Derap langkah kaki Jeno terdengar tergesa di koridor rumah sakit begitu ia tiba setelah mendapatkan kabar bahwa Haechan terjatuh. Jeno belum tahu apa yg sebenarnya terjadi karena Sion tidak memberitahu penyebab sebenarnya. Sion tidak mau membuat kakaknya itu makin panik.
Bahkan kepalanya bisa saja pecah ketika mengetahui bahwa ibunya menjambak rambut Haechan hingga Haechan terjatuh dengan posisi terduduk, kemudian mengalami pendarahan. Setelah tiba di rumah sakit, dua orang suruhan Sion langsung menjemput Jeno dan mengantarkan Jeno ke ruangan Haechan karena Haechan sudah mendapatkan perawatan secara langsung dengan cekatan.
Begitu pintu lift terbuka dan Jeno memasuki koridor khusus rawat inap, langkahnya melambat ketika ia melihat Sion berdiri di samping pintu ruangan Haechan dengan kepala menunduk dan alangkah terkejutnya Jeno ketika melihat mamanya duduk di kursi koridor sambil menangis. Jantung Jeno berdegup dengan kencang, isi kepalanya terus memikirkan hal-hal buruk secara bersamaan.
Dan yg membuat Jeno heran serta terkejut adalah keberadaan mamanya disini. Jadi apakah sekarang Taeyong tahu bahwa Haechan sedang mengandung anaknya?.
"Jean". Taeyong langsung berdiri begitu Jeno melangkah mendekatinya. Tanpa pikir panjang Taeyong langsung memeluk Jeno dengan kencang dan tangisnya seketika pecah. "Maafkan, Mama! Tolong maafkan Mama, Jean!"
"Ma, ada apa? Kenapa Mama minta maaf?" Jeno jadi bingung sendiri, ia menatap Sion yg hanya balas menatapnya.
"Ini salah Mama, Jean. Mama nggak tahu kalau Haechan hamil anak kamu. Mama minta maaf." Taeyong memohon maaf lagi.
Karena begitu bingung, Jeno akhirnya melepas pelukan Mamanya. "Ini sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi sama Haechan?!" Lalu Jeno menatap Sion. "Sion, kenapa sama Haechan? Kenapa dia bisa sampai pendarahan? Bayi nya-"
Bahkan suara Jeno sampai bergetar ketika mengucapkan bayi itu. Hati Jeno serasa diremas, takut ketika mendapatkan kabar yg membuat perasaannya bisa hancur dan seketika ia langsung memikirkan keadaan Haechan.
"Kak Haechan sudah siuman setelah perawatan tadi. Lebih baik lo langsung ngomong aja sama dia". Kata Sion dan Jeno langsung hendak melangkah masuk, tapi Sion kembali mencekal tangannya. "Tolong pelan-pelan ya ngomong sama Kak Haechan, dia... sedikit shock sama kejadian yg tadi."
Jeno tidak mengerti apa maksud ucapan Sion. Yang terpenting kini ia ingin tahu langsung soal kondisi janin dan juga Haechan. Jeno kemudian mendorong pintu kamar rawat inap Haechan dan begitu Jeno masuk, tatapan Haechan langsung terarah pada Jeno.
Rasanya begitu emosional ketika Jeno melangkah mendekatinya dan menggenggam telapak tangan Haechan yg dingin dan di punggung tangannya terdapat jarum infus yg tertancap menusuk kulitnya.
"Gimana keadaan kamu dan... anak kita, Chan?" lagi-lagi suara Jeno bergetar ketika menanyakan hal itu.
Haechan kemudian menarik tangan Jeno, membuat Jeno menundukkan tubuhnya dan membiarkan dirinya dipeluk oleh Haechan. Pada detik itu juga, ketika Haechan merasakan hangat tubuh lelaki yg dicintainya, tangisnya kembali pecah. Jeno masih tidak berani bertanya terlalu jauh, tapi matanya langsung memerah dan ia menahan tangisnya, bagaimanapun juga, jika terjadi kemungkinan terburuk maka Jeno harus menjadi orang pertama dan terdepan yg menguatkan Haechan.
"Dia baik-baik saja," lirih Haechan di sela-sela isakannya. "Dia baik-baik saja, Jeno. Anak kita masih bertahan".
Ketegangan tubuh Jeno seketika memudar, ia makin erat memeluk tubuh Haechan, namun tidak bisa menahan air matanya sehingga menetes membasahi pipinya.
"Syukurlah, dia jagoan yg kuat." Jeno kemudian mengecup dahi dan pipi Haechan, lalu memeluk haechan lagi dengan begitu bahagia.
Jeno kemudian melepaskan pelukannya dari Haechan, ia tersenyum haru sembari mengusap air mata di pipi Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me??
FanfictionPengkhianatan yg membuat hati Haechan hancur karena diselingkuhi Mark membuatnya menjadi tertekan. Untuk meluapkan kesedihannya, Haechan mencoba bersenang-senang menggunakan aplikasi kencan yg membuatnya bercinta dengan orang asing. Aplikasi dimana...