Matikan Lenteranya

160 14 21
                                    

"SERAHKAN HARTA KALIAN!!!!!" Sahutku murka.

Aku merasakan gejolak panas yang mendidih di dadaku, telah naik ke pucuk kepalaku hingga terasa panas seperti batu leleh yang baru keluar dari gunung berapi.

"Siapa kalian???! Berani-beraninya menodongkan senjata kepadaku???!!!" tanya Kebo Ijo sambil menarik Umang ke belakangnya, menggenggam tangan mungilnya.

Membuatku semakin emosi.

"TAK PENTING SIAPA KAMI DAN SIAPA KAMU. SERAHKAN SEMUA HARTA KALIAN!!" Jawabku lantang mendekati mereka sambil mencari sosok Umang yang tertutup oleh badan Kebo Ijo.

"LANGKAHI DULU MAYATKU!!" jawab Kebo Ijo.

DASAR DUBRIKSA LAKNAT INI.

Jika aku bisa, aku sangat ingin membunuhnya sekarang juga. Aku rasa aku bisa membunuhnya dengan sedikit mengeluarkan kanuragan gelap ngampar yang baru aku pelajari sebentar tadi. Meskipun belum belajar sepenuhnya, tapi sepertinya aku mengerti dasar-dasarnya.

Kanuragan Gelap Ngampar merupakan salah satu ilmu kanuragan tingkat tinggi yang tak semua orang dapat mencapai tingkat ajian ini. Jika bisa menguasai, tubuh yang terkena ajian ini akan terasa panas seperti tersambar petir hingga meninggal.

Aku tadi sedang mempelajari dasar-dasarnya ketika salah satu pengawal Umang datang melapor jika Umang dan Kebo Ijo pergi bersama, dan Umang meminta pengawal tersebut memberitahuku agar menyusul mereka.

Ketika mengetahui hal tersebut aku langsung pamit kepada Mahaguru, dan mencari kuda tercepat untuk menyusul.

Aku terus memacu kudaku walaupun hujan lebat terus menggempur dan menerpa wajahku, sampai kudaku tak sanggup lagi hingga aku harus meneruskan perjalananku dengan berlari.

Aku berlari tanpa henti dengan menggunakan ajian peringan tubuh, mengikuti tanda yang di tinggalkan oleh para pengawal yang mengikuti Umang.

Aku baru sampai ketika kemudian melihat si DUBRIKSA LAKNAT KEBO IJO mencoba untuk melakukan hal tidak pantas kepada Istriku.

Aku bergegas memakai penutup wajah dan memimpin kelompokku yang telah siaga untuk masuk ke gua.

Umang dan Kebo Ijo terlihat kaget dengan kedatangan kami. Mereka langsung berdiri siaga sembari melihat kami dengan bingung.

Kami bersama-sama merengsek masuk dan mulai menyerang Kebo Ijo yang sendirian.

Ia mulai mengeluarkan senjatanya dan melawan kami.

Di tengah pertempuran, saat Kebo Ijo mulai melepaskan genggamannya kepada Umang, Aku memberikan isyarat kepada anggota kelompok lain agar terus menyerangnya.

Ketika ia lengah, aku mengambil tangan Umang dan menariknya keluar dan pergi dari gua. Kami terus berlari di tengah hujan unutk menjauh dari gua, menjauh dari Kebo Ijo, menjauh dari masalah.

Dasar Dubriksa Laknat!!!

Berani-beraninya dia menyentuh istriku??!!!

Berani-beraninya dia mendekati istriku??!!

Tak akan kubiarkan dia mendekati Umang lagi. Umang hanya milikku!!! Pikirku marah dan kalut di tengah pelarian kami.

"AROOOK!!! AROOOKK!!!" Panggil Umang beberapa kali, aku tau dia telah memanggilku beberapa kali tadi, tapi tak ku hiraukan karena emosiku yang tak terbendung.

"KITA HARUS TERUS BERLARI AGAR KEBO IJO TIDAK BISA MENYUSUL KITA!!" Kataku pada Umang

"AROK SAKIT AROOOOK!!!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ken Umang dalam cinta Ken ArokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang