13

422 32 4
                                    

Lagi dan lagi, ketika Haechan kembali ke Jakarta dan berada di floristnya, ia pasti mendapat introgasi dari Jaemin. Sekarang sahabatnya itu duduk di ruang kerjanya dengan wajah kesal sedangkan Haechan hanya duduk di sofa sambil menikmati soto yang dibawakan Jaemin untuknya sarapan.

"Gue kaget tau, datang ke florist tapi yang jaga bukan lo." Omel Nana.

Haechan menyengir. "Hehe, maaf".

"Jadi kenapa yang ngurusin florist kemarin bukan lo? Terus sekarang orangnya kemana? Sebenarnya lo tuh kemana sih, Chan? Kenapa suka tiba-tiba ngilang kaya gini semenjak putus dari bajingan itu?".

Haechan terdiam beberapa saat, Bingung harus menjelaskan darimana pada sahabatnya, lagipula sepulang dari Dubai Lucas berpesan agar Haechan tidak menceritakan kepada siapapun bahwa Jeno sedang berhubungan dengannya, demi kebaikan mereka.

"Gue bakalan cerita, tapi please, lo harus percaya sama gue." Ucap Haechan. "Emang kedengarannya mustahil sih".

"lya, gimana?" Jaemin sudah bersedekap di depan dada, memasang wajah seriusnya untuk mendengarkan cerita haechan.

"Kemarin gue pergi ke Dubai".

Nana mengerutkan keningnya.

"Sama cowok gue." Lanjut Haechan.

Nana sontak menutup mulutnya, menahan semburan tawanya begitu mendengarkan cerita Haechan.

"Ihhh, kok malah ketawa sih?!" Protes Haechan.

"Hahaha, lo... hahaha, serius?" Nana sampai memegangi perutnya yang sakit karena tertawa. "lo ke Dubai cuma dua hari? Secara tiba-tiba dan lo juga punya cowok? Echan, gue kenal lo dari kecil dan seorang Moon Haechan jelas susah banget buka hati untuk orang baru".

"Gue bisa bolak-balik Indonesia-Dubai juga karena naik jet pribadinya dia." haechan kembali menjelaskan.

"Dia? Cowok lo?".

Haechan mengangguk dan Jaemin kembali terbahak karenanya. Haechan jadi lelah sendiri, ia menghela napasnya.

"Sori, sori." Tawa Nana kemudian mereda. "Tapi ini tuh kayak cerita Cinderella banget tau nggak sih, Chan? Emang cowok lo siapa dan sekaya apa sampai bisa ngajak lo liburan ke Dubai dengan cepat dan naik jet pribadi".

Haechan kemudian memegang kedua pundak Nana, menatap sahabatnya dengan serius. "Dengar, gue nggak tahu dia pastinya kerja apa. But he really super duper rich. Dia punya villa mewah di Seminyak dengan banyak pelayan pribadi, mobil keren, jet pribadi, mansion di Dubai. Bahkan gue juga punya banyak barang-barang branded sekarang di apartemen gue. Lo boleh ambil di apartemen gue nanti malam setelah pulang kerja. Gue juga beliin lo kok".

"Serius?!" Kini Jaemin hampir berteriak. "Lo beneran dari Dubai?".

"Beneran! Gue bahkan dibeliin banyak perhiasaan sama dia dan gue nggak tahu harus dipakai dimana lagi. Lo boleh milih deh nanti buat dibawa pulang".

"Echan?" Jaemin kini memegang kening Haechan. "Lo nggak halu, kan?".

"Enggak." Haechan menampis tangan Nana dari keningnya. "Mungkin lo memang benar, Na. Gue bagaikan Cinderella yang bertemu seorang pangeran tampan dan kaya".

"Okay, okay." Nana membenarkan duduknya menjadi tegap dan menatap haechan serius. "Kasih tahu gue Namanya".

"Namanya?" Haechan berpikir sejenak, kemudian mengulum bibirnya. "maaf, Asisten pribadinya bilang kalau gue nggak boleh ekspos hubungan gue dan dia ke siapapun".

"Bahkan ke gue sekalipun?" Jaemin menunjuk dirinya sendiri. "Oke, kalau fotonya?".

"Nggak boleh juga." Haechan mencebikkan bibirnya. "Lo tahu nggak sih, ponsel gue diambil sama asistennya dan asistennya ngehapus foto-foto gue dan dia di Dubai".

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang