19

354 31 4
                                    

"Besok nih acaranya?" Ningning yang sedang menyuapi anaknya ikut masuk kedalam obrolan ketika saudari kembarnya yang bernama Chenle membaca sebuah undangan ulangtahun salah satu teman sosialita Mamanya.

"Tante Chitta masih eksis aja mau ngerayain ulangtahun ke enam puluh." Komentar Chenle.

"Sekalian acara amal kata dia." Sahut Taeyong.

Sion kemudian melirik Mamanya. "Mama nanti mau ulangtahun kaya gitu juga?"

Sontak semuanya tertawa. Kemudian Taeyong menjawab, "enggak ah, malu sama cucu. Maunya ulangtahun bareng kalian aja."

Chenle yang sedang membuka kolom chat obrolan bersama teman-temannya kini sedang membahas mengenai undangan pesta ulangtahun Chittaphon. 

"Lo ikut ke ulangtahun tante Chitta nggak, Ion?" Tanya Chenle.

Sion yang sedang sibuk menambahkan wasabi ke sushi-nya pun akhirnya mendongak, menatap Chenle. "Nggak. Sibuk ngurus cafe sama ada urusan malam itu."

"Tuhkan, Ma.. Sion tuh nggak pernah mau ikut acara beginian semenjak remaja. Banyak yang nyariin lo tau, Ion!"

Chenle sontak tertawa. "lya, iya! Setiap gue sama Ningning lagi amal atau datang ke acara ulangtahun, lo pasti dicariin para dedek-dedek gemes disana."

Dedek gemes yang dimaksud si kembar adalah para gadis dari anak pengusaha-pengusaha dan sosialita Indonesia yang sering dibawa hadir orangtuanya di acara-acara amal maupun ulangtahun. Beberapa dari mereka sering menanyakan Sion si bungsu dari keluarga Jung yang jarang terlihat, juga sering membicarakan mengenai Sion yang ramah, pintar dan berusaha mandiri mendirikan cafe bersama Rekannya.

"Besok ikut aja Sion." Sahut Taeyong membujuk.

"Hehe, enggak, terimakasih." Sion sengaja memenuhi mulutnya dengan potongan sushi yang besar agar tidak perlu repot-repot menjawab ibu dan juga dua kakak kembarnya.

Mereka semua sedang bercakap-cakap, sampai kemudian Chenle yang sedari tadi membaca chat di group terdiam. Kelopak matanya sontak melebar dan ia berteriak keras ketika melihat video itu.

"ASTAGA! INI KAK JEAN, KAN?!" Chenle langsung menaruh ponselnya di tengah-tengah meja dan semuanya ikut melihat.

"Jean dan... Nana." Lirih Taeyong pelan.

Hingga kemudian pintu ruangan vip yang mereka tempati terbuka, menampilkan figure keduanya yang datang bersamaan tanpa tahu menahu tentang apapun.

"Kalian kenapa?" Suara Jeno yang mengintrupsi segera membuat anggota keluarganya menatapnya dan Jaemin terkejut.

"Kakak!" Ningning berteriak keras. "Jadi selama ini kalian berdua backstreet?!"

"Sudah gue duga! Ada yang mencurigakan dari kalian!" Teriak Chenle juga.

"apa maksud ini, Jean?" Taeyong menyodorkan ponsel itu ke Jeno.

Kelopak mata Jeno sontak melebar. la bahkan tidak mengingat pernah mencium Jaemin begitu menuntut seperti ini!

Malam itu, benar dugaannya bahwa ia melakukan sesuatu yang salah pada Jaemin ketika ia mabuk!.
=================================

Jeno: mau makan siang bersama?

Haechan: boleh, kalau kamu ada waktu

Jeno: aku selalu ada waktu jika itu untuk kamu

Haechan kini sudah menunggu Jeno di salah satu mall. Ketika menunggu Jeno datang menyusulnya, Haechan melihat kerumunan orang-orang yang sedang menyaksikan acara fashion show di lantai dasar. Haechan mendekati kerumunan itu, berdiri di deretan paling belakang sambil melihat para model berlenggak-lenggok menggunakan gaun pengantin yang dipamerkan.

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang