10

585 38 6
                                    

Lagi dan lagi, selama bekerja di Jakarta, Jeno akan selalu melakukan meeting dengan ibunya dan hal itu membuat jeno akan bertemu dengan jaemin yg selalu setia mendampingi ibunya.

Seperti saat ini, mereka ada di ruang rapat dan akan mendengarkan presentasi dari seorang klien yg akan menawarkan kerjasama di bidang property. Jaemin ditugaskan memberikan berkas-berkas yg harus Taeyong dan Jeno baca. Namun begitu jaemin mendekatinya dan menunduk ketika menyerahkan berkas pada jeno, Jeno dapat mencium aroma manis parfum Haechan.

Jeno segera melirik Jaemin yg kini menjauhinya. la jadi ingat bahwa Jaemin tadi meminta parfum Haechan. Parfum yg memiliki aroma manis seperti gulali yg ingin Jeno makan, parfum yg melekat pada tiap inch kulit Haechan yg ia kecup.

"Tidur dimana kamu semalam?". tanya Taeyong sembari sibuk membaca berkas-berkasnya.

"Di rumah teman". Jawab Jeno singkat.

"Wanita?".

Jeno berdecak kesal. "Ma, apa itu semua penting?".

"Mama cuma tanya. Karena setahu Mama, kamu yang dari remaja bersekolah di luar negeri ini, tidak punya teman di Indonesia. Kecuali teman-teman sesama anak pengusaha dan konglomerat Indonesia".

"Ya, salah satu dari mereka". Jawab Jeno berbohong.

Taeyong hanya menghela napas. "Jangan gegabah ketika menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru. Ingat, Jean, semua pergerakanmu berdampak pada perusaha-"

"Kapan meeting ini bisa dimulai?". Tanya Jeno yang membuat semua orang di ruangan langsung terdiam, begitu juga dengan Taeyong.

"Mulai sekarang meetingnya".

Begitu jeno memerintahkan, lampu ruang meeting kemudian meredup dan slide presentasi perusahaan mulai diperlihatkan beserta penjelasannya. Namun Jaemin yang duduk disampingnya jelas begitu memecah fokus Jeno.

Aroma tubuh Jaemin terlalu sama dengan Haechan. Jeno sampai menghela napas, mengusap wajahnya beberapa kali agar selalu fokus dan tidak teringat soal Haechan dan tubuhnya.

"Jangan pakai parfum itu lagi". Jeno berbisik tajam pada Jaemin.

Jaemin sampai terkejut dibuatnya. "Maaf, pak?".

"Parfummu itu. Jangan dipakai lagi. Saya tidak suka dengan baunya". Jeno berbohong. Nyatanya, Parfum itu dapat mengingatkan dan meningkatkan napsu Jeno ketika bersama Haechan.

"Maaf kalau begitu, Pak". Jaemin merutuki diri dalam hati. Tidak seharusnya ia meminta parfum Haechan.

"Bau parfummu itu menganggu". lya, menganggu pikiran Jeno.

"lya, Pak. Saya minta maaf".

"Kalau bisa, setelah meeting ini, ganti bajumu. Jangan sampai saya mencium parfum itu lagi".

Demi Tuhan, Jaemin menahan diri agar tidak menggebrak meja dihadapannya. Perihal parfum saja, membuatnya dikomentari dan dicaci oleh Jeno?!.
====================================

Satu minggu telah berlalu saat dimana Jeno terakhir mengunjunginya di apartemen. Satu minggu rasanya begitu lama bagi Haechan maupun Jeno untuk tidak bertemu satu sama lain. Kini mereka memang bertukar kabar melalui chat, tapi Jeno juga tidak terlalu sering membalas pesan darinya.

Haechan tidak terlalu menuntut Jeno selalu membalas chat darinya, Haechan juga berusaha paham jika Jeno sedang sibuk. Tapi beberapa kali ketika malam hari, Jeno melakukan sleepcall dengan Haechan.

Kini, saking rindunya Haechan sampai berani mengerimkan foto nakal untuk menggoda Jeno. Haechan melakukan mirror selfie hanya mengenakan g-string dan dengan tubuh atas yang polos, sehingga Jeno dapat melihat p******a indah Haechan.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang