Prilly dan Ali menghabiskan banyak waktu dengan menyapa orang-orang penting yang menghadiri acara malam itu sampai akhirnya Prilly merasa kantung kemihnya penuh. Ia terlalu banyak meneguk minuman bersoda sehingga sekarang ia ingin buang air kecil.Prilly berbisik pelan pada Ali untuk berpamitan, ketika mendapat anggukan dari laki-laki itu ia segera beranjak menuju toilet. Prilly ingin berjalan cepat namun sayangnya pakaian yang ia kenakan malam ini sedikit menghambat niatnya.
Prilly terus berjalan menuju toilet perempuan yang terletak diluar ruangan aula. Ia segera memasuki toilet tersebut, tak lupa ia ia mengunci pintunya. Setelah menuntaskan hajatnya, ia segera pergi namun saat akan meninggalkan toilet dan kembali ke aula tiba-tiba seorang pria menarik tangannya.
Prilly luar biasa terkejut terlebih saat menyadari jika yang menarik tangannya adalah Pak Heri. Prilly berusaha melepaskan tangannya namun pegangan Pak Heri semakin kuat. Akhirnya Prilly terpaksa menyentakkan lengannya dengan kasar tak perduli jika setelah ini lengannya akan memerah.
"Apa yang Bapak lakukan?!" Marah Prilly sambil memijat lembut pergelangan tangannya.
Pak Heri tersenyum kecil tepatnya menyeringai didepan wajah Prilly. Mereka sedang berada di lorong menuju aula, area ini cukup terang dan selalu orang yang berlalu lalang sehingga membuat Prilly sedikit lega.
"Merasa hebat kamu karena Pak Ali terlalu memperhatikanmu sekarang?" Ejek pria tua itu yang membuat kening Prilly berkerut dalam. "Bapak jangan ngomong sembarangan! Pak Ali pemimpin perusahaan!" Peringat Prilly yang kembali membuat Pak Heri tertawa dengan penuh ejekan.
Tatapan mata pria itu mulai jelalatan ke bagian dada Prilly yang memang lumayan terbuka malam ini. Prilly refleks menutup dadanya namun Pak Heri sudah terlebih dahulu melihatnya. "Body kamu boleh juga. Pantas jika Pak Ali memperhatikan kamu." Katanya sambil berusaha menyentuh lengan telanjang Prilly.
Dengan segera Prilly menepis tangan Pak Heri. Di tengah keramaian seperti ini Pak Heri berani berbuat tak senonoh padanya. Prilly segera berbalik meninggalkan Pak Heri dan dalam hitungan detik Prilly merasakan sentuhan pada bokongnya. Tidak hanya disentuh tetapi Pak Heri dengan berani meremas bokongnya hingga membuat Prilly shock setengah mati.
Prilly sontak berbalik dan meneriaki Pak Heri cabul. Perhatian mulai tertuju pada mereka terutama saat Prilly mulai menitikkan air matanya namun sorot mata gadis itu terlihat begitu tajam. Pak Heri sama sekali tidak merasa bersalah bahkan dengan santainya pria itu berkata pada orang-orang yang menatap kearah mereka jika Prilly yang mulai menggoda dirinya.
"Gadis ini yang menggoda saya!" Katanya tanpa malu. Tatapan Pak Heri beralih pada Prilly yang terlihat mengepalkan kedua tangannya. "Kenapa? Kamu mau membela diri? Jelas-jelas pakaian kamu begitu terbuka jadi wajar dong kalau saya mengira kamu menggoda say---" Perkataan Heri sontak terhenti saat telapak tangan Prilly beradu dengan kulit wajahnya hingga membuat kepalanya terlempar ke samping.
Plak!
Prilly sudah melupakan tata krama dan kesopanan terhadap pria yang masih menjadi atasannya itu. Tangan kanannya sedikit bergetar karena rasa perih yang menjalar di telapak tangannya.
"Tua bangka mesum!" Maki Prilly dengan suara yang begitu lantang bertepatan dengan pintu aula yang terbuka dan memperlihatkan Ali serta Alberto yang berdiri disana.
Pak Heri terlihat sangat marah dan ingin membalas tamparan Prilly namun suara berat Ali sontak menghentikan gerakan tangannya.
"Sentuh dia dan aku pastikan tanganmu akan terpisah dengan tubuhmu!" Ancam Ali jelas tak main-main.
Ali melangkah mendekati Prilly yang masih berdiri tegar menghadapi Pak Heri meksipun matanya sudah buram karena air mata.
Pak Heri segera menurunkan tangannya lalu membungkuk hormat pada Ali. "Maaf Pak saya tidak bermaksud membuat keributan tetapi wanita ini menggoda saya secara terang-terangan." Fitnahnya pada Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Hati
Chick-LitNew story setelah Duka Cinta tamat. Alur ceritanya nggak bakalan bosenin☺️💐 jangan lupa baca yaaa...