22

324 26 1
                                    

Air mata Haechan sepertinya sudah mengering dan matanya sudah begitu sakit karena hampir setiap hari, bahkan setiap malam menangisi Jeno yang meninggalkannya begitu saja selama satu bulan ini.

Semenjak mengenal Jeno, Haechan merasa hanya mengenal nama dan kepribadiannya saja, tanpa tahu mengenai seluk-beluk Jeno. Hingga setelah Jeno menghilang begitu saja tanpa kabar, Haechan bingung, tidak tahu harus menghubungi siapa dan mencari Jeno kemana.

Hari-hari Haechan rasanya dihancurkan perlahan oleh perasaannya yang ikut runtuh ketika kekasih hatinya meninggalkannya begitu saja. Perasaan Haechan kalut, setiap hari menebak-nebak kenapa Jeno meninggalkannya, alasan apa yang membuat Jeno meninggalkannya, hingga akhirnya ia merasa dicampakan.

Semenjak Haechan menceritakan pada Jaemin bahwa kekasihnya pergi begitu saja tanpa kabar, Jaemin selalu berusaha mendampingi Haechan dan meminta sahabatnya itu untuk bangkit. Rasanya seperti dahulu, ketika Haechan mengetahui soal perselingkuhan Mark dan putusnya hubungan mereka berdua.

Haechan sama terpuruknya, bahkan Jaemin dapat melihat, Haechan kini lebih terpuruk dari kejadian Mark.

Perlahan Haechan berusaha memahami bahwa ia memang dicampakan dan Jeno hanya bermain-main saja, contoh seorang lelaki berengsek.

Maka dari itu Haechan berusaha kembali bangkit walaupun terkadang teringat Jeno, namun Haechan tetap berusaha menjalani bisnis florist dan restoran miliknya.

Bel diatas pintu Sunshine Florist berdenting ketika Jaemin sore ini datang ke floristnya. Haechan mengangkat pandangannya, matanya berbinar senang ketika Jaemin sudah menghampiri dirinya yang masih disibukkan oleh sebuah buket bunga yang cukup besar.

"Jadi ini yg lo bilang ada pesanan seribu bunga tulip merah?" Tanya Jaemin sambil menatap takjub seribu bunga tulip merah yang dirangkai menjadi buket bunga besar.

Haechan mengangguk sembari tersenyum senang. la melangkah mundur, menjauh agar bisa melihat tatanan buket raksasa itu yang sedang proses penyelesaian oleh karyawannya.

"Pemesannya cowok yang mau ngelamar seorang cewek yang enggak pernah dia pacarin sama sekali." Jawab Haechan.

"Hah? Kok bisa nggak pacaran tapi mau ngelamar?"

Haechan sontak melirik Jaemin dan tersenyum miring."Kaya lo, kan?"

Jaemin berdecak. "Nggak, beda konteks kalau gue sama Jean."

Haechan jadi tertawa kecil mendengarnya. "Cowok itu kesini sama teman-temannya, minta rekomendasi bunga apa yang mau digunain untuk mengungkapkan cinta. Jadi aku rekomendasiin tulip merah dan dia suka. Mereka emang katanya sudah berteman baik lima tahun sih, tapi ya gitu, kadang karena selalu bersama kita tidak sadar org yg kita cintai ada di sekitar kita."

Jaemin hanya terdiam ketika mendengar ucapan Haechan. la melirik Haechan, sahabatnya itu seakan-akan masih memperhatikan karyawannya menata bunga tulip merah itu, namun Jaemin tahu bahwa tatapan Haechan kosong, kembali merenung dan pasti teringat akan lelaki sialan yang meninggalkan Haechan begitu saja.

"Udah ah, ayok jadi nggak nemenin gue?" Jaemin langsung merangkul Haechan.

Haechan tersentak, lalu mendengus geli. "Jadi, dong! Pokoknya kita harus shopping dulu, terus spa, habis itu ke salon. Biar lo cantik waktu ketemu calon mertua dan keluarganya."

Jaemin memang sering menyembunyikan raut wajah semangatnya ketika mempersiapkan pernikahan dengan Jean. Karena Jaemin menjaga perasaan Haechan yang baru saja dicampakkan kekasihnya, tidak mungkin Jaemin berterus terang menunjukkan semangatnya dalam mempersiapkan pernikahannya.

Mengenai Jaemin sendiri, setelah perjanjian pra-nikah di tandatangani oleh Jeno, Jaemin kemudian mundur dari pekerjaannya sebagai sekertaris pribadi nyonya Jung. Ia hanya fokus untuk mempersiapkan pernikahannya yang ternyata dibuat besar, mewah dan megah oleh keluarga Jung.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang