Indira.pov.
"Aku terbangun di pagi hari.. lalu aku membayangkan perdebatan ku. dengan dia tadi malam.. entah mengapa melihatnya menangis karena aku membuat aku merasa bersalah.. setelah mengingat-ingat perkataanku terhadapnya aku pun menyadari bahwa perkataanku semalam itu sangat keterlaluan. Kepadanya.
"Lalu aku pun beranjak dari atas ranjang ku. Dan berjalan menuju kamar mandi.
"Setelah aku beres dengan kegiatanku
Lalu aku memutuskan untuk turun ke bawah untuk sarapan bersama keluargaku."Dan setibanya di sana Aku pun melihat mereka sudah kumpul. Sambil menunggu kedatanganku. Lalu aku pun berjalan . Ke arah meja makan tersebut. Lalu aku pun.
penduduk di dekat adikku."Kakak kakak semalam habis dari mana adek tungguin lho sampai adik ketiduran tanya Angel ke Indira .
"Maafin kakak ya. Semalam kakak kerja kelompok sama teman kakak di di rumahnya. Sampai pulang jam 11.00 malam. Memang ada keperluan apa kamu nunggu kakak ?" Jawab Indira.
"Enggak keperluan yang mendesak banget sih kak. Tumben aja kakak sekarang jarang ada di rumah. Biasanya kan kakak selalu ngabisin waktu sama adik. Kok sekarang kakak jadi sibuk sendiri sih. Bales Angel sambil cemberut.
"Maaf ya kalau akhir-akhir ini kakak nggak punya waktu buat kamu. Tapi memang benar kakak akhir-akhir ini banyak tugas. Nanti deh kakak janji kalau kakak punya waktu nanti kita main sama-sama lagi ya. Ucap Indira.
Pada Angel. Sambil mengajak-ngajak rambutnya."Kakak ih jadi kan rambut adik berantakan. Bisa nggak sih nggak usah megang rambut kebanggaan aku kalau lagi gemes sama aku. Bales Angel sambil merapikan rambutnya. Karena kelakuan Indira.
"Udah udah kalian ini udah tahu lagi makan malah bercanda. Ucap ibu ku . Sambil meraih kami berdua.
"Tahu tuh Bu kakak duluan. Nggak bisa napa kalau gemes itu jangan ajak-ajak rambut adik. Jawab Angel sambil menatap wajah Indira. Dengan muka tengahnya.
"Udah udah kalian itu sama aja. Oh iya kakak nanti siang kakak jangan kemana-mana ya. Soalnya kita mau ngadain. Pesta kecil-kecilan untuk calon cucu ibu. Ujarnya.
"Aku pun hanya bisa mengagumkan kepalaku. Tanpa berniat menanyakan acara tersebut.
"Maaf sebelumnya ayah ibu. Boleh nggak kalau aku ngajak teman dekatku untuk datang ke acara keluarga kita. Tanya Indira. Sambil menatap wajah ayah dan ibu secara bergantian ?"
"Iya ajak aja nggak apa-apa. Malam ibu senang jadi kan banyak orang. Jadi bisa makin meriah acaranya. Jawab ibuku. Dengan senyuman manisnya.
Singkat cerita.
"Setelah aku minta izin kepada orang tuaku untuk mengajak teman dekatku untuk bergabung. Dengan acara keluarga.
"Dan di sinilah aku berdiri. Di depan rumah indah. Dan tak lama dari itu aku pun melihat seseorang berjalan menuju ke arahku. Hei apakah kamu udah nunggu aku lama. Tanya indah.ke Indira.
"Enggak kok aku juga baru datang. Jawab Indira. Dengan senyuman bodohnya. Ya udah yuk sekarang aja takutnya yang lain pada nunggu lagi. Ucap Indira. Sambil menggenggam tangannya.
Singkat cerita
"Kami pun telah sampai di acara tersebut. Lalu aku pun memperkenalkan. Indah pada keluargaku.
"Ayah ibu kenalin ini namanya indah teman dekatku. Ucap Indira. Kepada ayah ibu.nya.
"Oh ini yang namanya indah. Ternyata orangnya cantik juga ya. Pantesan ya anak tante sering ngomongin kamu. Ujar ibu sambil memeluk indah.
"Ah Tante bisa aja. Indira juga suka ngomongin tentang tante. Yang awet muda katanya.
Singkat cerita
"Setelah perbincangan. Kami tak lama dari itu acara pun akan dimulai.
"Selamat siang bapak-bapak ibu-ibu adik-adik kakak-kakak. Yang telah hadir di acara untuk mengetahui jenis kelamin dari bapak Gilang dan ibu Yasmin. Mari kita semua panggil ke depan untuk yang mempunyai acara di persilahkan. Untuk menghidupkan. Untuk memecahkan balon yang telah disediakan oleh panitia.
"Setelah melihat abang dan kakak ipartu yang sedang bahagia di depan. Entah mengapa itu membuatku cemburu. Dan tanpa saudara aku pun menggenggam keras tangan indah yang sedari tadi aku genggam.
"Heh lepasin sakit tahu. Kenapa sih kamu genggam tanya aku keras banget. Aku tahu pasti kamu lagi cemburu ya lihat kesayangan kamu bahagia sama suami. Tanya dengan tatapan tajamnya.
"Aku pun enggan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan acara pun berlangsung dengan lancar. Setelah balon itu meletus. Dan ternyata dalamnya kertas biru. Memperdandakan. Jika anak Abangku laki-laki. Setengah tahu jenis kelamin dari anak Abangku. Aku pun menarik dengan indah untuk meninggalkan tempat tersebut. Dan membawanya pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
99 cara untuk mendapatkannya
Ficción Generalmenceritakan perjuangan seorang siswa untuk mendapatkan gurunya peringatan cerita ini mengandung kekerasan peleceha (gxg) # futa