Di bawah tenda-tenda yang kokoh, para peserta camping dari Fakultas Bisnis duduk sesuai dengan tendanya masing-masing, tertawa sambil membuka nasi kotak yang baru saja dibagikan. Aroma ayam bakar yang gurih segera tercium, menggoda setiap orang yang hadir. Lalapan segar dan sambal pedas menambah selera.
BEM Fakultas Bisnis membuat keputusan bijak dengan memesan makan siang dari salah satu catering terbai2lbk di Bandung. Alasan mereka sederhana dan praktis, untuk menghindari memasak di tengah hari yang panas, sehingga semua peserta dapat menikmati waktu bersama tanpa beban.
Demian, ketua BEM Fakultas, memerintahkan semua peserta camping untuk makan siang di dalam tenda masing-masing agar terhindar dari sinar matahari yang tidak baik untuk kesehatan. Ia memutuskan makan di luar tenda nanti saja saat makan malam.
Suasana canggung di dalam tenda terasa, namun tidak ada yang beranjak. Demian menatap Alvin dan Ardan bergantian.
Tiba-tiba, Demian melihat Alvin yang kesulitan membuka tutup botol minumnya karena tangannya berlumuran bumbu ayam bakar. Tanpa ragu, Demian mengambil alih dan membuka botol tersebut dengan mudah.
"Thanks, kak," kata Alvin sambil tersenyum, lalu kembali fokus pada makanannya setelah meminum airnya.
"Sama-sama, sayangku," jawab Demian, membuat Ardan menghentikan gerakan mengunyahnya dan menatap tajam pada Demian.
Demian merasakan tatapan tajam dari Ardan, namun ia hanya merespons dengan senyuman ringan dan mengangkat bahu seolah tidak peduli. Dengan santai, ia kembali fokus pada makanannya.
Alvin beranjak dari duduknya dan keluar untuk mencuci tangannya di toilet yang jaraknya cukup jauh dari tendanya. Ia melihat peserta lain mencuci tangan di dekat tendanya masing-masing, namun Alvin tidak terbiasa melakukannya seperti itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk ke toilet saja dan tidak lupa membawa sabun cuci tangan yang ia masukkan ke dalam botol kecil agar dapat dibawa ke mana pun.
"Padahal sinar mataharinya panas, tapi udaranya tetep dingin. Pantesan orang-orang pada seneng liburan ke Bandung" Alvin bergumam sendiri dengan tatapan yang terus menatap indahnya hamparan alam yang begitu jelas disekitarnya.
"Weh, si Apin mana A?" Reza tidak melihat Alvin didalam tendanya, ia hanya melihat Ardan dan Demian yang saling berhadapan saja.
"Cuci tangan-"
"Ke toilet-"
Ucap Ardan dan Demian berbarengan membuat Reza menunjukan senyum tengilnya. Entah kenapa Reza dapat merasakan aura gelap ditenda Alvin. Bukan karena makhluk ghaib, melainkan karena Ardan dan Demian saling menatap tajam satu sama lain.
Reza tidak ingin terlalu lama merasakan aura tidak enak dari kedua kakak tingkatnya, memutuskan untuk menyusul Alvin ke toilet yang dimaksud oleh Demian. Benar saja, Reza dapat melihat sosok Alvin yang mungil diujung sana.
"Dhuaarrr!!!" Reza mengejutkan Alvin hingga Alvin benar-benar terperanjat.
"Sialan! Lutut Alvin nyampe lemes Anjir." Alvin yang terkejut membuat Reza terbahak-bahak.
"Lagian sendirian aja, orang mah ajakin Eja. Kalo Apin diculik gimana?" Alvin berdecak, ia pun menyipratkan sedikit air tepat diwajah Reza membuat Reza semakin tertawa lepas.
Reza pun merangkul Alvin dengan penuh canda tawa, membuat siapapun yang melihatnya langsung mengetahui jika mereka berdua adalah sahabat. Reza menarik Alvin ke arah area penangkaran. Alvin membulatkan matanya ketika melihat rusa-rusa yang bergerak bebas di Area penangkarannya.
"Berdiri disitu, Eja fotoin." Alvin menyerahkan ponselnya kepada Reza. Reza, dengan antusias, mengambil foto-foto Alvin.
Ada yang berpose dengan senyum lebar, dan ada juga yang candid saat Alvin sedang memperhatikan seekor Rusa yang mulai mendekati Alvin.
![](https://img.wattpad.com/cover/376524125-288-k196934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)
Fiksi Penggemar🏳️🌈 BxB 1821 Area (MPREG tapi bukan OMEGAVERSE) 🏳️🌈 Ardan Sagara, mahasiswa semester akhir yang dikenal dengan sikap dingin dan acuh, hanya ingin menyelesaikan studinya tanpa gangguan. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika Alvin Arsenalio...