Separuh Hati 25

660 133 28
                                    


Setelah sepanjang perjalanan menahan diri akhirnya mereka tiba di kediaman Ali. Ali memilih membawa gadis ini ke kediamannya karena disini ia akan lebih mudah menjaga gadis ini.

Terlebih Ali tidak ingin jika tetangga Prilly ada yang melihat kedatangannya sambil membawa pulang Prilly yang mabuk. Jelas gadis itu akan menjadi bahan cemoohan tetangga-tetangganya.

Tubuh bagian depan Ali sudah terpampang karena Prilly berhasil membuka seluruh kancing bajunya. Ali terlihat kesulitan saat akan turun dari mobil sambil mengendong Prilly yang sudah menempel padanya layaknya seorang koala.

Alberto segera membukakan pintu dan memegang pintu mobil supaya tidak tertutup saat Ali keluar dengan Prilly dalam gendongannya. Alberto tidak bisa membayangkan bagaimana malunya Prilly ketika sadar besok.

"Cicak cicak di dinding. Diam-diam merapat."

"Merayap." Koreksi Ali sambil melangkah memasuki kediamannya dengan Prilly yang berada dalam gendongannya. Gadis yang mabuk berat itu mulai bernyanyi dengan suara yang begitu sumbang namun terdengar menggemaskan di telinga Ali.

"Merapat!" Balas Prilly tak terima dikoreksi oleh Ali. "Yaya merapat juga boleh." Pasrah Ali yang sontak membuat Prilly tertawa dan kembali melanjutkan nyanyian sumbangnya.

Alberto berjalan didepan guna membukakan pintu untuk Bosnya. Ali tidak bisa melepaskan tangannya dari bokong Prilly untuk menyangga tubuh wanita itu. Ali baru berpikir jika efek obat perangsang yang wanita ini minum sudah hilang namun nyatanya tiba-tiba Prilly yang sedang bernyanyi kembali mendesah dan mulai menyentuh bagian tubuhnya juga juga tubuh Ali dengan tergesa-gesa.

"Ahh... Panas! Aahhh..." Gadis itu menjerit lalu mendesah terlebih saat Ali melemparkan tubuh Prilly ke atas ranjangnya. Gadis itu sontak berguling-guling di ranjang sambil menarik lepas pakaian yang ia kenakan.

Bagian atas tubuh Prilly diselimuti jaket Ali yang ada di dalam mobil dan sekarang wanita itu dengan begitu lihai melepaskan seluruh pakaian yang ada di tubuhnya. Alberto segera beranjak keluar meninggalkan Ali yang masih mengenakan kemeja dengan bagian depan tubuhnya terpampang sempurna.

Pria itu tampak memijit pelipisnya. Ia pria normal sungguh pemandangan didepannya ini sangat menggoyahkan imannya. Ali memejamkan matanya dan berniat untuk ke kamar mandi namun sayangnya tangan Prilly sudah terlebih dahulu menahannya dan menarik kuat pria itu hingga membuat Ali terjatuh ke ranjang dengan menimpa tubuh kecil Prilly.

Ia segera beranjak namun kedua lengan Prilly dengan cepat membelit lehernya bahkan kedua kaki putih mulus gadis itu dengan begitu cepat melingkar di pinggang Ali.  

Prilly sudah melepaskan terusan miliknya dan kini gadis itu hanya mengenakan pakaian dalam yang sungguh membuat Ali tersiksa. Pria itu berusaha kuat untuk tidak menunduk namun tetap saja sesekali matanya menatap tubuh molek Prilly.

"Kenapa kamu melakukannya dengan wanita lain heum?" Suara Prilly terdengar pelan dan manja namun Ali bisa merasakan kesedihan dalam setiap perkataan gadis itu. "Apa karena aku selalu menolaknya? Atau karena wanita itu lebih cantik dariku?" Racau Prilly dengan mata setengah terbuka.

Ali sama sekali tidak menjawab. Ia tatap lekat wajah cantik yang ada dibawah kendalinya itu. "Apa aku tidak cantik?" Kembali Prilly bersuara kali ini terdengar bergetar dan terluka.

"Kamu cantik." Jawab Ali, tangan pria itu menyentuh lembut sisi wajah Prilly dengan mata tak lepas menyorot gadis itu. "Sangat cantik." Sambungnya dengan nada berat yang membuat kedua mata Prilly perlahan terbuka.

"Pak Ali?" Prilly mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia berusaha untuk mengenali pria yang sedang ia peluk itu namun karena pengaruh alkohol Prilly tidak terlalu menghiraukannya justru gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada leher Ali.

Separuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang