Bab 31

4.2K 153 23
                                    

Dibuat murka, Ridwan nyaris kembali membentak Janari karena ancaman yang dilontarkan barusan. Sungguh, ia ingin buktikan kalau tak takut, tetapi kehadiran Hanasta di sana membuatnya terpaksa mengurungkan niat.

"Rahasia apa?" tanya Hanasta.

Sorot mata Ridwan berubah dingin pada Janari.

"A--aku istrinya Ridwan," sambung Hanasta. "Mau kasih tahu apa?"

Melihat Hanasta menaruh perhatian pada hal ini, Ridwan diliputi gusar. Pria itu gegas mendekat pada Hanasta.

"Gak ada. Kau masuk aja sana," suruhnya terburu.

"Kenapa, Bang? Kamu takut?" tantang Janari lebih vokal.

Memejam sebentar, Ridwan akhirnya menyeret Janari keluar dari rumah. Meski perempuan itu berontak dan berteriak mengatakan akan membongkar semua, Ridwan tak gentar dan terus menariknya sampai mereka melewati pagar.

Ridwan menghempas tangan Janari usai mereka ada di luar. Matanya diliputi amarah. "Pergi dari sini," usir lelaki itu dengan suara rendah.

"Kenapa? Kenapa Abang takut? Bukannya dulu Abang bilang nggak masalah kalau istrimu itu tahu hubungan kita? Abang bilang dia nggak berarti apa-apa. Kenapa sekarang Abang takut semua terbongkar?"

Berkedip pelan, Ridwan mengulang usirannya. "Pergi dari sini. Jangan coba datang lagi."

Janari menaikkan dagu menantang, matanya berkilat penuh dendam. "Aku bakal datang lagi. Aku bakal datang sampai istri dan ibumu tahu hubungan kita! Aku nggak terima dibuang gitu aja!"

Kali itu rahang Ridwan mengetat. Kedua tangannya mengepal, sudut-sudut bibir pria itu bergetar samar.

"Lakukan. Coba aja," sambutnya tidak gentar. "Kalau kau memang gak takut sama aku, lakukan."

Usai berkata begitu, Ridwan masuk. Pria itu mengunci pagar rumah dari dalam. Janari bisa melihat saat Ridwan menarik Hanasta untuk ikut masuk ke rumah.

Perempuan itu tersenyum getir, matanya basah. Ternyata Ridwan tega sejauh ini. Pria itu tega lebih memilih istri yang tidak dicintai, daripada Janari yang sudah bersamanya selama dua tahun.

Hari ini, Ridwan sudah berhasil menggores luka di hati Janari satu kali lagi.

***

Hanasta sengaja berhenti berjalan. Ridwan yang ada di depan, menyeretnya, jadi ikut-ikutan berhenti. Si perempuan berusaha menarik tangan yang masih dipegangi, tetapi si suami malah menguatkan cengkeraman.

"Perempuan itu ... siapa?" tanya Hanasta sambil menatap ubin.

"Bukan siapa-siapa."

Ridwan balik badan dan akan pergi ke dapur, Hanasta menebak, "Mantan istrimu, ya?"

Pertanyaan itu berhasil membuat si lelaki menjeda langkah.

"Mantan istrimu, 'kan? Aku pernah diceritakan Mamak," desak Hanasta.

Ridwan kembali bergerak ke dapur, Hanasta mengekori.

"Mantan istrimu cantik juga. Kok bisa mau sama kau, ya?"

Berbalik, Ridwan menganga takjub. Pria itu menutup bibir rapat, menahan diri untuk tak membalas ejekan barusan. Lengannya terulur, menunjuk ke depan.

"Ambilkan dulu handukku."

Hanasta menurut. Ia pergi ke kamar, mengambilkan handuk yang suaminya minta. Bukan mau jadi istri baik, ia hanya sedang berusaha mengorek informasi.

"Dia datang mau ngapain?" Hanasta buka suara saat Ridwan sudah masuk kamar mandi. "Dia mau minta rujuk sama kau?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Mess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang