Daerah Pinggiran Tumapel, 1220
Aku masih setengah sadar dan dengan muka cengoh duduk di atas kursi kayu di ruang tamu pondok sederhana milik Nyi Prenjak. Mungkin kurang lebih sudah setengah jam Arok dan Nyi Prenjak mengobrolkan hal-hal yang aku tak terlalu mengerti. Aku terlalu sibuk mencoba menerima kenyataan bahwa sebelum ini, tubuh yang aku pakai ini, hanya memakai celana pendek seperti halnya wanita-wanita muda disini. Walaupun saat itu aku belum berada di tubuh Umang ini, entah mengapa aku merasa telah di lecehkan dengan kenyataan bahwa orang-orang telah melihat tubuh ini secara gamblang. Tak terkecuali Arok. UGH!! MALU ANJIR.
Aku terus saja mengepalkan tanganku sembari menekan pahaku dan menatap ke tanah. Rasanya ingin sekali segera pergi untuk melupakan hal ini. Mungkin hal ini adalah hal yang terlihat sepele, toh bukan aku yang saat itu berpakaian telanjang. Namun, itu menggunakan tubuh yang saat ini aku masuki. Aku tidak bisa tidak memikirkan bahwa orang-orang yang pernah melihat Umang sebelumnya, pasti selalusesekali membayangkan tubuh ini dengan pakaian keseharian Umang, meskipun akusaat ini tubuh umang sudah memakai pakaian tertutup. karena yang ada di raga ini adalah aku, bukan Umang. Benar-benar Culture Shock.
"Mang... Umang..." panggil Arok beberapa kali hingga akhirnya dia membuyarkan lamunanku dengan menyentuh pundakku. Entah mengapa aku secara otomatis menjauh dari sentuhannya. Kenyataan mengenaiApalagi setelah aku mengetahui kenyataan bahwa di keseharian Umang dahulu mungkin Arok sering melihat tubuh ini di keadaan yang seperti itu. Ini benar-benar sangat menggangguku dan tubuhku otomatis membuatku melancarkan serangan 'bertahan'.menghindar seakan jijik dengan sentuhan siapapun, seolah membuat benteng pertahanan. Tidak ada yang boleh menyentuhku.
Arok dan Nyi Prenjak agak terkejut dengan reaksiku, namun kemudian mereka hanya terdiam.
"Jadi, apakah kamu akan ikut dengan kami untuk rencana di bulan purnama besok, Umang?" Tanya Nyi Prenjak kepadaku. Aku yang tak tahu apa maksudnya, hanya bisa menampilkan wajah bodoh tak mengerti.
"Oh, Umangku.... Gendhuk-ku tersayang... Sepertinya kamu memang masih sakit... sebenarnya apa yang terjadi padamu, Umang?" kata Nyi Prenjak sambil mengelus kepalaku lembut. Kali ini aku tidak menghindari sentuhan dari Nyi Prenjak. Selain karena dia bukan laki-laki, hal ini juga mungkin karena sentuhan dari Nyi Prenjak terasa sangat hangat. Mengingatkanku pada Ibuku.
Oh.... Aku sangat rindu Ibuku... apakahApakah ibuku tidak mencariku? Bagaimana kalau beliau sakit akibat saking khawatir karena tak menemukanku di kehidupan sana?
Mendadak aku menjadi sangat sedih karena teringat oleh ibuku, dan pipiku. Pipiku terasa panas. Nyi Prenjak memelukku dan menepuk pundakku.Melihat ekspresiku yang mendadak berubah dari cengoh, bodoh, ke sedih, Nyi Prenjak memelukku dan menepuk pundakku.
"Aku akan keluar dahulu mencari kuda untuk pulang ke Turyantapada." Kata Arok sambil keluar dari ruang tamu. Meninggalkanku dan Nyi Prenjak sendirian.
"Kenapa, nduk? Kepalamu sakit lagi? Mau dipijat lagi seperti biasanya?" tanya Nyi Prenjak lembut sambil terus memeluk dan menepuk punggungku menenangkanku. Entah mengapa tangisku buncah. Segala
Suara Nyi Prenjak, seperti suara ibu...
Entah mengapa tiba-tiba tangisku pecah dan dadaku terasa sangat sakit dan tertekan. Mendadak semua rentetan kejadian yang aku alami sebulan ini berkelibat membayangiku. Dari mulai aku yang tiba-tiba melihat pertunjukan gamelan malam-malam di tengah hutan bersama pemuda asing di sebelahku, kata-kata Mpu Palot bahwa aku harus menerima titimangsaku, kenyataan kehidupan Umang, kenyataan bahwa aku mungkin tidak bisa kembali ke masaku, kenyataan bahwa aku harus menjalani hidup yang aku sudah tau bagaimana akhir dari kisah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ken Umang dalam cinta Ken Arok
Historical FictionPria itu memandangku tersenyum lalu memandang lagi ke depan. Dia tidak memakai baju atasan, hanya selendang yang disampirkan ke samping dengan rambut disanggul dan memakai ikat kepala berwarna hitam seperti mahasiswa sedang demo. Dia hanya memakai c...