"Menurut Pak Arman proyek ini cukup menjanjikan sehingga beliau ingin mengajukan kerjasama dengan perusahaan kita." Jelas Prilly sambil memperlihatkan kontrak kerjasama yang sudah dikirimkan oleh pihak Pak Arman.Ali meraih map itu dan mulai membacanya. Proyek sudah mulai berjalan, bahan-bahan baku yang dibutuhkan sudah mulai Prilly stok tentu saja atas izin Ali namun ia masih sedikit khawatir dengan bagian lahan, pasalnya pemilik lahan yang berjanji akan menjual tanahnya sesuai dengan harga pasaran tiba-tiba menghubungi dirinya dan membatalkan harga yang telah mereka sepakati.
Prilly tidak ingin menduga tetapi entah kenapa ia yakin ada campur tangan orang lain yang membuat pemilik lahan berubah pikiran.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?"
Prilly mengerjap pelan ternyata Ali sedang memperhatikan dirinya. "Saya cuma lagi bingung Pak."
"Kenapa?"
Terdengar helaan nafas Prilly sebelum menjawab pertanyaan Ali. "Saya takut jika besok presentasi tidak berjalan lancar lalu sore ini saya akan bertemu dengan pemilik lahan tetapi tiba-tiba perwakilan dari mereka menghubungi dan mengatakan jika mereka tidak lagi menyetujui perihal harga yang sudah disepakati." Jelas Prilly dengan begitu fasih juga begitu lesu.
Ali bisa melihat kekhawatiran gadis ini namun ia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. "Saya akan ikut menemui mereka nanti sore." Ujar Ali yang membuat Prilly membelalakkan matanya sebelum senyuman manisnya mengembang tanpa sadar. "Benarkah?" Tanyanya dengan mata berbinar.
Jika Ali bersedia untuk pergi bersamanya ia yakin negosiasi akan lebih mudah. Ia tidak bermaksud memanfaatkan Ali tetapi posisinya sekarang ia sedang terdesak terlebih proyek ini berada dibawah naungan SJK Group yang sudah melontorkan dana yang jumlahnya tidak sedikit.
"Apa saya terlihat seperti pembohong?" Ali balik ternyata yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Prilly. "Tentu saja tidak Pak!" Jawabnya kelewat semangat.
"Baiklah. Kalau begitu saya akan kembali ke ruangan saya." Setelah mendapat anggukan kepala dari Ali gadis itu segera beranjak meninggalkan ruangan Ali.
Prilly keluar dari ruangan Ali lalu beranjak memasuki ruangannya bertepatan dengan Wenda yang keluar dari lift bersama dengan asisten pribadinya. Alberto segera menyambut Nyonya besar Sujatmiko yang ingin bertemu dengan cucu kesayangannya.
Ali sedang memeriksa berkasnya ketika pintu ruangannya kembali terbuka senyumannya nyaris terbit saat mengira jika Prilly yang kembali memasuki ruangannya namun ternyata saat melihat kearah pintu ia justru mendapati Neneknya disana.
Wenda sontak mendengus saat melihat perubahan ekspresi cucunya. "Apa perlu secara terang-terangan begitu kamu tidak menyukai kedatangan Eyang?" Ejeknya yang langsung mendapat helaan nafas dari cucu kesayangannya.
Ali beranjak menyambut sang nenek lalu membawa wanita tua itu duduk di sofa yang ada diruangannya. Sementara Alberto sudah beranjak keluar bersama dengan asisten pribadi sang Nenek meninggalkan Ali dan Wenda di dalam ruangan untuk berbicara secara pribadi.
"Jadi Eyang kenapa bisa tiba-tiba ada disini?" Ali memulai pertanyaannya. Wenda kembali mendengus. "Tentu saja Eyang ingin bertemu dengan karyawan spesial kamu itu!" Jawabnya terdengar ketus namun ekspresi wajahnya justru terlihat penasaran.
Ali sontak menghela nafasnya. "Eyang tolong jangan berbuat onar disini."
Wenda sontak menatap cucunya. "Memangnya Eyang itu kamu yang suka bikin onar!" Balasnya sambil menepuk pelan wajah cucunya. "Cepat panggilkan Prilly kesini!" Titah Wenda yang jelas tidak bisa dibantah oleh Ali. Pria itu segera beranjak menuju mejanya untuk meminta Prilly kembali ke ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Hati
ChickLitNew story setelah Duka Cinta tamat. Alur ceritanya nggak bakalan bosenin☺️💐 jangan lupa baca yaaa...