14

363 28 5
                                    

Jeno kira, dirinya hari ini akan tenang karena Mamanya tidak menyambangi perusahaannya dan merecoki Jeno ketika bekerja. Memang tidak datang langsung, tapi Mamanya itu terus menelpon Jeno hingga membuat kupingnya pengang.

"Nanti makan malam di rumah ya, Je. Pokoknya kamu harus makan malam di rumah. Titik".

"Jean usahakan." Jawab Jeno.

"Kok usahakan sih? Pokoknya harus!".

Jeno menghela napasnya. "lya, ma".

"Oh iya, hari ini Nana ulangtahun loh!".

Jeno mengernyitkan dahinya. "Oh ulangtahun." la menanggapi seadanya ucapan Mamanya.

Taeyong kemudian bercerita bahwa ia membelikan Jaemin sebuah tas branded yang sudah ia pesan jauh-jauh hari dari Italy.

"Kamu sendiri mau ngasih hadiah apa ke Nana, Je?" tanya Taeyong yang membuat jeno sampai tersedak mendengarnya.

"Ngapain jean harus ngasih hadiah?".

"Loh, kamu nggak mau kasih hadiah? Dia itu sudah Mama anggap sebagai anak Mama sendiri loh. Bahkan adik-adik kamu ngasih nana hadiah, keponakan kamu juga ngasih lo, jean. Nana itu dekat sekali dengan keluarga kita." Omelan itu berujung panjang.

Membuat jeno sampai berkali-kali memijat keningnya. "lya, nanti jean beli."

Setelah itu, jeno bersyukur karena panggilannya berakhir. Jeno kemudian memanggil lucas ke ruangannya.

"Ada apa Tuan?" Tanya Lucas.

"Kamu tahu apa yang disukai Jaemin?".

Lucas sontak mengernyitkan dahinya. "Tentu... tidak tahu."

Jeno langsung menepuk dahinya. "Jaemin ulangtahun dan Mama minta aku untuk membelikannya hadiah."

"Bunga?" usul Lucas. "Dan Anda bisa tambah dengan hadiah yang lainnya."

Jeno terdiam sejenak dan kemudian mengibaskan tangannya kearah lucas, menyuruh lucas keluar dari ruangannya. "Belikan buket bunga yang lumayan besar di florist milik Haechan."

"Baik, Tuan."

"Tunggu, luke!" Jeno mencegah langkah lucas ketika hendak keluar dari ruangannya. "Kalau nanti Haechan tanya untuk siapa bunganya, bilang saja untuk hadiah ulangtahun teman Mama saya."

"Baik, Tuan."

"Oke." jeno menganggukkan kepalanya dan kemudian menghela napas. Untung saja ia mengingat hal ini.
===================================

Seharusnya, malam ini Jeno menghabiskan malam bersama Haechan di apartemen wanita itu. Sepulang dari Dubai, keduanya begitu sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tentu saja Jeno sangat merindukan Haechan.

Tapi sialnya, malam ini ia malah harus datang ke makan malam keluarga yang kata lucas, jaemin hadir di makan malam keluarganya. Bahkan menurut lucas, makan malam ini diadakan karena Taeyong ingin mengadakan ulangtahun untuk Jaemin.

Jadilah Jeno memasuki rumahnya dengan sebuket bunga di genggamannya. Begitu memasuki ruang makan, dirinya langsung menjadi pusat perhatian keluarga.

"Wah, Jean bawa buket indah sekali. Pasti untuk Nana ya?" Pancing Taeyong.

Jeno memaksakan senyumnya dan melangkah mendekati Nana yang langsung berdiri dari duduknya. "Untukmu. Selamat ulangtahun, Jaemin."

"Romantisnyaaa!" Puji Chenle-adik kedua Jeno yang sudah mempunyai dua anak.

"Terimakasih, Pak Jean." Ucap Kinan.

Jujur saja, walaupun Jean adalah bos yang terkadang menyebalkan dan tidak ramah padanya, tapi diberi buket bunga seindah ini membuat Jaemin tak kuasa menahan senyumnya. Bau harum semerbak bunga membuat Nana begitu senang.

Jeno mengedarkan pandangannya, tidak menemukan kursi kosong di meja makan selain duduk disamping Jaemin. Jeno menghela napas, ini pasti sudah di setting oleh Mamanya.

"Benar kan kata Mama, Jean itu kelihatan cocok sekali dengan Nana." Ucap Mamanya.

Dan sialnya, Jaehyun ayah Jeno menanggapi. "lya, kelihatannya sih cocok, ya. Tapi kan belum tentu juga Nana nya mau sama anak Papa."

Nana tertawa diiringi seisi meja makan. Jeno berusaha mengikuti keinginan keluarganya dan mengikuti obrolan keluarganya yang selalu membahas tak jauh dari perjodohan dan pertunangan.

Makan malam keluarga kemudian diakhiri dengan kue ulangtahun untuk Jaemin yang telah disiapkan oleh mama Jeno. Ia sampai tak menyangka bahwa keluarganya dapat berbuat sejauh ini untuk Jaemin.

Wajah cantik jaemin terlihat berseri ketika menerima kue ulangtahunnya, terlihat begitu bahagia dan menikmati acara makan malam ini. Wanita itu dengan mudah berbaur dengan keluarganya, dengan orangtuanya, dengan adik-adik jeno, bahkan keponakan jeno. Menyanyikan lagu ulangtahun bersama, meniup lilin bersama dan saling menghabiskan waktu bersama. Disela kebahagiaan ini, jeno berkali-kali menatap Mamanya yang pasti sudah memiliki harapan besar untuk hubungan jeno dan jaemin.

Hingga acara ulangtahun jaemin ini benar-benar selesai, jeno yang hendak naik ke kamar ditahan oleh Taeyong.

"Kamu mau kemana?".

"Tidur, Ma."

"Antar Nana dulu." Ujar Taeyong.

"Lagi?" jeno menghela napas lelah. "Ma, jean capek banget. Lagipula jean kan bukan supir. Tolong ya, Ma. Untuk malam ini, jaemin pulang sama supir saja."

Jeno kemudian naik keatas tangga, namun setelahnya, ia mendengar panggilan yang membuatnya merinding.

"Jung Jeno!".

lya, sekujur tubuhnya langsung merinding ketika mamanya sampai menyebutkan seluruh namanya. Jika sudah seperti itu dan Jeno tetap menolak suruhannya, maka Jeno akan mendengar omelan lebih dari seminggu.

"Fine!" Jeno kemudian turun dari tangga sambil melepas dua kancing teratas kemejanya, melepas dasinya dan menggelung lengan kemejanya hingga siku.

la melangkah ke ruang tamu dan melihat Jaemin yang masih tersenyum senang sambil menatap buket bunga pemberian Jeno.

"Ayo pulang." Kata Jeno sambil lalu.

"Sama Pak Jean?" Jaemin buru-buru mengambil tas-nya, berdiri dan berlari kecil mensejajari langkah Jeno.

"lya. Mama nggak henti-hentinya suruh saya mengantar kamu pulang." Kata Jeno sambil masuk ke mobil.

Jaemin kemudian dengan cepat masuk ke mobil. Jeno yang sudah selesai memasang seatbeltnya dan menyalakan mobilnya kemudian melirik jaemin dan melayangkan tatapan datar.

"Kamu mau sampai kapan peluk buket bunga itu?" ucap jeno ketus.

"Eh?" Jaemin terkejut dengan pertanyaan itu. "Terus harus saya taruh mana?".

Jeno melirik ke bangku belakang dan Jaemin akhirnya menuruti. Menaruh bunganya disana. "Saya suka bunganya, Pak." Ucap Jaemin tiba-tiba ketika dalam perjalanan.

Jeno memilih tak menanggapi. la selalu mendapatkan mood yang buruk ketika harus terpaksa mengantarkan Jaemin.

"Tapi maaf, Pak. sekarang saya mau ke panti asuhan, yang didirikan oleh orangtua saya. Kalau Pak Jean keberatan mengantar kesana, turunkan saya saja disini, Pak. Saya nggak akan bilang sama Bu Taeyong."

"Ngapain kamu kesana?".

Jaemin tersenyum lembut menanggapinya. "tiap hari ulangtahun saya kesana, merayakan ulangtahun saya sama anak-anak disana dan ada beberapa anak panti yang ulangtahunnya sama dengan saya."

Dalam diam, Jeno luluh dengan ucapan jaemin barusan. la kemudian makin mempercepat laju mobilnya. "Dimana alamatnya? Saya temani kamu kesana."

Jeno tak menyangka, akan menghabiskan malam harinya bersama Jaemin dan membatalkan diri untuk menemui Haechan.

T.B.C

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang