya kepada orang tersayang di maknai memberikannya kepada pihak lain})

"Apakah orang yang di berikan kue dari toko itu akan senang?" (Kode rahasia informasi {Respon orang yang menerimanya})

"Mungkin akan senang?"

Beranjak dari tempat duduk dan membenarkan posisi topi "Aku akan memberitahu kekasih ku tentang toko itu." (Kode rahasia informasi {Memberitahu kepada rekannya})

"Semoga kekasih mu senang."

Di pinggir sungai yang berarus deras yang luas nampak gelap, hanya ada pantulan bulan dan cahaya lampu bergerak-gerak. Bersandar pada kap mobil dengan meminum sebotol soda, matanya hanya menatap bulan yang bergerak mengikuti arus sungai.

"Apa kau menunggu lama?" Perlahan ia mendekatinya dengan senyum kecil di sudut bibirnya.

"Tidak."

"Jadi, apa yang kau dapatkan?" Langsung ke inti percakapan

"Mereka menggunakan darah yang di curi untuk menodai baju putih polos, di masukkan ke dalam kotak dan memberikannya kepada orang lain."

"Siapa orang yang kau maksud?"

"Aku tidak tahu siapa ini, tapi... Ku rasa kau harus melihatnya secara langsung." Memberikan foto yang berukuran kecil (di bar toko orang yang bertemu dengannya diam-diam memasukkan flashdisk ke dalam saku jaketnya)

Matanya membulat melihat orang di dalam foto, ada Arfie yang duduk bersebrangan dengan lelaki bersurai perak. Di belakang Arfie nampak Anta dan Renzie yang mendampingi sementara lelaki berambut perak itu di dampingi orang-orang bertubuh besar dengan pakaian serba hitam.

Wajah orang bersurai perak hanya terlihat dari samping membuat wajahnya tidak terlihat jelas, wajah Arfie tampak tenang dan agak mengancam.

Denka berpikir... "Apa orang ini memiliki hubungan dengan Saka?. Ada tidaknya setahu ku rambut perak tidak semua orang memilikinya, bahkan sepanjang hidup ku hanya Saka yang ku tahu."

"Bukankah orang berambut perak itu mirip dengan adik mu?"

"Aku juga berpikiran sama, tapi... Tidak" menggelengkan kepala "Kalau iya apa yang Pangeran gila itu tahu? Apa dia tahu orang ini Ayah Saka dan dengan darah Saka sebagai bentuk ancaman? Sial sial sial." Menggertakkan gigi

Diary BookWhere stories live. Discover now