"Permisi Pak, ini ada berkas yang harus bapak tanda tangan." Ucap seorang wanita yang menjadi sekretaris Ardan.
"Oh ok, tolong simpen disitu aja. Saya mau makan siang dulu." Ardan tersenyum.
Wanita itu pun menangguk dan keluar dari ruangan Ardan setelah meletakan beberapa dokumen diatas meja kerja milik Ardan.
"Jurusan kuliah sama kerja gak ada nyambung-nyambungnya." Gumam Ardan merentangkan tangannya.
Ardan tiba-tiba salah tingkah ketika ponselnya berdering dan menunjukan nama Alvin dilayarnya.
"Halo? Kenapa, Vin?" Tanya Ardan seraya kembali memakai jas nya.
"Kantor Aa dimana sih? Ini Alvin di Pasteur." Alvin dengan suaranya yang manis membuat senyum Ardan terus berkembang.
"Kamu ngapain ke Pasteur? Kantor Aa mah ada dideket RS Hasan Sadikin. Kamu tau gak?" Ardan yang hendak keluar dari ruangannya pun menjadi mengurungkan niatnya.
"RS Hasan Sadikin? Um.. Ini Alvin di SPBU Paskal sih. Oh bentar, RS tuh yang diseberangnya kan?" Alvin melihat kekanan dan benar saja terdapat Rumah Sakit yang dimaksud oleh Ardan.
"Iya sayang, RS nya pas banget di seberang SPBU. Kamu ngapain kesini? Jauh banget mainnya." Pertanyaan Ardan yang tadi belum dijawab oleh Alvin.
"Sengaja, mau ngajak Aa makan siang. Biar kaya orang-orang, kan orang kantoran suka makan siang." Terdengar Alvin yang cengengesan diseberang sana.
"Ya udah kamu tunggu disitu, Aa jalan kaki ke SPBU nya." Alvin yang mengiyakan pun membuat hati Ardan berbunga-bunga. Setelah itu sambungan telepon pun terputus.
"Ini gue gak mimpi kan?" Ardan menjadi salah tingkah. Ia mengatur nafasnya agar jantungnya tidak terlalu berdegup kencang.
"Nisa, saya makan siang diluar ya. Kalau Pak Sagara atau Ibu nanya, jawab aja saya sama Alvin." Ardan menitipkan pesan kepada sekretarisnya yang berada dimeja depan ruangan kerjanya. Nisa pun mengangguk paham.
Ardan berjalan cepat menuju SPBU dimana Alvin berada. Senyumnya terus terlukis, karena ini kali pertama Alvin mengajaknya untuk makan siang setelah hubungan mereka berakhir.
Tuk.. tuk..
Ardan mengetuk kaca mobil Alvin, Alvin langsung membuka kaca mobilnya dan mempersilahkan Ardan untuk masuk.
"Bukannya kamu lagi ngerjain Skripsi? Kok malah main jauh kesini. Aa yang nyetir aja, boleh?" Ardan menawarkan diri untuk menyetir, ia tidak ingin orang yang ia sayang justru yang mengemudikan mobil.
Alvin keluar dari mobilnya dan masuk lagi dari pintu yang lain, Ardan tetap membukakan dan menutup pintu untuk Alvin. Tidak lupa Ardan juga memasangkan sabuk pengaman untuk Alvin.
"Mau makan apa?" Tanya Ardan yang sudah siap untuk melajukan mobil milik Alvin.
"Alvin baru pertama kali kesini, jadi Alvin gak tau disini ada makanan apa aja. Aa aja deh yang pilih, pasti Aa lebih tau kan?" Alvin tersenyum manis kepada Ardan membuat Ardan ingin berteriak karena keimutan Alvin.
"Doyan makan bebek gak?" Alvin pun mengangguk, tanpa pikir panjang Ardan pun melajukan mobilnya menuju restoran yang menyajikan berbagai hidangan yang diolah dari bebek.
Ardan memilih meja yang letaknya berada dipaling ujung dan dekat dengan kolam ikan. Ia ingin suasana yang sedikit intim untuk makan siang dengan mantan yang masih ia sayangi itu.
Alvin memutuskan untuk memesan Bebek Bakar dan Es Cendol, sedangkan Ardan memesan Bebek Goreng Kremes dan Es Kelapa Jeruk. Tidak lupa dengan dua botol air mineral.
![](https://img.wattpad.com/cover/376524125-288-k196934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)
Fanfic🏳️🌈 BxB 1821 Area (MPREG tapi bukan OMEGAVERSE) 🏳️🌈 Ardan Sagara, mahasiswa semester akhir yang dikenal dengan sikap dingin dan acuh, hanya ingin menyelesaikan studinya tanpa gangguan. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika Alvin Arsenalio...