28

434 41 2
                                    

Haechan bersyukur dari pagi hingga siang hari, ia diberi kesibukkan bekerja sama dengan sebuah event organizer untuk menata dekor bunga acara launching produk make up ternama di Indonesia. Sebelum acara dimulai, Haechan dan team nya sudah membuat sebuah pagar dari bunga, crown flower, beberapa buket bunga, dan berbagai tatanan bunga diatas meja.

Kesibukannya membuat Haechan tak harus selalu memikirkan perihal Jeno dan Jaemin terus. Setidaknya dengan bekerja, membuatnya lupa oleh masalahnya terutama dengan Jeno. Meski pada akhirnya, ketika Haechan kembali ke florist atau apartemennya, ia akan kembali diperangkap oleh kesunyian dan kembali mengingat masalahnya lagi.

Setelah Haechan merasa bisa melepas pekerjaannya kepada teamnya sebelum acara dimulai, Haechan memutuskan untuk kembali ke florist dan akan menyelesaikan pekerjaan yang lain, menerima stock bunga dari penyortir contohnya.

Haechan datang tepat waktu, ia sampai ke florist ketika penyortir bunga-bunga import datang ke floristnya. Florist cukup sepi karena teamnya kebanyakan berada di venue tempat launching make up ternama tadi, sehingga kebanyakan Haechan menerima sendiri paket-paket bunga yang baru datang tersebut.

Haechan fokus menyortirnya lagi, memindahkannya kedalam vas berisi air dan beberapa ia masukkan juga kedalam freezer besar agar tetap segar. Haechan menghela napasnya setelah menutup freezer, ia menatap bunga di dalam sana dan termenung beberapa saat hingga tak menyadari bahwa baru saja ada pengunjung yg masuk kedalam floristnya.

Haechan tak sadar bahwa Jeno datang. Lelaki itu sempat tersenyum, ketika melihat dari luar florist bahwa Haechan sangat bekerja keras mempertahankan bisnis floristnya. Jeno akhirnya memutuskan masuk kedalam, ia mengambil satu tangkai bunga matahari yang kelopaknya cukup besar, lalu berdiri di belakang Haechan sambil menyodorkan bunganya.

Begitu Haechan berbalik, dirinya langsung terdiam, dari raut wajahnya terlihat terkejut ketika mendapati Jeno tiba-tiba ada dibelakangnya. Jeno menggeser bunganya, menampilkan senyum tulusnya pada Haechan.

Untuk sejenak, Haechan seolah dibuat dejavu oleh Jeno dan senyumannya. Raut wajah Haechan berubah, karena ia ternyata merindukan senyuman tulus itu.

Senyuman tulus yg kerap mereka tunjukkan satu sama lain ketika masih menjadi sepasang kekasih, seolah tidak ada penghalang diantara mereka berdua.

Namun Haechan segera sadar dari rayuan senyum Jeno. la memasang wajah kesal dan menarik bunga dari tangan Jeno dengan kasar.

"Jangan sembarangan ambil bunga." Ucap Haechan ketus. "Kalau rusak, kamu harus ganti."

"Ganti berapa? Bahkan kalau beli semua bunga disini aku juga bisa."

Haechan segera membalikkan badannya lagi, menyipitkan mata menatap Jeno.

"Tidak semuanya bisa kamu beli tuan Jean yang terhormat."

"Jeno." Koreksi lelaki itu.

Haechan bersedekap, menaikkan sebelah alisnya menatap Jeno. "Bukannya kamu paling dikenal dengan nama Jean?"

"Oke, kalau gitu cuma kamu dan hanya kamu yg mengenal aku sebagai Jeno." Dengan cepat, Jeno langsung memegang pinggang ramping Haechan dan membuat Haechan terkesiap karena jeno tiba-tiba memeluknya.

"Jeno, lepas!" Haechan memberontak, melepaskan diri dari pelukan Jeno.

"Apa-apaansih kamu? Kamu nggak sadar kalau dinding florist ini kaca? Transparan? Semua orang bisa melihat." Haechan kemudian meninggalkan Jeno begitu saja, masuk ke ruangan lain yg merupakan ruang kerja pribadi Haechan. Jeno tetap mengikuti Haechan, Haechan sadar sedang diikuti namun dia diam saja, karena ia juga lelah dengan sikap Jeno.

Jeno memasuki ruang kerja Haechan yg jelas tak sebanding dengan ruang kerjanya. Namun ruang kerja ini nyaman dan rapi. Di dindingnya dipajang foto-foto florist dari tahun ke tahun, foto keluarga Haechan, dan tentu saja foto Haechan bersama Jaemin.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang