17

372 36 14
                                    

Jaemin berada di belakang Jeno keduanya sedang ada di dalam lift hotel Fairmont pada malam ini, menghadiri pertemuan dengan temannya yang bernama Eric

Eric Son merupakan seorang pengusaha yang memiliki tambang minyak dan kelapa sawit yang tentu saja berasal dari keluarga konglomerat. Keluarga Son sudah sangat terkenal dengan kekuasaannya dalam urusan bisnis kelapa sawit.

Begitu pintu lift rooftop bar Fairmont hotel terbuka, Jaemin dan Jeno dihadapkan oleh keramaian khas suatu bar. Lampu kerlap-kerlip berpendar dimana-mana, beberapa pengunjung ikut bernyanyi dengan iringan dari live music yang ada di panggung utama, meja bartender penuh dengan para tamu.

"Selamat datang, sudah reservasi atau belum?" tanya seorang pelayan menyambut di meja tamu dekat lift.

"Sudah, reservasi atas nama Eric Son." Jawab Jaemin yang kini melakukan tugasnya sebagai sekertaris Jeno. Sedangkan Jeno hanya diam saja.

"Oh, tamu Tuan Eric." Pelayan itu tersenyum ramah. "Mari saya antar, Tuan Eric sudah menunggu."

Jeno dan Jaemin kemudian mengikuti langkah pelayan wanita itu yang mengajaknya memasuki sebuah ruangan yang merupakan ruangan penyimpanan botol-botol alkohol dan juga wine.

Jeno sontak mengernyit. "Kita tidak salah jalan?".

"Tidak, ini memang jalan khusus untuk memasuki ruang bar vip." Jawab pelayan itu.

Benar saja, setelah keluar dari ruang penyimpanan botol-botol alkohol itu, ada beberapa ruangan dengan dinding kaca. Beberapa ruangan tertutup tirai gelap untuk privasi dan beberapa ruangan terbuka. Ada yang sedang mengobrol sambil pesta alkohol ditemani wanita panggilan, ada yang sedang serius bermain judi dan ada juga yang hanya karaoke bersama rekannya.

Hingga kemudian Jeno dan Jaemin sampai di ruangan vip paling ujung, ada Eric bersama dua orang wanita berpakaian seksi yang menemaninya meminum sampanye ketika menunggu Jeno. Begitu pintu ruangan vip itu terbuka, Eric sontak menyadari kehadirannya.

"Jeno Jung!" Eric berdiri, memeluknya dengan senang. "Sudah lama tidak bertemu, man."

Jeno tertawa dan balas memeluk Eric. "Aku sibuk mengurus perusahaan di luar negeri, ric."

"Hahaha, iya, iya. Sibuk sekali kamu ini." Eric lalu menatap Jaemin. "Ini siapa? Kekasihmu?".

"Bukan, sekertaris mama ku." Jeno lalu melirik Jaemin.

Jaemin menganggukkan kepala sopan. "Nama saya Jaemin, Pak. Hari ini sedang menggantikan sekertaris Bapak Jean yang biasanya."

"Oohh, aku kira kamu kekasihnya Jeno. Bossmu ini sudah lama sekali melajang." Canda Eric. "Ayo duduk, man."

Dua orang wanita seksi yang tadi menemani Eric keluar, Jaemin juga ikut keluar dari ruangan. Membiarkan Eric dan Jeno berbincang-bincang karena sudah lama sekali tidak bertemu. Dari kecil Jeno diminta orangtuanya untuk bergaul dengan anak-anak rekan bisnis orangtuanya dan Eric merupakan salah satunya.

Dari banyaknya anak-anak konglomerat yang menjadi teman Jeno, hanya Eric yang dapat membuat Jeno benar-benar mempercayainya dan mau berteman baik. Jeno cenderung tertutup karena selalu dikekang dan diatur, berbeda sekali dengan Eric yang bisa berbuat seenaknya.

Namun Eric dan Jeno sama-sama mempunyai sikap biasa saja dan tidak menunjukan bahwa keluarga mereka sangat kaya raya. Mereka pernah menghabiskan masa SMA bersama di Melbourne, berada di satu apartemen yang sama dan menghabiskan masa remaja bersama yang membuat mereka semakin akrab.

"Sebaiknya kita pesta malam ini." Ajak Eric ketika beberapa pelayan menata banyak alkohol di meja mereka dan banyak makanan.

Jeno sontak tertawa. "Pesta hanya berdua? Nggak seru, Ric!".

Do You Love Me?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang