#94

113 18 5
                                    

"Ohh gitu ceritanya.. Pantesan Aa tiba-tiba dateng terus kaya gini. Kan Aa pernah bilang ke Alvin kalo mimpi itu cuman bunga tidur. Lagian Alvin disini baik-baik aja kok." Alvin tetap memeluk tubuh Ardan yang sudah selesai menceritakan apa yamg terjadi.

Ardan masih memakai pakaian formal lengkap dengan jas nya. Bahkan ia tidak sempat melepaskan sepatunya karena ia langsung menghampiri Alvin.

"Tapi itu kaya nyata banget, Yang. Aa takut.. Aa juga bingung kenapa Aa jadi lemah kaya gini. Padahal dulu Aa gak selemah ini." Ardan menatap sendu. Alvin hanya terkekeh dan merapikan poni Ardan yang cukup berantakan.

"Setiap manusia pasti punya sisi kuat sama sisi lemahnya, A. Sekarang Aa lagi nunjukin sisi lemah Aa. Biasanya juga kan Aa selalu nunjukin sisi Kuat Aa. Nah~ Sekarang udah jam empat sore, Aa mandi ya? Alvin siapin airnya dulu." Alvin mengecup kening Ardan sebelum ia melepaskan pelukan Ardan.

Alvin berjalan menuju kamar mandi, Alvin yang memang sedang iseng memakai kemeja putih milik Ardan membuat paha nya terlihat. Bahkan ia juga tidak sempat melepaskan kemeja Ardan karena suara pintu terbuka sangat kencang.

Alvin menyiapkan air hangat didalam bath tube nya, tidak lupa ia menyalakan lilin beraroma lavender yang sangat disukai Ardan dan dapat menenangkan Ardan. Saat ia berbalik, ia terkejut karena Ardan sudah berdiri diambang pintu kamar mandinya.

"Kamu udah mandi, Yang?" tanya Ardan dengan kaki yang berjalan menghampiri Alvin.

"Udah dong, pas bangun tidur siang kan Alvin langsung mandi." Alvin membantu Ardan melepaskan jas dan dasinya. Terasa sangat romantis sekali.

Lalu tangan Alvin membuka satu per satu kancing kemeja Ardan, dada bidang dan perut sixpacknya menjadi pemandangan yang indah untuk Alvin.

"Makin kaya roti sobek, lah perut Alvin malah makin kaya dorayaki." ucap Alvin dengan nada bercanda sehingga Ardan terkekeh. Tangannya mengusap perut Ardan dengan lembut, namun sentuhan Alvin membuat Ardan merinding geli.

"Gapapa atuh kaya dorayaki juga, empuk." Ardan mencubit hidung Alvin lembut.

Saat Alvin hendak membuka kancing dan resleting celana Ardan, tangannya ditahan. Alvin mengerutkan keningnya dan menatap penuh tanya.

"Biar Aa aja, Yang. Kamu kaya gini malah bikin Aa horny. Berasa diajakin buat ngeseks, padahal kamu cuman mau bantuin Aa mandi doang." Ardan mengecup bibir Alvin dengan singkat. Alvin terkekeh dan akhirnya Alvin beranjak keluar dari kamar mandi.

Alvin memutuskan untuk menyiapkan pakaian Ardan saja didalam kamarnya, ia memilihkan pakaian santai yang menurutnya nyaman untuk Ardan. Sesudah menyiapkan pakaian Ardan, Alvin langsung pergi ke dapur. Menyiapkan teh manis hangat beserta camilannya.

Sedangkan dikamar mandi, Ardan menatap bagian selangkangannya. Penisnya mengeras dan mengacung seolah mencari lawan. Padahal Alvin hanya membantunya untuk melepaskan pakaiannya saja, penisnya benar-benar tidak dapat diajak bekerja sama.

"Kita main sendiri dulu aja, kasian Alvin kalo harus ngasih jatah. Ya meskipun terakhir ngasih jatah juga minggu lalu." Ardan menengadahkan kepalanya dibawah shower.

Matanya terpejam. Tangannya bergerak pelan pada penisnya yang sudah ia lumuri dengan sabun mandi. Ia berniat mengeluarkan sperma nya terlebih dahulu sebelum ia berendam.

Ardan terus memanggil nama Alvin dengan pelan disela desahannya. Matanya terpejam membayangkan kegiatan seks nya bersama Alvin. Gerakan tangannya pun semakin kencang membayangkan bagaimana seksi nya wajah Alvin ketika mendesah dibawahnya.

Memang butuh waktu yang cukup lama hingga Ardan mencapai puncaknya, ia mengeluarkan sperma nya. Nafasnya terengah. Setelah mengatur kembali nafasnya, ia menyiram cairan kentalnya itu agar hanyut bersama air. Sekarang Ardan memutuskan untuk berendam air hangat agar tubuh dan pikirannya relax.

SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang