31

403 38 3
                                    

Haechan kini terpaksa berada di dalam mobil Mark untuk membicarakan sesuatu yg Mark lihat tadi, sedangkan ia sudah membiarkan Jaemin dan Jeno untuk pulang. Sekali lagi Haechan harus menyelesaikan urusannya sendiri.

"Jadi kita berdua sama-sama pendosa kan, Chan? Sama-sama pengkhianat tapi berbeda jalan yg dilalui." Mark membuka pembicaraan.

Haechan langsung menyipitkan matanya menatap Mark tidak suka. Dia benar-benar menahan diri untuk tidak menampar mantan tunangannya itu.

"Jangan samakan aku dengan kamu. Karena kamu jelas tidak tahu cerita sebenarnya." Ucap Haechan dengan tegas.

Mark sontak tertawa. "Oke, jadi bisa beritahu alasannya sampai suami sahabat tercintamu itu mengaku sebagai kekasih kamu?"

"Aku dan Jeno sudah berhubungan sebelum Jeno mengenal Nana!" Haechan kini benar-benar sudah emosi. "Kamu nggak tahu yg sebenarnya terjadi, Mark. Kamu nggak tahu apapun jadi jangan pernah ikut campur!"

"Aku kira kamu akan merelakan semua hal yg kamu suka dan kamu punya untuk Nana, Chan. Tapi nyatanya kamu tetap mempertahankan lelaki yg sudah menikahi sahabatmu." Kini Mark benar-benar menatap Haechan.

"Mau dikatakan seperti apapun kamu tetap salah, Chan. Karena tetap berhubungan dengan suami Nana. Oh, atau kamu tetap berhubungan dengan dia karena dia kaya? Atau juga karena kamu sudah berhubungan lebih jauh dengan si Jeno itu? Having sex dengannya... mungkin?"

Haechan sampai tidak sabar lagi. la langsung bergerak mendekati Mark dan menampar pipi Mark dengan begitu keras hingga telapak tangannya memanas. Mark memejamkan matanya, mendesis kesakitan merasakan nyeri di pipinya karena tamparan Haechan.

"Jangan berbicara seolah dirimu itu paling suci di dunia ini!" Haechan kemudian hendak keluar karena muak mendengarkan omong kosong Mark.

Namun mark dengan cepat mencekal lengannya." Apa jadinya nana kalau tau tentang hal ini, chan?!"

"Mau kamu apa sih?!" Haechan memberontak, tapi cengkeraman tangan Mark di tangannya semakin kuat.

"Tetap menikah dengan aku kalau kamu mau rahasiamu ini tetap aman." Ancam Mark.

Haechan tertawa miris, air matanya kembali menetes karena merasa lelah dengan hidupnya yg penuh tekanan dan kini ditambah oleh ancaman.

"Kamu kira orangtuaku juga rela menikahkanku dengan lelaki tukang selingkuh seperti kamu?!" Sentak Haechan penuh emosi. "Aku punya bukti-bukti perselingkuhan kamu! Kalau kamu tetap mengancam aku, aku juga tidak akan tinggal diam, Mark! aku juga akan balas menghancurkan kamu, sekaligus membuat kamu malu sekalian!"

"Sialan!" Mark menekan kedua bahu Haechan ke sandaran kursi mobil dan mendekatkan tubuhnya kearah Haechan hingga Haechan memekik keras. Mark kemudian tertawa sambil menekan kedua pipi Haechan. "Sejak kapan Haechan yg lembut dan selalu mengalah menjadi pemberontak seperti ini?"

"Lepas!" Haechan berteriak, tangannya hendak meraih pintu untuk membukanya namun Mark kembali meraih tangannya dan menahannya. "Aku tidak sudi menikah dengan lelaki sekasar dan sebajingan kamu!"

Haechan hendak kembali berteriak, namun teriakannya di bungkam Mark dalam ciumannya. Mark mencium Haechan dengan paksa, sedangkan Haechan terus memberontak keras. Tangan Mark bergerak tidak sopan meremas p******a Haechan dengan kencang sambil menarik kemeja Haechan dengan paksa sehingga kancing-kancing kemejanya terlepas dan terbuka.

Haechan sudah menangis dan terus memberontak ketika tangan Mark menaikkan bra-nya keatas dan meremas p******a Haechan secara langsung dengan kasar. Tangan Haechan mencakar-cakar punggung dan pundak Mark serta berusaha mendorongnya, sedangkan Mark malah membekap mulut Haechan dengan tangannya dan ia tertawa.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang