16

410 28 6
                                    

Akhir pekan ini, Haechan menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan ke suatu Mall di Jakarta pusat bersama Jaemin untuk menebus waktu kebersamaannya bersama Jaemin.

Saat hari ulangtahun Jaemin kemarin, Jaemin terlalu sibuk oleh pekerjaannya dan perayaan ulangtahun oleh keluarga Jung, sedangkan Haechan juga sibuk mempersiapkan banyak pesanan buket bunga untuk kelulusan mahasiswa di suatu universitas di Jakarta.

Mereka berdua kini menghabiskan waktu dengan pergi ke salon, berbelanja sambil melihat-lihat sampai membeli barang-barang lucu dan berakhir makan di sebuah cafe yang berada di Mall tersebut.

Sudah tiga puluh menit Haechan mendengarkan cerita bahwa boss sahabatnya itu merayakan ulangtahun khusus untuk Jaemin dan mengajak keluarganya, bahkan hingga cucu Taeyong ikut serta. Jaemin juga bercerita bahwa dia mengajak Jean ke panti asuhan Yayasan orangtuanya dan juga hadiah dari Jean berupa buket bunga dan kalung indah yang dipakai Jaemin..

"Beneran bagus nggak sih kalungnya?" Tanya Jaemin untuk yang ketiga kalinya.

"Lo mau gue muji lo berapa kali lagi?" Sindir Haechan sembari meminum kopi miliknya. "Udah gue bilang, bagus banget. Pinter tuh Pak Jean milihin buat lo. Seleranya bagus juga sebagai cowok."

Jaemin sontak melunturkan senyumnya. "ralat asistenya yg pilihin, dan stop buat gue kepedean gitu dong, Chan."

"Lah?" Haechan sontak tertawa. "Bukannya bu Taeyong juga sudah berusaha deketin Pak Jean ke elo? Yaudah dong lo boleh kepedean, keluarganya juga jelas sudah berpihak ke lo, Nana."

"Hmmm, gitu ya."

"Kenapasih nggak buka hati aja buat Pak Jean?".

"Buka hati ngapain kalau Pak Jeannya aja jelas-jelas nggak tertarik ke gue." Ucap Jaemin dan ia langsung mendapatkan semburan kopi dari mulut Haechan akibat tawa sahabatnya itu. "Iyuwhh! Haechan jorok ih!".

"Soriii!" Haechan tertawa lagi. "Se enggak tertarik itu?" Jaemin menganggukkan.

"Tenang aja, seiring berjalannya waktu juga bakal tertarik ke elo." Kata Haechan menenangkan dan kemudian ia mengeluarkan sebuah kotak merk parfume ternama, lalu menyodorkannya pada Jaemin.

"Taraaa! Buat lo!".

"Ih, parfume yang kaya punya lo?" Jaemin sebenarnya senang menerima parfum dari Haechan.

"lya, daripada lo minta punya gue terus. Gue tau lo juga suka kan baunya?"
Jaemin kemudian tersenyum kecut. "Suka sih, tapi pak Jean kan pernah marah gara-gara gue pakai parfum ini."

"Hah? Kenapa deh?".

"Dia nggak suka baunya, katanya ganggu."

Haechan terdiam sesaat, lalu kemudian tersenyum menggoda. "Cieee... berarti lo tuh udah bener-bener ganggu pikiran boss lo itu. Parfume yang sering gue pakai ini emang baunya manis banget. Kalau kata cowok gue sih, rasanya kayak pengen makan gue."

Jaemin sontak tertawa. "Sialan lo, gue jadi mikirin yang enggak-enggak." Kemudian Jaemin teringat sesuatu. Tapi lo pernah denger nggak sih, Chaan, katanya pamali ngasih parfum ke sahabat. Katanya sih, nanti persahabatannya akan retak dan nggak bertahan lama."

"Idih, apaan sih percaya gituan. Kita udh dari sd ini, Gue ngasih lo parfum biar sahabat gue nggak bau apek! Biar cepet dapet jodoh." Ucap Haechan sambil terbahak.

Tawa Haechan disusul oleh Jaemin. Jika mereka sudah berdua seperti ini, memang rasanya dunia milik berdua dan tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan mereka.

Hingga kemudian mereka berdua memutuskan untuk pulang. Namun Jaemin pulang sendiri karena Haechan sudah dijemput oleh sang kekasih.

Begitu keluar dari Mall, Haechan melihat sebuah mobil Range Rover berwarna hitam yg ada di parkiran utama lobi Mall khusus parkir VIP. Haechan menghampiri mobil itu, mengetuk kaca mobil penumpang depan dan kemudian pintu terbuka.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang