#44

393 36 5
                                    

"Lupain Daniel, Aa bakal gantiin posisi Daniel disini." Ardan menyentuh dada Alvin tepat dijantung Alvin yang sudah sangat berdegup kencang.

"Aa bakal jagain kamu dari Devin, Aa bakal pastiin Devin gak bakal berani nyentuh kamu lagi." Dengan lembut, Ardan mengangkat tangannya, menyentuh rambut belakang Alvin.

Ardan dengan tatapan yang tajam namun lembut, terus memandang dalam ke mata Alvin. Alvin terdiam, lidahnya tiba-tiba saja menjadi kelu dan sulit untuk berkata apapun.

"Gimana? Kamu mau kan jadi pacar Aa?" Ardan mengulangi ajakannya, karena Alvin tak kunjung menjawab ucapan Ardan.

"T-Tapi Aa kan bukan Gay.." Suara Alvin sangat pelan. Helaan nafas Ardan pun terdengar.

"Iya Aa emang bukan Gay, tapi Aa bakal jadi Gay cuman buat kamu aja Vin. Gak usah khawatir tentang itu." Ardan dengan senyum manis nya membuat hati Alvin mulai goyah.

"Um ya udah.. Bantu Alvin buat gantiin posisi kak Daniel di hati Alvin." Alvin menunduk dan memainkan jarinya diujung baju yang ia kenakan. Ardan pun tersenyum melihat Alvin yang seperti ini.

"Pasti. Aa bakal gantiin posisi dia," ucap Ardan.

Ardan menyentuh dagu Alvin, Ardan perlahan mendekat, hingga nafasnya yang hangat bercampur dengan aroma mint segar dari nafas Alvin.

Sekarang tangan Ardan beralih, ia menarik tengkuk Alvin dan mencium bibir Alvin dengan sangat lembut. Alvin membalas ciuman Ardan sama lembutnya. Lumatan demi lumatan mereka berikan. Suara decapan terdengar memenuhi kamar Alvin. Ardan menatap mata Alvin yang terpejam menikmati ciumannya.

Lidah mereka saling membelit membuat suasana didalam kamar Alvin semakin intim. Alvin mencengkram tengkuk Ardan ketika tangan hangat Ardan masuk kedalam baju Alvin dan tangannya menyentuh punggung Alvin yang lembut.

Ardan melepaskan ciumannya dan mengusap jejak ciumannya menggunakan jarinya ketika ia mendengar suara Reza diluar sana. Ardan terkekeh melihat bagaimana wajah Alvin yang sangat merah.

"Jangan liatin Alvin! Alvin malu." Alvin menutup wajah Ardan menggunakan tangannya membuat Ardan tertawa.

"Enggak, gak diliatin kok. Kamu makan rujak sama Reza aja ya? Aa panggilin dia, soalnya Aa mau lanjut nulis skripsi lagi." Ardan melepaskan tangan Alvin yang menutupi wajahnya.

Ardan beranjak, namun ia memberikan sebuah kecupan lembut dan singkat pada bibir Alvin sebelum ia keluar dari kamar Alvin.

Terdengar suara Ardan yang tengah meminta Reza masuk kedalam kamar Alvin untuk menemani Alvin memakan rujak yang telah ia belikan.

Dengan cepat, Reza pun langsung muncul dari balik pintu. Reza dengan senyum tengilnya seolah meminta penjelasan mengapa Ardan keluar dari kamar Alvin dan membelikan Alvin makanan.

"Apa yang disembunyiin dari Eja?" Reza menaik turunkan alisnya menggoda Alvin yang wajahnya masih terlihat merah.

"Enggak anjir! Gak ada yang disembunyiin. Udah ih cepetan makan rujaknya, mumpung masih seger." Alvin kembali menggeserkan rujaknya hingga rujak itu berada diantara dirinya dan Reza.

"Mencurigakan.." Reza mencolek dagu Alvin membuat Alvin terbahak dan memasukan potongan mangga kedalam mulut Reza.

"Ngomong mulu anjir!" Alvin mencoba menyembunyikan wajah merahnya, namun tidak bisa.

Sedangkan Ardan, sekarang ia sedang menyentuh bibirnya sendiri. Jejak ciumannya bersama Alvin terus menempel dibibirnya. Namun Ardan teringat jika Alvin belum menjawab apakah ia mau atau tidak untuk menjadi kekasihnya.

"Nanti malem deh tanyain lagi." Ucap Ardan yang sekarang duduk didepan meja belajarnya dengan laptop yang sudah menyala dan menunjukan sebuah skripsi yang masih dalam tahap pengerjaannya itu.

SIKAPMU SEDINGIN BANDUNG [END] | PerthChimon (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang