Separuh Hati 26

912 136 28
                                    


Seorang gadis tampak tertidur nyenyak dengan posisi yang begitu absurd diatas ranjang Ali. Gadis itu adalah Prilly yang sejak tadi malam berhasil mengacaukan kehidupan Ali.

"Eugh!" Prilly tampak melenguh sambil merenggangkan otot-otot tangannya yang terasa kaku dan kebas. Prilly tampak berguling-guling diatas ranjang karena mengira saat ini ia berada di kediamannya sendiri.

"Pegel banget ya ampun!" Keluh gadis itu sambil terus merenggangkan otot-otot tubuhnya. Kedua mata gadis itu masih terpejam sampai akhirnya terbuka dan hal pertama yang Prilly lihat adalah tubuh liat seorang pria.

Kedua mata gadis itu sontak membola. "Arrghh!!!" Teriakannya terdengar memenuhi kamar itu sementara Ali tampak duduk tenang sambil menyesap teh miliknya.

Prilly mulai rusuh seperti cacing kepanasan, ia sepertinya belum sepenuhnya sadar lihat saja gadis itu sama sekali tidak sadar jika dirinya hanya mengenakan pakaian dalam saat ini. "Arrgh!" Dan detik berikutnya Prilly kembali menjerit sambil menyembunyikan dirinya di balik selimut.

"Ba--pak ngapain dikamar saya?" Tanya Prilly dengan wajah panik bercampur takut. "Wulan dimana? Wulan! Wulan!" Teriak gadis itu memanggil sahabatnya.

"Teman kamu nggak ada disini." Jawab Ali dengan tenang. Pria itu hanya mengenakan celana kain warna hitam tanpa atasan dan Prilly akui bagian atas tubuh pria itu sangat menggiurkan.

Lihat saja bagaimana otot liat yang terbentuk rapi di bagian perut laki-laki itu, jangan lupakan dadanya yang bidang dan lengannya yang berotot. Sumpah! Penampilan Ali sekarang sungguh menggoda iman.

"Air liur kamu kemana-mana tuh!" Celetuk Ali yang sontak membuat Prilly menyeka kedua sudut bibirnya. Laki-laki itu kembali menyesap tehnya untuk menyembunyikan senyuman gelinya.

Prilly berdecak kesal saat tahu jika Ali mengerjai dirinya. "Bapak belum jawab pertanyaan saya! Ngapain Bapak dikamar saya?"

Ali sama sekali tidak mengalihkan tatapannya dari jendela besar didepannya. Pemandangan taman belakang rumahnya sungguh sangat indah di pagi hari. "Sepertinya kamu masih mabuk!" Ejek Ali tanpa menatap Prilly.

Mabuk? Siapa yang mabuk?

Kedua mata Prilly kembali melotot saat bayangan dirinya menggila di club tadi malam lalu jeritannya saat Ali mengendong dirinya keluar dari club ikut terdengar hingga membuat gadis itu menatap ngeri kearah Ali.

Tidak hanya itu, bayangan dirinya yang mencoba mencumbu Ali ikut terlintas. Prilly tidak bisa menahan pekikannya saat melihat jejak merah pada leher pria didepannya itu. Itu bekas bibirnya tadi malam!

"Sudah ingat?" Ali kembali bersuara dengan sengaja pria itu menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan untuk memperlihatkan pada Prilly berapa banyak jejak bibir yang wanita itu tinggalkan pada lehernya.

"Astaga! Ya Tuhanku!" Pekik Prilly sambil menutup mulutnya. "Pak saya sebringas itu?" Tanyanya dengan nada tak berdaya.

Ali menunjuk lehernya. "Ini tentu sudah menjawab semuanya bukan?" Pria itu balik bertanya dan sekarang ingin sekali Prilly menghilang dari tempat ini tidak Prilly ingin menghilang dari bumi ini.

"Kamu mabuk berat tadi malam dan saya membawamu ke rumah saya." Jelas Ali yang sudah tidak Prilly pedulikan lagi, jika bisa saat ini ia ingin berasa di Pluto saja.

Ali berjalan mendekati gadis yang masih berlindung dibalik selimutnya. Dengan perlahan ia mengusap kepala Prilly hingga membuat gadis itu mendongak. "Kamu jangan takut saya bulan tipikal pria yang akan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan." Ujarnya yang sedikit membuat hati Prilly menghangat, ternyata Ali bukanlah laki-laki jahat.

Separuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang