#36

162 22 3
                                    

Sore menjelang malam pun tiba, Alvin bersiap untuk berangkat menuju kantor ayahnya. Sang ibu memintanya untuk mengantarkan bekal makan malam karena ayahnya sibuk dan tidak bisa pulang. Alvin mengambil lunchbox berisi nasi hangat, rendang, dan sambal cumi.

Dengan mengenakan baju turtleneck hitam dan jaket putih, Alvin melaju dengan mobil pribadinya.

Saat memasuki gerbang utama, satpam menyambut Alvin dengan hangat. Mereka mengenalnya sebagai putra bos, dan dengan senyum ramah, mereka membuka gerbang untuknya.

Alvin membalas dengan anggukan, merasa dihargai di lingkungan perusahaan ayahnya.

“Sore, Kak Alvin. Pak Arya menunggu kakak di ruangannya. Silakan langsung ke atas saja,” sapa resepsionis dengan ramah.

“Terima kasih. Saya langsung naik ya, kak,” jawab Alvin dengan hangat. Sambil tersenyum, ia melangkah menuju lift, tangan kanannya memegang lunchbox berisi masakan dari ibunya.

Lift terbuka dan Alvin masuk, menekan tombol lantai ruangan ayahnya. Saat pintu lift terbuka, ia terkejut melihat Daniel, mantan kekasihnya, berada di gedung yang sama. Alvin mengambil napas dalam, mengangguk singkat pada Daniel, dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan ayahnya.

"Tunggu!" Langkah kaki Alvin terhenti ketika Daniel memegang tangannya.

"Kenapa kak? Alvin ngasih ini dulu ke ayah, nanti ngobrolnya ya."Alvin menatap Daniel.

Ia menunjukkan paperbag yang berisi lunchbox untuk ayahnya. Daniel mengangguk paham.

Alvin mengetuk pintu ruangan kerja ayahnya. Lalu Alvin masuk ketika ia mendengar suara ayahnya yang mempersilahkan siapapun yang ada diluar sana untuk masuk.

"Kamu kena angin Bandung makin cakep aja, kaya Ayah." Ucapan ayahnya membuat Alvin terkekeh.

"Bisa aja bapak-bapak yang satu ini. Ngomong-ngomong, ini ada kiriman dari baginda ratu." Alvin menaruh paperbag di atas meja kerja ayahnya.

"Eh Yah, kak Daniel kerja disini? Kok ayah gak ngasih tau Alvin?" ucap Alvin, ia duduk disofa yang tidak jauh dari meja ayahnya.

Ayahnya mengangguk dan mengatakan jika Daniel memang berkerja di kantornya.

"Tadi Alvin ketemu sama kak Daniel di deket lift, Yah. Jadi sekarang Alvin mau ngobrol dulu sama dia ya Yah? Bekal nya jangan lupa dimakan, nanti baginda ratu murka kalo sesajennya gak dimakan!" Alvin bangkit dari sofa, mendengar tawa ayahnya yang lepas atas sesuatu yang ia katakan.

Dengan izin yang telah diberikan ayahnya, ia meninggalkan ruangan dan menemukan Daniel sedang menunggu di sofa yang biasanya disediakan untuk tamu.

"Mau ngobrol dimana kak?" tanya Alvin yang berjalan mendekati Daniel.

"Apart kakak aja bisa?" Alvin mengangguk dan mengikuti Daniel menuju area parkir khusus staf.

Daniel melajukan mobilnya menuju apartemen yang letaknya tidak terlalu jauh dari daerah dimana kantor ayah Alvin berada.

Sesampainya disana, Alvin memasuki apartemen Daniel yang minimalis dan modern. Setiap sudut ruangan teratur dengan sempurna.

Alvin sedikit terkejut ketika Daniel memeluknya dari belakang, tapi Alvin tidak merasa keberatan dengan itu. Bahkan Alvin terkekeh karena Daniel yang terus saja mengusalkan kepalanya di pundak dan tengkuknya.

"Dih apaan sih kaya anak anjing aja ngedusel-dusel!" Alvin tidak bisa menahan tawanya saat Daniel mulai menggelitiki pinggangnya.

"Kakak kangen kamu, Vin. Kamu kangen kakak juga gak? Kamu di Bandung udah punya pacar lagi ya?" Suara Daniel yang lembut dan tenang, yang dulu sering menenangkan hati Alvin, kini membuatnya terdiam.

SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang