Steve duduk bersebelahan dengan Reza, sedangkan Bastian duduk diantara Devin dan Ardan. Selain itu, pemilik kost pun ikut duduk bersama mereka karena bagaimana pun ini juga tanggung jawab pemilik kost.
Alvin terdiam memandangi Reza, Reza tersenyum seolah-olah mengisyaratkan jika semuanya akan berjalan dengan baik meskipun amarah Steve masih terlihat dari tatapan matanya.
"Jadi, bisa tolong jelasin ke saya bagaimana permasalahannya?" Ucap ibu Elly dengan menatap Steve dan Bastian bergantian.
"Jadi gini Bu, tempo hari Alvin lagi tidur. Bangun-bangun udah ada bekas sperma ditubuh Alvin. Saksinya A Reza sama A Adit. Alvin gak tau siapa pelakunya, jadi Alvin diem aja karena takut jadi fitnah. Terus entah kenapa kak Steve tiba-tiba mukulin A Bastian." Alvin menjelaskan dengan terus menatap Reza. Reza menggangguk agar Alvin tidak ragu untuk menjelaskan semuanya.
"Ya saya mukuli dia karena dia pelakunya, seperti apa yang saya bilang Bu. Saya membutuhkan rekaman CCTV memang untuk ini. Karena sudah jelas yang masuk ke kama Alvin itu bajingan ini." Steve tidak bisa menahan rasa kesalnya kepada Bastian.
Hanya ada Bastian, tidak dengan Farhan. Karena Ardan mengatakan jika Farhan masih berada di kampusnya. Ia mengatakan jika urusan Farhan biarlah Ardan yang mengurusnya, namun Steve bersikeras untuk memberikan pelajaran kepada Farhan karena terlibat dalam masalah ini.
"Jangan asal nuduh Bro, emang udah yakin kalo saya sama Farhan yang ngelakuin itu? Siapa tahu saya sama Farhan cuman bertamu doang gak ngelakuin apa-apa. Dan untuk bekas Sperma, gimana kalo itu ternyata Sperma Alvin sendiri?" Bastian membela dirinya karena ia merasa terpojok. Ucapan Bastian mendapat tatapan tajam dari Alvin.
"Gimana ceritanya Sperma diri sendiri bisa nyampe wajah hah?!" Steve kembali menarik kerah baju Bastian.
"Jangan ngeluarin omong kosong! Gue orang yang umurnya lebih tua dari lo! Jangan pikir gue bego, bajingan!" Steve Mendorong tubuh Bastian sangat kencang.
"Cukup! Ini kalo pake kekerasan kaya gini gak bakal ada titik temunya." Ibu Elly mencoba untuk menengahi walaupun ia tidak tahu caranya, karena masalah ini baru pertama kali terjadi di Kost miliknya.
Alvin yang terus memegang tangan Steve membuat Devin memiringkan senyumnya, sedangkan Ardan hanya menatap kosong ke arah genggaman tangan Alvin.
Sangat terlihat jika Steve begitu melindungi Alvin dan Alvin yang tidak ingin Steve bertindak lebih jauh memberikan pelajaran kepada Bastian.
Diskusi masalah pelecehan Alvin sangat alot karena baik dari Steve maupun Bastian selalu ingin melayangkan pukulan satu sama lain.
Ibu Elly dan suaminya harus segera kembali ke rumahnya karena tiba-tiba saja anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah menghubunginya dan berkata jika anakna yang masih berusia 5 Tahun menangis akibat terjatuh dan masuk kedalam kolam ikan miliknya.
Ibu Elly memberikan semua tanggung jawabnya kepada Ardan, jika sudah terlihat titik terangna, Ardan diminta untuk segera menghubunginya kembali.
"Kak, udah gak apa-apa kok. Lagian Alvin udah lupain itu sama maafin pelakunya meskipun pelakunya ga minta maaf ke Alvin." Alvin menunduk dan melihat genggaman tangan Steve.
"Hah? Kamu dilecehin kaya gitu dan kakak harus diem aja? Kalo Ansel tau juga dia bakal langsung kesini buat ngehajar bajingan itu. Itu gak fair buat kamu Vin! Astaga.." Steve berucap selembut mungkin meskipun ia masih terselimuti amarahnya.
Semua mata tertuju pada Steve dan Alvin. Mereka melihat bagaimana perlakuan Steve kepada Alvin seperti orang yang memiliki hubungan spesial. Tatapan Devin yang paling tidak dapat dijelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)
Fiksi Penggemar🏳️🌈 BxB 1821 Area (MPREG tapi bukan OMEGAVERSE) 🏳️🌈 Ardan Sagara, mahasiswa semester akhir yang dikenal dengan sikap dingin dan acuh, hanya ingin menyelesaikan studinya tanpa gangguan. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika Alvin Arsenalio...