Dari kecil, baik Haechan maupun Jaemin selalu menjadi penyembuh luka satu sama lain. Mereka berada di satu sekolah dasar yg sama, saling berbagi cerita dan tumbuh bersama. Masuk SMP yg sama hingga SMA yg sama, walaupun berbeda Universitas. Banyak kejadian yg mereka lalui bersama, rasa sakit hingga kemudian bangkit lagi, hingga berbagai kebahagiaan yg mereka rasakan.
Dan walaupun Jeno menikah dengan Jaemin, Haechan rasanya tetap tidak bisa menyalahkan Jaemin. Bahkan setelah pergi satu bulan lebih dan menenangkan diri sejenak di rumah orangtuanya, orang pertama yg Haechan temui adalah Jaemin.
Haechan langsung pergi ke mall yg dipimpin oleh Jaemin, menuju lantai paling atas tempat kantor pribadi Jaemin dan bahkan sahabatnya itu sudah menunggungnya di depan pintu kantor.
"Echannn!" Jaemin sudah melebarkan tangannya dan Haechan langsung menghambur ke pelukan sahabatnya itu. "Lama banget sih pulangnyaaa!"
Haechan tertawa sambil memeluk Jaemin, kemudian menyerahkan paper bag kepada sahabatnya itu. "Oleh-oleh dari Swiss tercinta!"
"Hah?" Jaemin langsung membuka paper bag itu, berisi banyak sekali cokelat dengan berbagai merk dan bentuk, lalu aksesoris khas swiss. Jaemin kemudian menyipitkan matanya menatap Haechan curiga. "Jangan bilang lo dari Swiss?!"
Haechan sontak terbahak. "Ya enggaklah, gue nggak mau mati karena digebuk sama lo kalau ke Swiss duluan."
"Nah ini terus dapat dari mana?"
"Lo lupa kalau Saudara gue pilot?" Haechan tersenyum geli. "Gue ngerampok oleh-oleh yg banyak dari dia."
"Ahhh." Jaemin tertawa geli, kemudian mengapit lengan haechan dan mengajaknya masuk ke ruang kerjanya yg baru. "Selamat datang di ruang kerja baru gue!"
Tatapan Haechan berkeliling melihat ruang kerja baru Jaemin. Sampai kemudian tatapannya jatuh di foto pernikahan Jaemin dan Jeno. Foto yg membuat Haechan teringat soal kekecewaannya dan hubungannya dengan Jeno yg masih berjalan dibelakang Jaemin.
"Sini, sini, duduk." Jaemin kemudian menarik tangan Haechan lagi, mengajaknya duduk di sofa khusus tamu dan kemudian membiarkan sekertaris Jaemin menata camilan untuk mereka berdua. "Banyak yg mau gue ceritain ke elo!"
Haechan membuka minumannya, kemudian tersenyum. "Apa? Apa lagi yang mau lo ceritain" , "Pasti juga tentang Jean."
"Gue udah bercinta sama Jean." Cerita Jaemin sontak membuat Haechan tersedak minumannya sendiri. "Eh, eh, lo nggakpapa?"
"Nggakpapa." Haechan langsung mengambil tissue. "Maaf, Na."
Namun Nana malah tertawa. "Lo kaget banget sih?"
"Ya kaget lah. Tiba-tiba vulgar". Haechan memaksakan diri untuk tersenyum, walaupun hatinya terasa remuk lagi mendengar hal itu. "Kok bisa? Jean mabuk lagi?"
"hmm maybe, kita emang dibawah kendali wine waktu itu Chan. Mungkin karena sedikit mabuk aku jadi ngelantur dan protes ke jean kenapa nggak pernah sentuh aku, lalu akhirnya kita bercinta gitu aja"
"Karena malam itu kehidupan pernikahan gue malah kayak normal-normal aja sekarang. Jean sering pulang ke rumah, meski kita cuma ngelakuin itu sekali tapi aku tetep bahagia karena jean sudah nggak dingin dan ketus lagi". Pipi Kinan bahkan merona ketika menceritakannya.
"Gitu ya?" Haechan menundukkan wajahnya, begitu kecewa oleh Jeno. Tapi ia lalu menghela napasnya, bagaimanapun ia harus terlihat baik-baik saja dihadapan Jaemin. "Eh, gimana kalau kita bahas soal kerjaan sekarang aja? Gue juga mau ketemu customer baru hari ini, mau meeting lagi."
"Buru-buru banget? Yaudah kalau gitu."
Haechan mengangguk menyetujui ucapan Jaemin. la hanya tidak ingin mendengar lagi cerita dari Jaemin soal Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me??
FanfictionPengkhianatan yg membuat hati Haechan hancur karena diselingkuhi Mark membuatnya menjadi tertekan. Untuk meluapkan kesedihannya, Haechan mencoba bersenang-senang menggunakan aplikasi kencan yg membuatnya bercinta dengan orang asing. Aplikasi dimana...