"Permisi Teh, A Adit nya ada?" Alvin bertanya kepada kakak tingkatnya yang berada diluar ruang BEM Fakultas Hukum.
"Aditya? Oh ada kayanya, bentar ya Teteh coba panggilin dulu." Perempuan itu tersenyum dan masuk kedalam ruang BEM. Tidak lama Adit pun keluar membawa tas nya dan langsung merangkul Alvin.
"Berasa di jemput pacar euy." Alvin terkekeh mendengar ucapan Adit.
Alvin tidak protes dengan Adit yang sedang merangkul dirinya. Hanya saja memang beberapa mahasiswa lain menatap mereka sedikit terkejut.
Mungkin mahasiswa lain mengetahui jika Adit adalah Gay, jadi mereka sedikit terkejut karena Alvin tidak protes dengan rangkulan Adit.
"Vin, nanti mampir ke Indoapril dulu ya. Si Reza tadi nelpon mau nitip belanja. Gapapa kan?" Adit menyerahkan helm nya pada Alvin.
"Oh ya udah A, Alvin juga sekalian mau narik uang deh. Cash Alvin juga udah mulai nipis banget." Alvin memakai helm yang diberikan Adit dan langsung menaiki motor Adit.
Adit melajukan motornya dengan kecepatan normal, ia tidak ingin Reza memarahinya seperti seorang Ibu yang khawatir kepada anaknya. Alvin memasukan tangannya pada saku jaket Adit membuat Adit terkejut dan hampir menghentikan motornya.
"Alvin dingin A, kayanya ini mau hujan." Alvin seakan tahu jika tindakannya ini membuat Adit terkejut.
Memang salahnya juga tiba-tiba memasukan tangannya ke saku jaket Adit tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Alvin yang hendak mengeluarkan tangannya pun dihentikan oleh Adit. Adit berkata jika Adit tidak keberatan tangan Alvin berada didalam saku jaketnya. Toh hanya didalam saku jaketnya saja bukan masuk ke dalam yang lain.
Tidak memerlukan waktu yang lama, mereka berdua sudah sampai di Indoapril yang memang arahnya berlawanan dengan arah menuju kost nya. Namun hanya Indoapril itu yang paling dekat dari kost.
Mereka masuk dan membawa keranjang belanjaannya masing-masing, Alvin yang awalnya hanya ingin tarik tunai menjadi ikut-ikutan berbelanja. Alvin berfikir agar ada stok camilan saja didalam kamarnya.
Tujuan Alvin yang utama adalah Jus Apel kemasan dan juga beberapa cokelat. Tidak lupa beberapa mie instant. Sebenarnya kedua orang tua Alvin melarang Alvin untuk sering memakan mie instant, namun Alvin berdalih jika ia akan memakan mie nya seminggu sekali saja.
"Padahal Adit dikantin asal aja ngasih kamu jus Apel, ternyata kamu beneran suka jus apel ya Vin?" Suara Adit disampingnya membuat Alvin terkejut.
"Iya A. Alvin suka banget sama apel terus sama semangka. Pokoknya dua buah itu favorit Alvin banget." Alvin tersenyum dan memasukan 10 kotak jus Apel membuat Adit tidak percaya jika Alvin memasukan jus Apel sebanyak itu.
Alvin melihat keranjang milik Adit lumayan penuh, Adit menjelaskan jika ini semua belanjaan Reza. Adit hanya membeli sebuah snack kentang dan sebotol minuman saja. Alvin tidak habis pikir kenapa Reza belanja sebanyak itu.
Sementara itu di hotel bintang 5, terlihat Steve yang berdiri di balkon hotel dan sesekali melihat wallpaper ponselnya yang terdapat foto mantannya. Albyan Pradipta. Steve menghela nafasnya dan terbayang wajah Alvin yang terlintas begitu saja dipikirannya.
"Move on Bro!" Ansel duduk dikursi yang berada di balkon hotel itu dan menyerahkan sekaleng bir kepada Steve.
"Sulit, Tuhan emang lagi maenin perasaan gue Sel." Steve menerima sekaleng Bir dan langsung meminumnya.
"Alby udah bahagia banget sama Danish, sedangkan gue masih gini-gini aja Sel. Meskipun si Hiro sama si Takahashi deketin gue, gue tetep gak mau. Perasaan gue masih buat si Alby." Steve menatap kota Bandung dari atas balkon hotelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)
Fanfic🏳️🌈 BxB 1821 Area (MPREG tapi bukan OMEGAVERSE) 🏳️🌈 Ardan Sagara, mahasiswa semester akhir yang dikenal dengan sikap dingin dan acuh, hanya ingin menyelesaikan studinya tanpa gangguan. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika Alvin Arsenalio...