"Dan! Ardan! Sadar!" Devin menarik Ardan yang sedari tadi terus memukuli Danish.
Padahal seharusnya Ardan langsung membawa Alvin ke Rumah Sakit saja daripada harus menghajar Danish seperti itu.
"Lo mau si Alvin mati kehabisan darah?!" Devin menarik kerah kemeja Ardan yang sudah ternodai oleh darah. Devin dapat melihat bagaimana kilatan emosi pada mata Ardan.
"Han, bawa si Alvin ke RS. Bilang juga dia lagi hamil, lo jangan banyak tanya dulu. Nanti gue jelasin." Devin melempar kunci mobilnya kepada Farhan.
Farhan tentu terkejut dengan ucapan kekasihnya itu, namun ia juga memilih untuk diam tanpa bertanya apapun.
Farhan membalut tubuh Alvin yang sudah bersimbah darah menggunakan selimutnya. Lalu ia membawa Alvin masuk kedalam mobil milik Devin dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Rumah Sakit terdekat.
Ardan yang terus berontak karena ingin kembali menghajar Danish membuat Devin harus mengurung Ardan didalam kamar mandi milik Alvin. Teriakan Ardan yang memanggil nama Alvin serta pukulan pada dinding membuat Devin menghela nafasnya.
"Hahh~ Gue tau lo itu diatas gue sama Ardan , tapi lo juga salah nyari lawan Bro. Gue yang Adiknya aja dihantem sama dia, apalagi lo yang statusnya orang lain?" ucap Devin kepada Danish yang tengah mengatur nafasnya. Sesekali Danish terbatuk dan tentu mengeluarkan darah dari mulutnya.
Devin segera menghubungi Rully dan Pasha agar mereka segera pulang untuk melihat apa yang terjadi. Devin tidak mengatakan jika Danish sudah terkapar, ia hanya mengatakan jika di kost sedang ada masalah.
"Vin.. Maafin Aa.. Aa gak bisa lindungin kamu sama bayi kita.." gumam Ardan dari dalam kamar mandinya.
Ia terus memanggil nama Alvin. Devin mengusap wajahnya kasar. Kamar Alvin seolah seperti tempat kejadian pembunuhan saja.
Farhan sampai di Unit Gawat Darurat ditangani oleh beberapa perawat karena darah Alvin menembus hingga selimutnya.
"Dia lagi hamil, tolong cek juga perutnya." ucapan Farhan membuat perawat dan Dokter UGD mengerutkan keningnya. Namun mereka mengangguk dan meminta Farhan untuk menunggu diruang tunggu.
"Kok bisa cowo hamil? Terus kenapa gue baru tau?" gumam Farhan.
Ia berjalan menuju toilet karena ia juga harus mencuci tangannya yang terkena darah milik Alvin.
Devin terus menatap Danish dengan tatapan datar, dan terus mendengar Ardan yang berteriak dari dalam kamar mandi.
"Haahhh~ Gue jadi pusing." Devin kembali menghela nafasnya.
Pasha dan Rully datang, mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat di kamar Alvin. Terutama Pasha yang melihat Pamannya itu tergeletak bersimbah darah.
"Gak usah banyak tanya, mending lo berdua bawa dia ke Rumah sakit dulu. Nanti gue jelasin apa yang terjadi barusan." Devin menatap Rully dan Pasha bergantian.
Rully pun mengangguk dan membantu Pasha membopong Danish untuk dilarikan ke Rumah Sakit.
Devin tidak yakin jika Danish akan tetap hidup. Tapi melihat Danish yang masih tersenyum, menandakan jika Danish memang tidak akan mati hari ini juga. Suara mobil Rully terdengar keluar dari halaman kost, Devin langsung membuka pintu kamar mandi.
Tubuh Ardan ambruk melihat darah yang berada ditempat dimana Alvin terbaring lemah. Ia pun kembali meneteskan air matanya melihat tangan dan pakaiannya yang sudah berlumuran darah.
"Lo juga harus ke Dokter, Dan. Pundak lo luka, pelipis lo juga sobek." ucap Devin yang mengulurkan tangannya agar Ardan dapat berdiri. Namun Ardan menggelengkan kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/376524125-288-k196934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)
Fanfiction🏳️🌈 BxB 1821 Area (MPREG tapi bukan OMEGAVERSE) 🏳️🌈 Ardan Sagara, mahasiswa semester akhir yang dikenal dengan sikap dingin dan acuh, hanya ingin menyelesaikan studinya tanpa gangguan. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika Alvin Arsenalio...