Separuh Hati 31 (Bonus part)

762 127 24
                                    


Wulan sedang membersihkan meja ketika pintu toko terbuka. "Selamat datang di toko kue kami!" Sapa Wulan dengan suara cempreng nan ceria seperti biasa.

"Kamu shift pagi?"

Wulan segera mendongak dan ia sedikit terkejut saat mendapati Aldi berdiri didepan etalase toko mereka. "Iya Pak. Eum untuk kemarin terimakasih Pak udah nolong saya." Ujar Wulan, kemarin Aldi sudah terburu-buru pergi sehingga Wulan tidak sempat mengucapkan terima kasih.

Aldi mengangukkan kepalanya dua kali. "Saya ingin pesan coffe latte sama kue yang ini terus ini." Aldi menunjuk kearah kue yang ia inginkan melalui kaca etalase.

Wulan mengangukkan kepalanya dan segera berjalan menuju etalase untuk mengambil kue yang Aldi inginkan. Sejak pertama kali menginjakkan kakinya di toko ini entah kenapa ia merasa begitu nyaman dengan suasana toko kue ini. Aldi seperti kecanduan sehingga hampir setiap ada waktu ia pasti akan singgah disini.

Tak butuh waktu lama Wulan segera mengantarkan pesanan Aldi. "Selamat menikmati Pak!"

"Aldi. Nama saya Aldi." Wulan sedikit salah tingkah saat Aldi tiba-tiba menyebut namanya. "Saya Wulan Pak." Aldi mengangukkan kepalanya lalu mulai fokus pada iPad yang ia bawa.

Ia sedang memeriksa beberapa file yang masuk. Hari ini perusahaan berada dibawah kendalinya karena Ali sedang berada diluar kota. Aldi tidak begitu mengharapkannya namun sebagai wakil direktur ia tetap harus menjalankan tugasnya sampai Ali kembali.

Beberapa orang termasuk Pamannya tampak ya sangat ingin memanfaatkan kesempatan ini namun sayangnya Aldi sudah tidak begitu tertarik dengan rencana kotor yang mereka lancarkan. Ia sudah berjanji pada Ibunya untuk melindungi Adiknya.

Sambil bermain iPad pria itu terlihat menyesap coffe pesanannya juga kue yang ada didepannya. Dari balik meja kasih terlihat Wulan yang sedang bertopang dagu dengan senyuman yang begitu lebar menghiasi bibirnya. Ia begitu menyukai pemandangan didepannya ini, ternyata Aldi jauh lebih tampan jika dilihat dari jarak dekat.

"Kapan ya bisa dekatan sama Pak Aldi." Keluhnya dengan penuh harapan.

"Wulan! Wulan!"

Temannya terdengar beberapa kali memanggil Wulan namun sepertinya gadis itu begitu fokus menatap Aldi sehingga tak mendengar panggilan dari rekannya.

Plak!

Wulan hampir mengumpat saat temannya tiba-tiba memukul punggungnya. "Sakit anjir!" Makinya namun dengan suara yang terdengar pelan. Ia tidak mungkin berteriak takutnya Aldi mendengar makiannya dan berubah menjadi ilfil padanya.

"Lo ngapain bengong disitu? Noh kerjaan banyak di dapur!"

"Iya-iya bentaran lagi gue kesana. Nggak bisa banget lo liat gue bahagia." Dumel Wulan sambil beranjak menuju dapur.

Melalui ekor matanya Aldi terlihat memperhatikan gerak-gerik Wulan yang berjalan mondar-mandir sambil menyusun kue di dalam etalase. Gadis itu lumayan manis dan yang membuat Aldi penasaran adalah sikap gadis itu yang blak-blakan namun terlihat penyayang.

Entahlah...

Aldi tidak tahu apakah ia tertarik pada gadis ini murni dari hatinya atau sekedar penasaran mungkin juga karena kekosongan hatinya pasca berpisah dari Laura.

"Argh!" Teriakan dari arah dapur membuat Aldi terperanjat. Ia segera beranjak dari kursinya bertepatan dengan Wulan yang dibawa keluar oleh sahabatnya dari arah dapur.

Wulan terlihat kesakitan dengan tangan yang menggantung, ternyata telapak tangan gadis itu terkena oven panas hingga membuat kulitnya melepuh.

"Dia kenapa?" Tanya Aldi yang berdiri didepan Wulan dan temannya. "Tangannya ke bakar Pak!"

Separuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang