18

344 26 1
                                    

Pintu kamar hotel yang tadi diberikan akses oleh Eric pada Jaemin kini sudah terbuka. Dan Jeno langsung direbahkan ke ranjang, bukan oleh Jaemin, melainkan oleh staff hotel yang tadi dipanggil oleh jaemin.

Ciuman Jeno tadi sudah membuat kaki Jaemin lemas seperti jelly sehingga ia yakin bahwa tak akan kuat memapah Jeno sampai ke kamar hotel. Mengenai ciuman mereka berdua tadi, ciuman itu berakhir begitu saja ketika tiba-tiba Jeno tak merespon lagi panggutan bibir diantara mereka dan memejamkan matanya tak sadarkan diri.

"Terimakasih," ucap Jaemin kepada dua orang staff hotel yang membantu memapah tubuh Jeno. Jaemin kemudian memberikan tip bagi mereka berdua.

Kini pintu kamar hotel sudah tertutup rapat. Jaemin menggigit kuku ibu jarinya, bingung dengan apa yang harus ia lakukan pada Jeno.

"Pak Jean?" Kinan menepuk-nepuk pipi Jeno, namun lelaki itu hanya menggumam tak jelas, benar-benar susah membuka matanya.

Jaemin menghela napasnya, kemudian duduk di tepi ranjang dan melepaskan sepatu serta kaus kaki Jeno. Lalu Jaemin beranjak mendekati wajah jeno, tangannya terjulur melepaskan dasi yang masih dipakai oleh Jeno.

"Enghh," Jeno berusaha membuka matanya.

Pandangan Jeno buram, yang dilihatnya adalah seorang wanita dengan rambut panjang yang kini digerai rambutnya sedang menunduk, melepas dasinya.

"Kamu... kemari?" Suara Jeno terdengar serak, ia menyentuh lengan Jaemin dan mengusapnya, tapi di mata jeno wanita di depannya adalah Haechan, kekasihnya.

Jaemin mengernyit, tak paham dengan racauan Jeno. la memutuskan untuk membiarkan saja Jeno memegang lengannya, namun tangan Jaemin terus bergerak melepas tiga kancing teratas Jeno agar Jeno tidak merasa sesak.

Namun Jeno malah terkekeh dan menarik tubuh Jaemin sehingga Jaemin terkesiap dan dadanya menubruk dada Jeno diatas ranjang.

"Kamu benar-benar selalu tidak sabar denganku, sayang?" Racau Jeno lagi, tangannya kini mengusap rambut Jaemin lembut.

Usapannya beralih pada punggung Jaemin, mengusap dengan sensual, sampai kemudian ia membalikkan tubuh Jaemin sehingga kini ia berganti posisi menjadi diatas tubuh jaemin dan menindih wanita cantik itu.

"Pak Jean!" Jaemin memejamkan matanya ketika satu tangan Jeno menahan pergelangan tangan kirinya yang diangkat keatas dan satu tangan Jeno menahan pinggang ramping Jaemin.

Jeno menyipitkan matanya, kemudian tersenyum. terkekeh kecil, ketika melihat wajah cantik Haechan yang begitu menginginkannya.

"Aku menginginkanmu." Bisikan suara serak Jeno yang seksi itu membuat sekujur tubuh Jaemin merinding.

Jeno kemudian menurunkan tubuhnya, menyurukkan wajahnya pada tengkuk Jaemin dan mulai mengecupi tengkuknya. Napas Jaemin tersenggal ketika merasakan bagaimana bibir Jeno mengecup tengkuknya dengan sensual, menjilat tengkuknya, mengulumnya, menggigit dan kemudian menghisapnya keras.

"Eumhhh..." Jaemin terengah, tak bisa menahan gumamannya.

Jaemin menyerah, seketika dibuat kacau oleh daya tarik Jeno dan sentuhan bibir Jeno.

"Eumhh, Pak Jean," tangan kanan Jaemin memegang bagian belakang kepala Jeno, mengusap rambut tebalnya ketika lelaki itu terus menghujami tengkuknya dengan cumbuan yang membuat Jaemin tak tahan untuk mendesah. "Ahh, eumh!"

Jeno menggesekkan bibir mancungnya pada pipi Jaemin, kemudian kecupannya beralih pada bibir Jaemin dan bibir mereka kembali saling tertaut, saling b******u dan mengulum bibir satu sama lain. Selagi berciuman, tangan Jeno bergerak turun, mengusap gundukan p******a Jaemin dari atasannya itu.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang