#87

242 23 0
                                    

"Akhirnya mantu Mama datang juga~" suara wanita paruh baya membuat Alvin terkejut ketika ia dan Ardan masuk kedalam apartemen.

"Eh? Kirain gak ada Mama. Duh mana berantakan lagi apartnya, Ma. Tadi Aa sih ngajak buru-buru." Alvin menggaruk tengkuknya karena Ibu Ardan yang tiba-tiba sudah berada disana.

"Loh ya gak apa-apa, Vin. Lagian Mama udah sering nawarin si Kakak buat panggilin Bi Yati kesini buat sekedar beres-beres aja, tapi dia tetep gak mau. Lagian pas Mama masuk gak berantakan kok." Memang tidak berantakan, hanya saja Alvin merasa tidak ada persiapan apapun menyambut calon mertuanya itu.

"Gimana hasilnya?" tanya Ibunda Ardan yang sekarang memeluk Alvin dengan lembut.

"Hasil?" gumamnya.

Alvin menatap kearah Ardan dan Ardan hanya mengendikan bahunya dan menjulurkan lidahnya. Seolah ia membiarkan Alvin yang menjelaskan semuanya kepada sang Ibu.

"Oh, Ah.. Itu.. Usia janin nya udah lima minggu, Ma." ucap Alvin dengan malu.

"Waahhh~ Berarti udah sebulan lebih dong? Si Kakak emang ugal-ugalan." suara Nia membuat Alvin menoleh. Alvin juga tidak menyangka jika Adik perempuan Ardan juga berada disana.

"Reyna, sini sayang. Ayo salam dulu sama Om Alvin." ucapan Nia membuat Alvin mengerutkan keningnya.

Tiba-tiba saja seorang anak perempuan yang usianya sekitar tiga tahun keluar dari ruang kerja Ardan.

"Om Apin? Ukan, Mami! Itu Papa. Papa Apin." suara Reyna yang sangat lucu membuat Alvin terkekeh namun ia juga tidak mengerti kenapa Reyna memanggilnya Papa.

"Nah itu anaknya Nia, Yang." Ardan merangkul Alvin untuk menghampiri Reyna yang berdiri didekat pintu ruang kerjanya.

Paras Reyna sangat lucu dan manis. Rambut panjang yang dikepang dilengkapi dengan aksesoris pita serta dress merah mudanya menambah kesan Reyna seperti Putri dari Negeri Dongeng. Ditambah kulit Reyna yang sangat putih membuatnya semakin manis.

"Papi Adaann~" Reyna langsung merentangkan tangannya agar ia digendong oleh Ardan.

"Jangan heran kenapa Reyna manggil si Kakak sebutan Papi, terus manggil kamu sebutan Papa. Tuh Nia yang ajarin. Katanya biar Reyna terbiasa nanti liat kalian berdua yang udah nikah." sang Ibu menjelaskan seolah tahu jika saat ini Alvin tengah kebingungan.

"Tadinya Nia mau nyuruh Nana manggil Aa tuh Daddy, tapi Aa tolak soalnya Daddy kan sebutan Aa dari kamu." ucapan Ardan membuat Alvin mencubit pinggangnya. Bisa-bisanya Ardan berkata seperti itu didepan Ibu dan Adiknya.

"Itu mah Daddy nya beda kaliiii~" ledek Nia, wajah Alvin menjadi sangat merah karena malu.

"Kamu gak keberatan kan kalo Reyna manggil kamu Papa?" tanya Ibu Ardan.

Alvin tentu tidak keberatan, justru ia merasa sangat dianggap oleh keluarga Ardan.

Alvin yang berdiri disamping Ardan membuat Reyna terus memperhatikannya. Lalu tiba-tiba Reyna berkata jika ia ingin digendong oleh Alvin.

"Berat, Yang. Nanti perut kamu keteken." Ardan mengingatkan jika Alvin tengah mengandung.

"Lah enggak bakal keteken, orang belom gede." Alvin langsung menggendong Reyna hingga Reyna pun tertawa riang.

"Ok mantap, udah cocok lah kalian." ucap Nia yang sedari tadi memperhatikan Ardan yang menggendong Reyna dan Alvin yang berada disamping Ardan.

Banyak hal yang mereka bicarakan disana, dengan Reyna yang terus duduk dipangkuan Alvin. Hati Nia pun terasa tersentuh karena Reyna langsung dekat dengan Alvin.

SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang